Oleh Mia Mulyati
(Pelajar dan Aktivis Dakwah)
Hijab sedang tren di kalangan millenial. Variasi gaya berhijab, model serta bahan sudah tak asing lagi diperbincangkan oleh kaum hawa apalagi untuk para remaja. Betul, enggak? Makanya enggak heran jika banyak perusahaan memproduksi hijab dengan berbagai gaya dan model supaya mengikuti perkembangan jaman. Bahkan ada juga yang melewati koridor syar’i yang sudah ditetapkan. Seperti membuat model hijab yang kurang menjulang menutupi dada, hanya sebatas menutupi kepala saja. Sangat disayangkan!
Sob, berhijab adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap wanita muslimah. Jadi, hukum dari berhijab alias memakai kerudung adalah wajib bagi setiap wanita muslimah yang sudah baligh. Kalau nggak pakai hijab, maka berdosalah kita. Menutup aurat bagi wanita terdiri dari jilbab dan khimar alias kerudung. Untuk dalil jilbab (gamis), Allah swt. berfirman,
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzaab: 59)
Sedangkan untuk kerudung itu sendiri, Allah Swt. berfirman,
“Katakanlah kepada wanita-wanita beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali....”.(Qs. An-Nuur: 31)
Lalu dalam dalil lain Allah telah memberikan gambaran orang yang berakhlak. Sebagaimana Allah berfirman,
“Kemudian Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (Q.S Shaad ayat 46)
Hijab juga mencerminkan kita sebagai seorang Muslimah, lho. Dengan kita berhijab, semua orang mengetahui bahwa kita adalah muslimah. Dengan hijab, kita juga bisa terhindar dari perbuatan yang tidak diinginkan alias merugikan. Tapi, sob, bukan berarti seorang berhijab enggak pernah melakukan kesalahan, ya. Karena fitrah manusia adalah tempatnya melakukan kesalahan. Enggak ada manusia yang sempurna karena kita makhluk Allah yang serba kekurangan.
So, jika ada muslimah yang berhijab melakukan perbuatan dosa, jangan salahkan hijabnya namun salahkan akhlaknya yang kurang akan pengetahuan agama. Seperti yang sedang viral akhir-akhir ini, banyak masyarakat awam yang kurang tsaqofah Islamnya, malah menyalahkan hijabnya. Katanya, “mending enggak berhijab dari pada berhijab malah melakukan kemaksiatan?” Wah, ini juga salah ya, sob. Sebab hijab dan akhlak adalah dua segi yang berbeda. Sehingga berbeda pula penerapannya.
Sobat, kalau kita lihat fenomena ini, kita bisa melihat bahwa masih banyak orang yang salah mengartikan hijab dan akhlak. Ini adalah bentuk dari ajaran Islam yang mulai tenggelam alias sudah mulai ditiadakan. Banyak orang yang keliru antara kewajiban dan kebaikan. Banyak orang berfirkir, kebaikan lebih penting dari pada kewajiban. Namun seharusnya keduanya sama-sama beriringan agar tercipta ketakwaan. Bukan memilih apalagi menyingkirkan salah satunya. Ini bukan diskusi, ya, sob! Sudah keharusan jangan sampai ditiadakan. Kebaikan dari akhlak akan mendapatkan balasan dari Allah dan kewajiban dari Allah kudu dilaksanakan tanpa pengecualian. Allah berfirman,
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Q.S Az Zalzalah ayat 7)
Sob, jangan sampai tertukar lagi ya, antara kewajiban berhijab dan akhlak. Berhijab adalah kewajiban yang Allah perintahkan dan akhlak adalah sifat dari manusia itu sendiri. Enggak ada hubungannya antara keduanya.
So, Islam sudah membagi semuanya dengan sempurna. Enggak ada deh yang terlewatkan sedikit pun. Jadi, jangan pernah menyalahkan hijabnya lagi tapi salahkanlah akhlaknya yang salah kaprah alias melenceng dari ajaran Islam yang semestinya. Tutuplah aurat untuk melaksanakan kewajiban, tuntutlah ilmu untuk memperbaiki akhlak dan perbuatan.
Wallahu ‘Alam Bishshawab.