Memaknai Aspirasi dan Inspirasi Agama



Oleh : Suhartini

Aspirasi dan inspirasi merupakan istilah yang sering kita gunakan untuk memotivasi diri menuju perbaikan atau keberhasilan dalam suatu  pekerjaan atau  usaha. Istilah Aspirasi menurut Kamus Besar Bahasa Iindonesia adalah harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang, sedangkan Inspirasi adalah ilham. (kbbi.web.id)

Istilah Aspirasi dan inspirasi baru-baru ini menjadi bahasan disebabkan oleh pernyataan oleh Menteri Agama (Menag) yang baru. Menurut Menag Yaqut Cholil Qoumas ingin menjadikan agama sebagai inspirasi dan bukan sebagai aspirasi. Hal itu ia katakan dalam acara serah terima jabatan Menteri Agama di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (23/12/2020). "Melalui Kementerian Agama ini, saya ingin menjadikan agama sebagai inspirasi, bukan aspirasi. Itu kalau di-breakdown akan luar biasa," kata Yaqut dalam acara serah terima jabatan yang disiarkan secara daring. (kompas.com)

Pernyataan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, yang menyebut agama itu bukan aspirasi dinilai tidak tepat. Pasalnya, relasi antara agama dan negara di Indonesia mengalami proses dialektis. Begitu disampaikan Ketua Umum Ikatan Alumni (IKAL) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, TB Ace Hasan Syadzily, saat menjadi narasumber dalam webinar bertajuk “Refleksi Pemikiran Alumni UIN”, Senin (4/1). (harianaceh.co.id)

Ini tentu berbeda dengan Menag sebelumnya, Fachrul Razi yang purnawirawan jenderal itu. Saat usai dilantik beliau secara eksplisit menegaskan: akan segera action, turun lapangan menangani problem intoleransi, radikalisme, dan terorisme dengan pendekatan antara lain: membenahi kurikulum pendidikan agama dan menindak tegas bagi yang melanggar ketentuan hukum, bahkan jika ada ASN di kementeriannya yang bangkang tidak segan-segan untuk dicopot. (uin-malang.ac.id)



Miris, dimana Menag merupakan lembaga yang peruntukannya untuk melindungi kemaslahatan umat, justru terkesan mengabaikan kepentigan umat. Sungguh sangat jauh sekali dari tugas dan fungsi dari lembaga tersebut yang seharusnya menyelenggarakan urusan di bidang keagamaan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Agama menyelenggarakan fungsi: perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keagamaan; pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Agama; pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agama; pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Agama di daerah; pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; dan pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.  

 

Dilihat dari fungsi dan tugas lembaga tersebut, justru melenceng jauh, karena setiap pergantian pimpinan dalam lembaga tersebut selalu membawa misi untuk mementingkan kepentingan dari para penguasa. Ini tentu tidak heran karena lembaga tersebut dibentuk oleh sistem yang memisahkan agama dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh mereka selalu mengarah kepada perpecahan dalam umat. Pemikiran Umat didoktrin untuk hanya memikirkan dunia, dan menjadikan agama sebagai nilai prestise. Agama hanya dijadikan kebutuhan spiritual bukan dasar dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengurusan umat hanya pada pokok-pokok saja yang ujungnya memihak pada kepentingan penguasa bukan pada kepentingan dan kemaslahatan umat.

 

Islam adalah aspirasi dan inspirasi  untuk solusi

Istilah Aspirasi dan inspirasi dalam  islam justru memiliki arti yang sangat mendalam, yang dapat kita lihat dari firman Allah :

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” (QS al-Baqarah: 31)

Ayat ini menunjukkan sumber gagasan di alam semesta berasal dari Allah SWT dan diajarkan kepada manusia pertama di muka bumi, yakni Nabi Adam alaihissalam. Tanpa campur tangan Allah SWT, kebodohan akan tetap menyelimuti alam semesta. Ayat ini juga memastikan siapa saja manusia yang mengambil inspirasi dari Zat Pemilik alam semesta, merekalah manusia yang benar dengan sebenarnya. Adapun manusia yang mengabaikan Tuhannya, mereka pasti masuk dalam jurang kesesatan.

Manusia berakal sehat yang pemikirannya telah terisi kebenaran ajaran Islam akan membatasi dirinya dalam mengeluarkan gagasan, agar tidak kontraproduktif dengan kebenaran yang diyakininya. Tak akan serampangan dalam bertutur kata.

Setiap aspirasi yang bersumber dari dalil-dalil syariat adalah legal dan konstitusional. Dalam Islam, ayat suci wajib di atas ayat konstitusi. Salah besar menyejajarkan aspirasi Islam dalam kehidupan politik dan pemerintahan sebagai konspirasi menghancurkan kekuasaan yang sah. Hanya kejahilan pemimpin Quraisy saja yang menuduh aspirasi politik Muhammad Saw. untuk meletakkan kedaulatan hanya milik Asy Syari’ (Allah) sebagai bentuk konspirasi menghancurkan Makkah dan memecah belah bangsa Arab. Maka, umat Muhammad Saw. harus melek sirah dan tarikh Islam yang telah mengajarkan keunggulan politik Islam agar tidak “dipolitiki” para pemuja dunia.

Pencegahan upaya merongrong kekuasaan (makar maupun kudeta), memecah-belah kesatuan umat dan warga negara, diberi solusi oleh syariat Islam dengan satu jalan yakni kesatuan kepemimpinan umat Islam di seluruh dunia. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

 “Jika ada orang yang datang kepada kalian, ketika kalian telah sepakat terhadap satu orang (sebagai pemimpin), lalu dia ingin merusak persatuan kalian atau memecah jemaah kalian, maka perangilah ia.(HR Imam Muslim, no 1852). (muslimahnews.com)

Oleh karena itu islam adalah solusi dalam pemecaham  masalah untuk mencapai kemaslahatan umat. Dengan penerapan syariat Islam  maka akan membawah keberkahan bagi dunia. Karena hukum syariat bersumber dari sang pencipta Allah SWT.***Wallahu A’lam Bisshawab***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak