Oleh : Yuke Octavianty
Islam moderat terus dihembuskan di setiap segi kehidupan. Salah satunya di bidang pendidikan. Sasaran empuk untuk memahamkan tentang Islam moderat kepada para pengajar dan peserta didik. Di madrasah-madrasah, pemahaman ini harus bisa disampaikan apik dalam mata ajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Demikian harapan pemerintah. Bahkan, Kementerian Agama Islam telah menginisiasi berbagai agenda pelatihan dan workshop untuk membekali para guru madrasah dengan pemahaman Islam wasathiyah.
Pengertian wasathiyah seperti ini diklaim telah sesuai dengan tafsir QS Al-Baqarah ayat 143,
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”
Mereka menyebut, bahwa umatan wasathan yang ada dalam ayat ini adalah umat pilihan. Yakni umat yang memiliki karakter at-tawassuth, yang diartikan bersikap sedang dalam semua urusan, tidak berlebihan dalam beragama dan tidak pula kurang. Juga bersikap adil, dalam hal ini, adil artinya berada di tengah, antara lebih dan kurang. Inti dari agenda ini adalah gerakan "cuci otak" tentang pemahaman Islam kaffah (menyeluruh).
Dalam Islam, seluruh aspek dan ajaran yang dicontohkan Rasulullah SAW, harus menyeluruh diterapkan. Namun, dalam pemahaman Islam wasathiyah, Islam tidak boleh terlalu "kental". Karena akan berakibat sikap radikal dan fanatik. Hingga berujung pada sikap intoleran beragama. Dan bermuara pada perpecahan masyarakat. Betulkah demikian?
Sebetulnya, ide Islam moderat, adalah agenda Barat yang tak menginginkan kebangkitan Islam terjadi. Mulai dari gebrakan agenda Hak Asasi Manusia, dan berbagai tuduhan negatif terhadap Islam. Karena Barat mengetahui dengan pasti, jika Islam bangkit, tentu akan mematahkan kekuatan Barat. Dengan segala upaya, kekuatan Islam dimampatkan. Hingga diharapkan tak terjadi. Namun, Allah-lah sebaik-sebaik pembuat rencana.
Islam yang kaffah, Islam yang menyeluruh pasti akan mengalami kegemilangannya kembali. Diperjuangkan atau tidak. Karena bangkitnya Islam adalah janji Allah. Dan Allah tak akan pernah menyalahi janjiNya. Islam yang diterapkan dengan menyeluruh, justru menghidupkan kembali nasib umat yang telah berada di ujung tanduk. Islam kaffah harus diperjuangkan. Untuk segala bidang kehidupan, mulai dari sosial, ekonomi, politik, budaya dan seluruh kehidupan bernegara. Karena sungguh, Islam tak sekadar aturan hidup yang mengurusi agama saja. Namun, Islam adalah aturan kompleks dalam kehidupan, yang mengatur segala aspeknya. Islam adalah aturan yang harus diterapkan untuk bernegara dan pengurusan seluruh kebutuhan rakyat. Dengan demikian, Islam menjadi rahmatan lil 'alamiin. Dengan aturan Islam, tak hanya muslim yang sejahtera. Akan tetapi, non muslim pun merasakan rahmat Allah melalui aturan Islam.
Lantas dari kacamata mana jika Islam diterapkan menyeluruh, akan menimbulkan radikalisme? Jangan pernah tertipu dengan agenda asing yang justru menyulut perpecahan dan menambah kesengsaraan kehidupan. Suka tak suka, Islamlah satu-satunya sistem yang wajib diperjuangkan. Karenanya, rahmat Allah SWT dari langit dan bumi akan selalu tercurah.
Tags
Opini