Oleh : Ummu Ahsan.
Syurga di bawah telapak kaki ibu. Itu adalah slogan yang dulu paling saya suka sejak kecil. Masa kecil adalah masa dimana ingin mencari tau makna kata kata yang belum pernah didengar. Apa itu syurga dll. Saking penasarannya maka tanyalah pada ibu guru, dan ibu guru pun menjawab. "Syurga adalah tempat bagi orang orang yang berbuat baik".
Saking polosnya saya sebagai anak kecil, maka dicarilah syurga itu di bawah telapak kaki "emak". Di angkatlah kaki "emak" di balik dan tanya sama emak. " Mak, katanya syurga ada di bawah telapak kaki emak. Kok gak ada?". Otomatis tertawalah si emak. Maksudnya bukan secara nyata nak. Itu hanya slogan. Jika kita berbuat baik sama orang tua. Khususnya ibu maka syurga menantimu".
Maa syaa Allah. Semoga kita semua termasuk anak anak yang sholeh dan sholehah menjadi penerang dan bermanfaat bagi orang tua.
Pendidikan sederhana yang diberikan emak kepada saya dulu sangat sederhana tapi mengena. Bagaimana cara "unggah ungguh" dalam bersikap kepada orang tua. Atau orang yang lebih tua. Bagaimana bertutur kata kepada mereka. Bahkan sampai Nabi pun melarang kita mengucapkan kata "ah" sama orang tua kita. Bagaimana cara berjalan kita ketika bersama orang tua atau yang lebih tua. Bagaimana bersikap ketika duduk bersama orang tua atau orang yang lebih tua. Maa syaa Allah semua nya diatur dalam islam.
Al umm wa rabbatul bayt. "Ibu adalah madrasah pertama bagi anak anak nya". Dan ini shahih. Bagaimana sejak dalam kandungan ibu adalah orang yang paling pertama mendengarkan kita ayat ayat suci Al- Qur'an. Ibu yang pertama mengelus elus kita dengan kasih sayang. Ketika perut bertambah besar, dan mereka berjuang untuk melahirkan kita dengan bertaruh nyawa. Maa syaa Allah. Begitu besar perjuangan ibu untuk kita sampai saat ini.
Makanya Allah melarang kita untuk berkata kasar pada ibu. Siramilah hati ibu dan ayah kita dengan curahan kata kata kasih. Sikap santun dan sopan. Membantu mereka ketika sedang longgar ataupun sempit. Rawatlah ketika mereka tua. Dan doakan jika sudah di alam barzah.
Yuk.. yang orang tuanya masih hidup. Kita berlomba lomba untuk mencurahkan kasih sayang untuk mereka.
Anak anak sholeh dan sholehah akan selalu memuliakan orang tua. Akan selalu menghormati mereka. Karena orang tua mereka memberikan teladan seperti itu. Nah... bagaimana dengan anak anak gaul di era milenials ini sob?? Apakah gara gara ibu yang sibuk bekerja di pasar, di kantor di sawah atau di pabrik, sehingga tidak sempat memberikan nasehat nasehat atau memberikan pengajaran pada anak. Sehingga anak menjadi "ucul" dan tidak terkendali. Astaghfirullah. Mirisnya anak anak jaman milenials ini. SMP sudah hamil. Kenal narkotik. Miras. Seks bebas. Naudzubillahimin dzalik. Jauhkanlah anak cucu kami dari hal hal yang membuatMu murka ya Rabb. Rabbi habli minasholihin.
Dan baru baru ini heboh berita anak memenjarakan ibu. Kenapakah gerangan? Simak ulasan berikut ini.
Detikcom, Sabtu (9/1/2021). Melansir. Seorang anak melaporkan ibu kandungnya ke polisi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kini sang ibu yang berinisial S (36) mendekam dalam sel tahanan Polsek Demak Kota.
"Ditahan sejak kemarin di Polsek (Demak) Kota. Karena berkasnya sudah lengkap atau P21," ujar kuasa hukum terlapor S (36), Haryanto saat dihubungi detikcom, Sabtu (9/1/2021).
Haryanto menjelaskan perempuan yang sehari-hari berjualan pakaian di Pasar Bintoro tersebut ditahan setelah menjalani tes swab virus Corona di rumah sakit. Setelah dinyatakan negatif virus Corona, S kemudian ditahan.
"Kemarin itu pagi setelah dari Polres diajak ke rumah sakit oleh penyidik, di sana di-rapid, hasilnya negatif, habis zuhur Jumatan itu, penandatanganan tahanan. Karena berkas sudah P21, berkas dinyatakan lengkap," ujarnya.
Haryanto menguraikan, S dilaporkan oleh anak pertamanya yang berinisial A (19). S yang telah berpisah dengan suaminya ini memiliki tiga anak. Setelah perceraian itu, A ikut dengan ayahnya tinggal di Jakarta. Sedangkan adiknya yang masih remaja dan balita tinggal bersama ibunya di Demak.
Konflik pertama muncul, kata Haryanto, saat mantan suami S mengambil anak balita mereka tanpa sepengetahuannya.
