Krisis Ekonomi Global, Islam Solusinya



 
By  : Umi Farhan

Jakarta, KOMPAS.com -
Presiden Joko Widodo menyebut bahwa krisis ekonomi global akibat pandemi virus corona (Covid 19) mengerikan.

Menurutnya, kondisi mengerikan ini tidak hanya dirasakannya, namun hampir seluruh kepala pemerintahan.
Dari waktu ke waktu prediksi ekonomi dunia tidak semakin baik, bahkan semakin memburuk.

Penyebab Utama
Dalam perspektif ekonomi Islam 
Penyebab utama krisis ekonomi dan keuangan di antaranya :
Pertama, kelakuan buruk pelaku ekonomi. Yaitu keserakahan, individualis, hedonisme, spekulasi, gharar dan curang.
Dari sisi ini, spekulasi (judi dan gharar) dan hedonisme telah menjadi akar penyebab utama krisis keuangan.

Gaya hidup hedonis adalah upaya untuk menghindari penderitaan dengan cara mencari kesenangan hidup melalui maksimalisasi kemanfaatan sumber daya yang ada.
 Di antara ciri gaya hidup hedonis adalah menumpuk-numpuk kekayaan. 

Perilaku buruk lainnya adalah monopoli, penimbunan, kontrol harga, manipulasi, informasi asimetris (tidak seimbang), tidak ada keadilan distributif, keserakahan, dll. Semua itu juga dapat memicu krisis keuangan.

Kedua, faktor dan peristiwa eksternal (eksogen). 
Seperti siklus bisnis, bencana alam, wabah penyakit menular, sistem moneter internasional, ketidakstabilan politik dan ketidakstabilan sosial.

Ketiga, tata kelola yang buruk. 
Hal tersebut terjadi di lembaga-lembaga publik dan swasta; termasuk administrasi yang buruk, korupsi, kontrol harga, kurangnya regulasi, kurangnya pengungkapan dan orang yang salah di tempat yang salah termasuk menjadi penyebab utama krisis ekonomi.

Islam memerintahkan agar menempatkan orang yang berkualitas pada posisi yang sesuai kemampuannya. Dengan begitu setiap urusan akan diurus oleh orang yang tepat.

Keempat, sistem moneter/keuangan yang tidak stabil. Ketidakstabilan tersebut termasuk sistem bunga ribawi, uang kertas, sistem perbankan cadangan fraksional, sistem leverage, derivasi produk dan penciptaan kredit melalui kartu kredit.

Riba era modern ini dapat berupa: sistem bunga,sistem uang kertas,sistem perbankan cadangan fraksional,sistem leverage,turunan dan sistem kartu kredit .
Sistem Perbankan Cadangan Fraksional, Suku Bunga dan Uang Fiat. Ini telah menjadi penyebab utama krisis keuangan. Unsur - unsur ini adalah pilar utama sistem keuangan konvensional yang mengandung riba dan dilarang dalam perspektif ekonomi Islam. 

Rasulullah saw bersabda:
إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ، فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ

Ketika zina dan riba telah meluas di sebuah komunitas, maka mereka (penduduk) telah membiarkan hukuman Allah bagi diri mereka sendiri (HR ath-Thabarani dan al-Hakim).

Kelima, sistem fiskal yang tidak berkelanjutan.
Di antaranya termasuk defisit fiskal yang tidak berkelanjutan, pajak yang berlebihan, utang negara yang berlebihan, pengeluaran yang berlebihan, manajemen persediaan komoditas strategis yang buruk dan sistem fiskal yang tidak efektif.

Mencegah Krisis Ekonomi Global

Berdasarkan kelima penyebab utama krisis tersebut, upaya mencegah krisis ekonomi global adalah dengan beberapa cara yaitu :
Pertama, mengubah perilaku buruk pelaku ekonomi. 
Untuk mengubah pola pikir dan pola sikap para pelaku ekonomi ada beberapa langkah:

Tanamkan pada diri seseorang akidah Islam sebagai landasan dalam berpikir yang akan mempengaruhi tingkah lakunya yang luhur.

Pelaku ekonomi juga semestinya hidup dalam suasana keimanan. Bergaul dengan orang-orang yang saleh. Dengan begitu akan smakin menguatkan iman dan taqwa, sehingga terbentuk kepribadian yang mulia.

Ketika hubungannya dengan Allah dekat, Insya Allah ia akan merasa mudah untuk menjalankan Islam dalam kehidupan sehari-hari secara kafah. 

Kedua, tata kelola pemerintahan sesuai syariat. 
Politik Ekonomi  Islam bertujuan  untuk memberikan jaminan pemenuhan pokok setiap warga negara (Muslim dan nonmuslim) sekaligus mendorong mereka agar dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier sesuai dengan kadar individu yang bersangkutan yang hidup dalam masyarakat tertentu.

Ketiga, kestabilan sosial dan politik. 
Berdasarkan tata kelola pemerintahan dalam Islam, Khilafah akan melaksanakan dan memantau perkembangan pembangunan dan perekonomian dengan menyentuh tingkat kesejahteraan masyarakat yang sebenarnya, bukan hanya pertumbuhan ekonomi.

