Oleh. Mauli Azzura
بسم الله الرحمن الرحيم
Belasan tokoh ulama beserta dukun di Kabupaten Banyuwangi baru saja mendirikan Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) pada 3 Februari 2021. Meski baru terbentuk, komunitas tersebut mendapat sorotan karena bakal menggelar acara Festival Santet yang rencananya akan berlangsung pada Bulan Suro, sekitar Agustus-September mendatang.
Festival Santet tersebut mendapat sorotan dari berbagai kalangan, mulai dari pelaku pariwisata hingga Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Perdunu didesak untuk menghilangkan kata "santet" dan "dukun" dalam kegiatan dan nama komunitasnya.
Melalui dialog dengan berbagai pihak, Perdunu akhirnya menghapus kata "santet". "Jadi kami skip dulu kegiatan tersebut, karena kata santet itu yang memicu viral dan kegaduhan di dunia maya. Banyak yang masih bingung dan termakan makna negatif santet," kata deklarator Perdunu, In'amul Muttaqien kepada IDN Times, Sabtu (13/2/2021). ( https://jatim.idntimes.com/news/jatim/faiz-nashrillah/polemik-perdunu-rencana-gelar-festival-santet-menemukan-titik-temu-regional-jatim )
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا .
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.
(QS. An-Nisa. 48)
Ketua Muhammadiyah Dadang Kahmad pun menanggapi Festival Santet di Banyuwangi yang akan diselenggarakan oleh Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) pada bulan Suro, sekitar Agustus-September mendatang. Menurut Dadang, acara tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama Islam karena bersifat syirik atau menduakan Allah SWT.
"Muhammadiyah dengan tegas, santet oleh dukun itu dilarang oleh agama karena itu mencelakakan dan berlaku tidak jantan,” kata Dadang saat dihubungi IDN Times, Senin (15/2/2021).
(https://www.idntimes.com/news/indonesia/fitang-adhitia/festival-santet-di-banyuwangi-muhammadiyah-dilarang-agama)
Dalam Islam Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan. Dari segi istilah, syirik adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Adapun orang yang melakukan syirik disebut musyrik, yakni seorang musyrik ialah dia yang melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk (manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah, seperti me-nuhan-kan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.
Adapun contoh syirik ialah,
1. Menyembelih suatu binatang bukan karena Allah, tetapi untuk dipersembahkan pada patung-patung.
2. Meminta pertolongan yang bukan dari Allah, tetapi melalui dukun dan paranormal.
3. Menyembah kepada selain Allah.
4. Meminta rezeki kepada selain Allah melainkan pada jin dan setan.
Kalaupun dalam sebuah kehidupan manusia, mereka melakukan syirik dengan pembenaran karena mengikuti tradisi nenek moyang, maka islam datang dengan Al-Qur'an yang dibawa Rasulullah dengan Firman-firman Allah dan Hadist dari sabda Rasulullah.
"Setiap bayi dilahirkan atas dasar fitrah (kemurnian tauhid), sampai lisannya bisa berbicara secara jelas (mumayyiz), maka bapak-ibunya yang membuatnya yahudi, nasrani, atau majusi.
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Sudah dijelaskan bahwa manusia memiliki pilihan penuh untuk melakukan apa yang dikehendaki dalam menjalani kehidupan didunia. Dan wajib bagi umat islam untuk meyakini adanya Al-Qur'an. Islam datang dari Allah kepada nabi Muhammad untuk memberikan pedoman dan jalan yang lurus pada manusia. Maka hendaklah syirik, sekalipun itu termasuk tradisi dari nenek moyang maka tetaplah menjadi perbuatan yang bisa menjerumuskan manusia dalam dosa. Sebagaimana Firman Allah,
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا بَلْ نَتَّبِعُ مَآ اَلْفَيْنَا عَلَيْهِ اٰبَاۤءَنَا ۗ اَوَلَوْ كَانَ اٰبَاۤؤُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ شَيْـًٔا وَّلَا يَهْتَدُوْنَ.
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab, "(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya)." Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk".
(QS. Al-Baqarah 170)
Dijelaskan bahwa apabila para nabi diharuskan mengikuti tradisi kaumnya atau nenek moyang nya, mungkin sekarang pun kita tidak akan mengenal islam dan kemungkinan masih menyembah berhala. Islam datang membawa petunjuk berupa Al-Qur'an dengan sebenar-benar ajaran.
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْٓا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ࣖ.
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk."
(QS. Al-An'am. 82)
Adapun akibat dari perbuatan syirik seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadist, yakni:
1. Dijanjikan mendapat siksa neraka.
(QS. Al-Imran. 106)
2. Menjadi musuh Allah.
(QS. Al-Baqarah. 98)
3. Perbuatan syirik dapat menghapus seluruh amal.
(QS. Al-An'am. 88)
4. Menjadikan pelaku tindak kedzaliman.
(QS. Luqman. 13)
5. Syirik membuat tidak diterimanya sholat.
"Barang siapa yang mendatangi tukang ramal dan meminta untuk mengabarkan sesuatu, kemudian ia membenarkan perkataannya maka tidak diterima sholatnya empat puluh hari."
(HR. Muslim no.2230)
6. Syirik adalah dosa besar.
"Dosa yang paling besar dari dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah."
(HR. Bukhari)
Pentingnya peranan orang tua dalam mencetak generasi islam serta mewujudkan peradapan secara kaffah, membutuhkan upaya orang tua yang berkualitas dan berhiaskan ilmu. Orang tua dituntut untuk memberikan pendidikan dan pemahaman dalam tahap perkembangan anak, menunjukan yang Haq dan yang bathil sangat berpengaruh dalam kehidupan anak termasuk memperkenalkan kemusyrikan yang sudah terang-terangan terjadi di masa kini, terutama peran ibu. Dari sinilah peran ibu yang sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya, perlu belajar dan harus bisa berpikir jernih dalam menghadapi dan memberi pemahaman tentang kesyirikan yang bisa menjauhkan generasi dari ajaran islam.
Dan didalam islam sudah jelas antara yang Haq dan bathil, sekalipun didalamnya mengatasnamakan islam dan Allah, maka kaum muslimin wajib beriman dan hanya menyembah kepada Allah tanpa terkecuali.
Wa llahu a'lam Bishowab