Hingga akhirnya mantan suami dan anak pertama S datang ke Demak pada 21 Agustus 2020. Kedua orang itu, kata Haryanto, lebih dulu ke rumah Lurah dan RT setempat sebelum mendatangi rumah S.
Lalu ayah dan anak itu mendatangi rumah S bersama perangkat desa.
"Terus dia (A) masuk, terus nyari bajunya. Ibunya jengkel, bilang ke anaknya, suruh minta belikan ayahnya, 'karena sudah ikut ayahmu yang katanya uangnya banyak'," cerita Haryanto.
Kemudian A tetap mencari bajunya. Hingga akhirnya sang ibu berkata bahwa baju-baju A telah dibuangnya.
"Kemudian anak tersebut mencari di lemari nggak ada, sambil ngomel-ngomel. Ibunya bilang, wes (sudah) tak buang," terang Haryanto
Haryanto mengungkap, A sempat mendorong ibunya hingga jatuh. Menurutnya, saat sang ibu akan kembali berdiri reflek menyentuh anaknya.
"Itu kena kukunya, tapi ibunya juga tidak merasakan kalau kena kukunya, sampai divisum itu muncul dua cm di pelipis anak. Setelah itu ya sudah, karena masih banyak orang, dilerai dan setelah itu pak lurah dan pak RT pulang dan sudah selesai," urainya.
Berbekal hasil visum luka tersebut, lanjut Haryanto, S dilaporkan sang anak kepada polisi keesokan harinya yakni 22 Oktober 2020 dengan dugaan penganiayaan dan kekerasan dalam rumah tangga. S dijerat dengan Pasal 44 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT subsider Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan.
Astaghfirullah. Kurangnya bekal ilmu agama jadilah anak yang hilang kasih sayang pada orang tuanya. Mudah marah. Mudah menyalahkan orang dan bersifat pendendam. Naudzubillahimin dzalik.
Ada lagi baru baru ini juga seorang Anak di NTB Ingin Penjarakan Ibu Kandungnya Gara-gara Sepeda Motor. Astaghfirullah yuk simak beritanya.
Tribunnews.com. Lombok. Senin, 29 Juni 2020 16:24 WIB melansir - M (40), warga asal Lombok Tengah, Nusa Tengara Barat (NTB) datang ke Mapolres Lombok Tengah hendak melaporkan ibu kandungnya K (60), ke polisi.
Kepada polisi, M hendak melaporkan ibu kandungnya karena masalah motor.
Namun, laporan M malah ditolak langsung oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono.
Penolakan laporan itu pun viral di media sosial Facebook dan Youtube.
Priyo meminta permasalahan ini untuk diselesaikan secara kekerluargaan.
Berikut fakta selengkapnya :
Sebuah video yang memperlihatkan Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono menolak laporan seorang anak asal Lombok Tengah berinisial M (40) yang ingin memenjarakan ibu kandungnya, K (60) viral di Facebook dan YouTube.
Dalam video berdurasi 14 menit, tampak terlihat M duduk bersama Priyo dan anggota polisi lainnya.
Dalam video itu, Priyo dengan tegas dan sudah memerintahkan anggotanya untuk tidak menindak lanjuti kasus itu.
"Silakan Bapak pulang, kami dari polres tidak akan menindak lanjuti kasus ini, saya mohon maaf," kata Priyo dalam video tersebut.
Astaghfirullah. Sudah berumur 40 pun tega mau memenjarakan ibunya yang sudah tua renta hanya gara gara masalah motor. Ya Rabb. Benar benar hilang kasih sayangnya pada sang ibu yang sudah tua renta. Ibu umur 60 tahun yang seharusnya dirawatnya malah ingin dipenjarakan.
Ya Rabb. Jaman sudah tua. Dimana wanita dan anak anak sangat membutuhkan sebuah perisai yang melindungi mereka dari kekerasan, ketidakberdayaan dan kesewenang wenangan dari orang orang ataupun keluarga mereka. Siapakah yang disalahkan dalam hal ini. Apakah guru. Pemuka agama atau pemerintah?
Yang pasti dalam sistem islam. Wanita sangat dimuliakan. Wanita adalah tiang negara. Jika wanita rusak maka rusaklah negara tersebut. Wanita pencetak generasi unggul adalah wanita yang sholehah yang mengerti ilmu agama yang lahir dari wanita yang tidak rusak.
Ya Rabb. Miris jika saat ini saja wanita wanita telah menjadi korban sistem kapitalisme liberal yang selalu menjual tubuh dan memperkerjakan wanita wanita, dalam dunia industri global saat ini.
Kesetaraan gender membuat wanita bersaing dengan laki laki sehingga fitrah mereka berubah. Yang seharusnya menjadi madrasah pertama bagi anak anaknya kini kadang ada yang berubah menjadi tulang punggung keluarga.
Ya Rabb. Miris sekali melihat kenyataan ini. Kami butuh perisai ya Rabb. Kami butuh khilafah yang bisa mengayomi kaum perempuan.
Wallahu 'alam bosshawab.