Karena itulah indikator ekonomi tidak bisa dilepaskan dari indikator sosial dan hukum; misalnya indikator terpenuhi atau tidaknya kebutuhan primer setiap warga negara yang meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan, indikator tingkat kemiskinan, ketenagakerjaan, pengangguran, serta kriminalitas. 

Dengan begitu pertumbuhan ekonomi bukan indikator,target dan asas utama bagi pembangunan. Melainkan kestabilan sosial dan politik.

Keempat, menstabilkan sistem moneter. 
Upaya menstabilkan sistem moneter dengan cara mengubah dominasi dolar dengan sistem moneter berbasis dinar dan dirham. Ada beberapa keunggulan sistem dinar-dirham di antaranya: 

1) Dinar-dirham merupakan alat tukar yang adil bagi semua pihak, terukur dan stabil. Dalam perjalanan sejarah penerapannya, dinar-dirham sudah terbukti sebagai mata uang yang nilainya stabil karena didukung oleh nilai intrinsiknya.

 2) Tiap mata uang emas yang digunakan di dunia ditentukan dengan standar emas. Ini akan memudahkan arus barang dan uang  sehingga hilanglah problem kelangkaan mata uang kuat (hard currency) serta dominasinya.

Amerika Serikat telah menjadikan dolar sebagai alat untuk mempermainkan ekonomi dan moneter suatu negara. Bahkan Amerika sebagai pencetak dolar bisa dengan mudahnya bisa membeli barang - barang dari negara - negara berkembang dengan mata uang dolar yang mereka miliki. 

Mengganti perputaran kekayaan di sektor non-riil atau sektor moneter yang menjadikan uang sebagai komoditas menjadi ke arah sektor riil. Sektor ini, selain diharamkan karena mengandung unsur riba dan judi, juga telah menyebabkan sektor riil tidak bisa berjalan secara optimal.

Prof. Maurice Allais, peraih Nobel tahun 1997 melakukan penelitian dalam tulisannya, “The Monetery Condition of an Economiy of Market,” yang menyebut hasil penelitiannya yang melibatkan 21 negara besar, bahwa uang yang beredar disektor non-riil tiap hari mencapai lebih dari 440 miliar US$; sedangkan disektor riil hanya sekitar 30 miliar US$ atau kurang dari 10%. 

Inilah penyebab utama krisis keuangan global. Karena itulah uang hanya dijadikan semata-mata sebagai alat tukar dalam perekonomian.
Di dalam sistem Islam,semua uang akan bergerak disektor riil sehingga roda ekonomi akan berputar secara optimal.

Kelima, menstabilkan sistem fiskal. 
Dalam sistem ekonomi Islam dikenal tiga jenis kepemilikan yaitu : kepemilikan pribadi; kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Seluruh barang yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak dan masing-masing saling membutuhkan, dalam sistem ekonomi Islam, terkategori sebagai barang milik umum. 

Benda-benda tersebut tampak dalam tiga hal berupa fasilitas umum, barang tambang yang tidak terbatas,sumber daya alam yang sifat pembentukannya menghalangi untuk dimiliki oleh individu. Kepemilikan umum ini dalam sistem ekonomi Islam wajib dikelola oleh negara dan haram diserahkan ke swasta atau privatisasi.

Dalam sistem Islam, Pemerintah akan melaksanakan politik dalam dan luar negeri. Politik dalam negeri adalah melaksanakan hukum-hukum Islam termasuk pengelolaan sumber daya alam, sedangkan politik luar negeri menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia.

Pelaksanaan politik dalam dan luar negeri mengharuskan Khilafah menjadi negara yang kuat dari sisi militer sehingga mampu mencegah upaya negara-negara imperialis untuk menguasai wilayah Islam dan SDA yang terdapat di dalamnya.

Dengan demikian penguasaan dan pengelolaan SDA di tangan negara tidak hanya akan berkontribusi pada kemananan penyedian komoditas primer untuk keperluan pertahanan dan perekonomian Khilafah, tetapi juga menjadi sumber pemasukan negara yang melimpah pada pos harta milik umum. 

Setiap warga negara, baik Muslim maupun ahludzimmah, akan mendapatkan jaminan untuk mendapatkan kebutuhan pokok barang seperti sandang, pangan dan papan; juga kebutuhan pokok dalam bentuk jasa seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan secara murah bahkan bisa gratis.

Khilafah yang direpresentasikan oleh negeri negeri-negeri Muslim saat ini memilik sumber daya alam yang luar biasa melimpahnya. 

Sumber Daya Alam (SDA) merupakan faktor penting bagi kehidupan umat manusia, yang saat ini dikuasai oleh negara-negara penjajah baik secara langsung maupun melalui korporasi-korporasi mereka. Karena itu untuk mengembalikan kedaulatan umat atas kekayaan SDA yang mereka miliki harus ditempuh dengan menegakkan kembali Khilafah. 

Islamlah satu-satunya sistem yang mampu mewujudkan kesejahteraan dan solusi bagi krisis ekonomi global yang melanda negeri - negeri kaum muslimin. Saatnya umat Islam bersatu memperjuangkan agar syariat Allah tegak di muka bumi.

WalLahu a’lam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak