Oleh: Nabila Zidane
(Forum Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban)
Menulis opini itu semudah menulis status, enjoy aja, jangan jadi beban. Memang benar adanya berawal dari komentar singkat di medsos yang membuat tangan ini gatal ingin membuat tulisan panjang dengan harapan banyak pembaca di luar sana khususnya muslim dapat memahami akan syariat Islam sebagai solusi berbagai masalah kehidupan. Sedih aku tuh melihat saudara kita sesama muslim justru ikut-ikutan phobia dengan agamanya sendiri.
Seperti yang telah di sampaikan oleh Hanif Kristianto, pengamat politik dan media sekaligus founder creator nulis bahwa opini merupakan sikap, pandangan atau tanggapan seseorang terhadap suatu fakta dan kebenarannya relatif tergantung pemikiran yang diadopsi orang tersebut.
So, buat kita yang sudah mewakafkan diri sebagai penulis ideologis tentu saja rasa tulisan kita harus berujung kepada solusi Islam demi melawan ide-ide batil yang digencarkan musuh-musuh Islam di luar sana. Penulis kebatilan aja istikamah masak kita istirahat?
Berusahalah menyenangi dunia kepenulisan, dan menikmati setiap proses tulisan. Karena apa yang sedang kita lakukan ini merupakan dakwah bil qalam yang insyaallah pahala jariyah akan terus mengalir bahkan di saat kita tidur ataupun meninggalkan dunia ini. Selama masih ada yang membaca tulisan kita lalu tercerahkan olehnya, maka insyaAllah pahala akan terus menghampiri kita walau di alam yang berbeda.
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebar¬luaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan, sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya.”
(HR. Imam Ibnu Majah).
Namun Seringkali hambatan itu datang bukan dari luar, tapi dari diri kita sendiri, betul?
Hambatan terbesar menulis opini seperti tidak update berita dan informasi. Padahal kegiatan penulis opini itu membaca, melihat, dan mendengarkan berita, bukan lihat promo produk online. Jadi, kita dilarang kudet ya, tidak boleh ketinggalan berita, apalagi melewatkan momen yang viral.
Hambatan lainnya adalah malas membaca, gak sempat atau sibuk (emang penulis kerjaan pengangguran?), gak punya ide, bingung dan masih banyak lagi.
Tips Menulis Opini
Sebagaimana teknik dasar menulis, menulis opini juga tidak jauh berbeda dengan menulis tema lainnya. Teknik dasarnya: Prewritting, writting, reading, editing, publishing. Namun jika kita ingin handal menulis opini, maka:
(1) Berikan waktu khusus untuk menulis dan berlatihlah setiap hari. Masak kalah sama artis band Korea. Mereka tuh demi menjadi ahli menari dan meliuk-liuk macam tulang lunak harus latihan menari selama 11-12 jam sehari mulai dari usia 10 tahun.
(2) Komitmen, misalnya sehari satu tulisan. Tanpa komitmen, menulis hanya akan jadi angan-angan atau mimpi semata.
(3) Harus sabar dalam membaca, sabar dalam menunggu tulisan dimuat atau tidak. Kalo ditolak pindah aja ke lain hati, dunia tak selebar daun kelor. Posting aja di sosmed kita. Sejelek-jeleknya tulisan pasti ada jodoh pembacanya.
(3) Tentukan tema apa yang mau dibahas. Berita apa yang mau dijadikan bahan tulisan. Ambil bahasan atau isu yang masih panas lagi hangat. Lebih-lebih tema atau isu yang sedang viral, bakalan laris manis terjual.
(4) Buat kerangka tulisan, agar tulisan tidak melebar kemana-mana kayak emak-emak curhat. Kalo perlu buatlah sub judul dalam tulisanmu agar pembaca juga gak malas baca tulisan kita yang muter-muter kayak gasingan.
(5) Gunakan bahasa jurnalistik: singkat, padat, jelas, dan lugas, kalimat aktif. Usahakan setiap paragraf mengandung makna penting.
(5) No Jumping Conclution
Kebanyakan artikel yang ditulis mengalami jumping conclution atau kesimpulan melompat. Hal itu terjadi karena keinginan kuat menyampaikan ide Islam kafah kepada pembaca.
Contoh: BBM Naik, maka kembali pada ideologi Islam, Bencana Merajalela .. untuk itu perlunya menegakkan khilafah Islam
(7) Posisikan penulis sebagai pembaca. Artinya saat tulisan telah jadi, coba deh dibaca ulang. Jika dirimu saja bingung sama tulisanmu apalagi yang akan membacanya, tul nggak?
(8) Bergabunglah bersama komunitas menulis. Punya tentor menulis akan banyak membantu kita utk terus memperbaiki kualitas tulisan kita. Bergabung dengan komunitas menulis juga menambah suntikan semangat dalam berkarya. Never ending nulis.
Oke gaes semangat menulis ya? Jika sudah niat, maka segera lakukan karena waktu tak pernah berputar ulang seperti di film "The Terminator" yang bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki nasib dunia. Lakukanlah detik ini karena siang, sore ataupun malam nanti belum tentu kita masih ada di dunia.
Imam Ahmad bin Hambal, seorang ulama salaf, pernah mengingatkan kita, “Jika ada peluang untuk mengerjakan kebaikan, lekaslah engkau kerjakan kebaikan itu, sebelum datang sang pemisah, antara dirimu dengan kebaikan itu.”
Wallahu a'lam