Oleh: S.Nur Kholifah, SE
Masyarakat harus lebih hati-hati dan waspada, menyusul ditemukannya varian baru dari virus corona (Covid 19). Virus corona varian baru ini dinamakan B117. Varian baru ini lebih mematikan dan lebih cepat menular dibandingkan dengan yang sebelumnya. Hal itu sebagaimana dilansir ddari kompas.com/30/01/2021. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebutkan, ada beberapa bukti bahwa B117 bisa lebih mematikan dari varian lainnya, selain lebih menular.
Menurut epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman dilansir dari jateng.inews.id/29/12/2020, bahwa varian baru Covid 19 dari Inggris diduga telah menyebar ke Indonesia. Apalagi dikabarkan telah masuk di negara tetangga Indonesia yakni Singapura. Ini harus benar-benar diwaspadai oleh masyarakat apalagi oleh negara.
Meskipun Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) penanganan Covid 19 Wiku Adisasmito mengatakan, sampai saat ini Indonesia belum melaporkan varian baru virus corona dari Inggris.
(kompas.com/30/01/2021)
Namun di sisi lain, di tengah larangan masuknya warga negara asing (WNA) ke Tanah Air demi pencegahan penularan covid-19, justru tenaga kerja asing (TKA) bebas melenggang masuk ke Indonesia.
Di lansir dari kompas.com/23/01/2021. Sebanyak 153 TKA asal China masuk ke Indonesia pada 23 Januari 2021 lewat Bandara Soekarno-Hatta.
Informasi tersebut dibenarkan Kasubbag Humas Ditjen Imigrasi Ahmad Nursaleh ketika menanggapi isu kedatangan TKA asal China yang beredar di media sosial. Padahal banyak sekali terjadi penolakan dengan alasan banyak tenaga lokal yang di rumahkan akibat pandemi, namun pemerintah tidak menggubris sama sekali.
Sungguh miris kebijakan yang diberlakukan di negeri ini. Saat varian baru covid 19 makin mendekat dan diduga sudah menyebar di Indonesia, negara malah membebaskan warga
asing melenggang masuk melalui pintu resmi. Semestinya perlindungan terhadap rakyat menjadi pertimbangan utama dalam setiap kebijakan. Yaitu dengan melarang total masuknya orang asing ke wilayah Indonesia.
Tampak jelas bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh negara senantiasa didasarkan pada azas manfaat yang bersifat materi. Sehingga setiap keputusan dilihat dari untung dan rugi. Dampaknya keuntungan materi selalu nomer satu tanpa mempertimbangkan nyawa rakyat.
Inilah buah diterapkannya sistem kapitalis sekuler. Sistem ini telah gagal melindungi nyawa manusia dari pandemi. Sehingga banyak memakan korban.
Sistem kapitalis sekuler tidak hanya gagal melindungi nyawa manusia, bahkan juga tidak mampu menyelesaikan seluruh permasalahan umat. Pada dasarnya sistem kapitalis adalah sistem buatan manusia. Semua tahu bahwa manusia mempunyai fitrah yang lemah dan serba kurang, sehingga tidak pantas membuat aturan. Hasilnya jika manusia dipaksa membuat aturan, maka akan terjadi kerusakan dan kesengsaraan. Terbukti sistem ini tidak tuntas dalam mengatasi pandemi covid19, ditambah lagi muncul virus varian baru.
Untuk itu apabila manusia ingin menyelesaikan seluruh permasalahan secara tuntas, maka haruslah mengganti sistem ini dengan sistem Islam.Yaitu sistem yang bersumber dari Sang Pencipta. Dialah Allah yang Maha Pengatur.
Sudah seharusnya manusia untuk tunduk kepada hukum Allah, sebagai konsekuensi dari keimanannya. Disamping itu hanya Allahlah sebaik-baik pembuat hukum bukan yang lain. Sebagaimana firman Alloh dalam surat al maidah 50
اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ ࣖ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?
Islam mampu menyelesaikan seluruh problematika manusia, tak terkecuali masalah pandemi. Adapun solusi Islam adalah sebagai berikut : Pertama Islam mewajibkan negara untuk melakukan penguncian wilayah atau lockdown lokal bagi wilayah yang terdampak virus, sehingga virus tidak sampai menyebar dan meluas. Hal ini sebagaimana sabda nabi yang artinya "Apabila kalian mendengarkan wabah di suatu tempat, maka janganlah memasukinya, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu ada di tempat itu, maka janganlah keluar darinya. " (HR Imam Muslim).
Untuk itu negara tidak boleh membuka akses keluar masuk bagi TKA atau WNA, meskipun ekonomi yang menjadi alasan. Negara wajib melindungi nyawa rakyat, sebab menurut pandangan Islam nyawa seorang muslim lebih berharga dari dunia dan seisinya. Ini sebagaimana sabda Rasulullah "Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR Nasai, At Tirmadzi dan Al Baihaqi). Pada kondisi lockdown negara berkewajiban memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya dan apapun yang berkaitan dengan kondisi tersebut.
Kedua, melakukan rapid test dan swab terhadap rakyat, sehingga dapat diketahui mana yang sakit baik yang bergejala atau yang tanpa bergejala (OTG), mana yang terinfeksi dan mana yang tidak. Sehingga dapat dipisahkan antara yang sakit dan yang sehat. Bagi yang sakit baik yang bergejala dan yang OTG harus dikarantina agar virus tidak menular kepada orang lain. Orang yang sakit harus segera diberi pengobatan dengan pengobatan yang berkualitas dan gratis, karena untuk melindungi nyawa manusia.
Ketiga, rakyat diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan yaitu memakai masker, sering cuci tangan, jaga jarak dan menjauhi kerumunan. Hal ini dilakukan untuk memutus rantai virus.
Keempat, meningkatkan imunitas masyarakat yaitu dengan makan makanan yang bergizi dan pemberian vaksinasi yang halal, teruji dan aman. Pemberian vaksin dilakukan secara gratis sebab ini merupakan kewajiban negara untuk mengurusi rakyatnya.
Kelima, mengedukasi masyarakat akan bahayanya virus. Sehingga masyarakat akan mematuhi apa saja yang dianjurkan oleh negara.
Keenam, menjamin dan memfasilitasi rakyat agar berpola hidup sehat. Negara wajib memastikan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat perindividu. Terkait makanan, pembelajaran daring dengan pemberian kuota gratis dan pemenuhan lain pada saat dilockdown. Sebab mereka tidak bisa beraktivitas normal seperti biasa.
Itulah jurus ampuh untuk melawan virus pandemi. Jika itu semua diterapkan, maka dengan izin Allah tidak akan muncul virus varian baru covid (B117) yang dikenal lebih mematikan itu.
Waallahu'alam bhisowab