Seratus Tahun Nestapa, Tanpa Khilafah

Oleh: Yuke Octavianty

Telah seabad lamanya kita tanpa junnah. Tanpa perisai ummah. Seratus tahun lalu, Mustafa Kemal Attaturk, seorang antek Inggris, runtuhkan kejayaan Islam. Sejak saat itupun, segala atribut Islam mulai dihilangkan. Mulai dari bahasa Arab, cara berpakaian seorang muslim dan muslimah, bahkan hingga tatanan kenegaraan. Negara yang semula bersatu hingga 2/3 dunia, luluh lantak tak berdaya. Institusi yang semula melindungi ummat, kini tak bernyawa. Hilang. 

Perisai ummat, yaitu Khilafah menghantarkan kejayaan dan kegemilangan Islam dan seluruh kaum muslimin. Syariah dijunjung tinggi. Syariah pun ditaati. Tak heran, Islam pun menjadi agama rahmat untuk seluruh alam. Tak hanya dirasakan oleh kaum muslimin. Bahkan non muslim pun merasakan nikmatnya Kekhilafahan. Keadilan dan kemanusiaan ditegakkan. Agama dan aturan hidup adalah satu kesatuan tak terpisahkan. Hanya paham sesat, sekulerisme, yang membuat nestapa umat. Karenanya, kehidupan kini menjadi tak karuan. Sekularisme, paham yang memisahkan antara agama dan kehidupan. Hanya menimbulkan kemurkaan Sang Khalik. Sekularisme, menjadikan pemimpin tak amanah. Sekularisme, menjadikan umat terpecah belah.

Tak ada pilihan lain. Sekularisme harus segera dicampakkan. Segera ditinggalkan. Islamlah satu-satunya aturan yang shahih. Aturan yang langsung diturunkan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW pun mencontohkan kehidupan dengan aturan Islam yang diterapkan dalam bingkai Khilafah minhaj An Nubuwwah, satu-satunya cara untuk mencapai kesejahteraan umat. Lantas, apalagi yang harus kita tunggu? Perjuangkan Islam hingga akhir hayat. Allahlah sebaik-sebaik pembuat keputusan. Dan, fajar Khilafah pasti terbit. Innaka laa tukhlifuul mii'aad. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak