PAHLAWANKU SAYANG, PAHLAWANKU MALANG

 

Oleh: Siti Fatimah

 

       Tak terasa hari sudah berganti pekan,pekanpun berganti bulan dan bulan kini berganti tahun.Walau tahun 2020 sudah berganti,dan 2021 pun telah dijalani namun wabah covid-19 masih terus menyebar bahkan dengan verietas yang lebih ganas.Tidak sedikit jiwa yang sudah terenggut terutama tenaga kesehatan yang faktanya memang berada di garda terdepan.Ratusan nyawa sudah melayang akibat perang melawan covid-19. Maka siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab?

       Mengutip Kompas.com,sabtu (5/12/20) ketua umum tim mitigasi pengurus besar IDI (PBID) Adi Khumaide mengatakan ," angka kematian tenaga kesehatan naik hingga tiga kali lipat dalam kurun waktu pekan pertama pada Desember 2020".PBID menghimbau masyarakat agar menghindari kegiatan kerumunan dan atau yang melibatkan banyak orang serta tetap menjalankan protokol kesehatan.  Adi mengatakan tingginya angka kematian tenaga kesehatan dan bertambahnya angka kasus harian di Indonesia menjadi pengingat para tenaga medis untuk tetap waspada dan selalu menggunakan APD dalam menjalankan tugas. Namun pertanyaannya Apakah APD yang ada sudah sesuai standart? apakah senjata yang dimiliki sudah lengkap?

       Ibarat berperang tanpa membawa senjata yang lengkap,itulah nasib tenaga kesehatan di negeri yang kita cintai ini. Maka wajar jika ratusan korban bahkan dari tenaga kesehatan ikut berjatuhan. Padahal seharusnya ketika mereka berada di garda terdepan dalam melawan covid-19, sudah selayaknya mereka  di lengkapi APD yang mencukupi,vaksinasi,asupan gizi,serta kesejahteraan ekonomi. Namun apa yang kita saksikan hari ini malah sebaliknya.

       Ketikan kita merunutkan masalah-masalah yang telah terjadi di negeri ini maka semua ini tak lepas dari aturan yang digunakan masyarakat dalam berinteraksi.Yang seharusnya sebagai individu mukmin kita senantiasa terikat dengan aturan-aturan sang maha kuasa.Aturan-Nya akan melindungi setiap nyawa manusia.sebagaimana yang yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam khotbah politiknya ketika haji wada'.

      Tanpa alasan yang dibenarkan syara' maka tidak boleh menghilangkan nyawa orang lain dan terkait nyawa yang melayang disebabkan wabah,maka negara akan fokus dalam penanggulangan wabah.bukan mengabaikan keadaan demi mengejar pertumbuhan  ekonomi.terutama para tenaga kesehatan yang berada di barisan terdepan.mereka tidak akan di biarkan berperang dengan sengit dalam melawan wabah.negara akan berusaha semaksimal mungkin tuk mencari penyelesaian atas semua kebutuhan dalam mengatasi wabah.Semua itu hanya ada dalam negara yang menerapkan aturan Allah bukan yang lainnya.

Wallahu a’lam bi ash sawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak