Oleh : Lilik Yani
Pandemi tak bisa diprediksi kapan akan berhenti. Sementara jumlah korban covid-19 semakin melonjak lagi. Rumah sakit penuh tak menampung korban lagi. Hingga pemerintah membuat kebijakan membangun rumah sakit baru untuk menampung pasien Covid-19. Juga menyiapkan lahan baru untuk pemakaman jenazah korban Covid-19.
Miris! Perih! Rasa di dada tak terperi. Bukan untuk menyalahkan makluk kecil bernama Covid-19 ataupun variannya. Namun perhatian pemerintah untuk menanggulangi terkesan lamban dan abai. Mengapa tidak cepat bertindak sejak awal terjadi? Hingga masih mudah mengatasi? Tak berjatuhan korban seperti saat ini? Pembukaan lahan makam adakah solusi?
Seperti dilansir SuaraSurabaya.net,Whisnu Sakti Buana Plt Wali Kota Surabaya menyatakan, lahan pemakaman alternatif untuk mengantisipasi kapasitas pemakaman jenazah terpapar Covid-19 telah disiapkan di Warugunung Kecamatan Karangpilang, Surabaya.
“Warugunung hari ini yang bisa dimanfaatkan 5 hektare tapi kalau perencanaan untuk keseluruhan bisa sampai 50 hektare. Kalau 5 hektare bisa memakamkan banyak,” kata Whisnu, Jumat (29/1/2021).
Whisnu mengatakan, lahan makam di Warugunung itu tidak hanya untuk pemakaman jenazah Covid-19, tapi juga bisa untuk pemakaman umum. Konsepnya juga seperti di Babat Jerawat dan Keputih yang dibagi beberapa blok.
Pandemi, Sampai Kapan Berhenti?
Pandemi menimpa seluruh negeri di dunia, sudah hampir satu tahun lamanya. Berbagai cara diambil untuk mengatasinya. Kebijakan demi kebijakan dibuat pemerintah demi mencari solusinya.
Kerja keras tanpa diiringi kerja cerdas, apalah arti? Mengapa lamanya pandemi tak dijadikan muhasabah diri? Mengapa banyaknya korban covid-19 tak membuat kita kembali? Allah menetapkan aturan untuk kita jalankan. Agar kita selamat sampai tujuan. Jika dalam menjalani kehidupan tidak menjadikan aturan Allah sebagai panduan. Bukankah peringatan Allah layak untuk dipikirkan?
Sudah hampir setahun pandemi menimpa negeri. Harusnya ini dicermati, bukan sekedar sibuk cari solusi. Namun sadarilah bahwa Allah memghendaki kita kembali. Solusi dari Allah sudah lengkap dicontohkan Rasulullah saw dengan rapi. Tugas kita hanya menjalani, tak harus repot membuat kebijakan sana sini.
Mengapa tak segera sadar diri,mengikuti saja teladan Rasulullah saw? Lebih mudah jika sejak awal dilakukan isolasi. Saat korban belum menyebar di berbagai negeri. Namun ketika korban sudah melonjak tinggi, terasa sulit dihadapi. Tetap harus segera diatasi dengan memohon pertolongan Allah Rabbul Izzati.
Tiada yang sulit menurut Allah jika kita mau kembali. Mengakui kebodohan, kelemahan, kedzoliman kita di hadapan Allah, sungguh jadi pilihan saat ini. Ketika upaya yang sudah dilakukan tak menunjukkan hasil yang berarti. Bahkan justru melonjak dan banyak korban meninggal dunia hingga kini.
Tempat pemakaman yang luas itu hampir tak ada jengkal kosong. Semua sudah ada penghuni. Saudara-saudara kita harus berpisah dengan keluarga selamanya karena terkena paparan covid-19 yang tak sanggup ditanggulangi.
Sembari berupaya di wilayah yang bisa diupayakan, selayaknya pimpinan beserta team dan seluruh masyarakat digerakkan untuk taubat sungguh-sungguh. Jika berharap pandemi akan berhenti. Semua terjadi hanya atas ijin Illahi.
Bagaimana Islam Mengatasi Pandemi?
Ketika pandemi menimpa sebuah negeri, hakekatnya ujian Allah yang harus diterima dengan sadar diri. Mohon ampunan atas dosa yang dijalani dan berharap pertolongan Allah untuk bisa mengatasi..
Ada panduan dari Rasulullah saw ketika wabah menimpa suatu wilayah. Rasul memberikan perintah untuk melakukan lockdown atau isolasi. Umat yang berada di wilayah wabah tak boleh keluar. Sedangkan umat di luar wilayah wabah tidak boleh masuk agar tidak tertular.
Bagi umat yang sakit dirawat di RS untuk mendapat fasilitas pengobatan yang memadai. Sementara seluruh kebutuhan umat di wilayah pandemi dicukupi oleh pemerintah. Sedangkan wilayah aman tetap menjalankan aktivitas seperti biasa, termasuk pendidikan, perekonomian, kajian, dan lainnya. Jadi tidak sampai menimbulkan inflasi karena pandemi.
Jika saat ini pandemi mengakibatkan efek samping yang sangat banyak. Bukankah karena salah mengambil kebijakan? Karena pemerintah sekarang tidak mengikuti aturan Allah. Tidak menjalankan apa yang sudah dicontohkan Rasulullah saw.
Pemerintah sekarang menganut sistem kapitalisme sekuler. Dimana azas yang diterpkan adalah materi. Semua kebijakan dijalankan atas dasar untung rugi bukan rida Allah. Ditambah memisahkan agama dari kehidupan. Jadi semakin runyam masalah menimpa umat. Makanya tak heran jika ujian pandemi tak kunjung henti. Karena manusianya tidak mau diajak kembali.
Jangan heran jika ujian ditambah lagi. Belum usai pandemi covid-19. Ada wacana tumbuhnya varian baru yang lebih ganas dan semakin mudah penularannya. Mengapa fakta ini tak membuat sadar diri?
Saatnya kita kembali menuju jalan Allah. Rela diatur dengan hukum Allah yang pasti menguntungkan. Jangan sibuk membuat kebijakan sendiri yang tak pasti. Bersandar pada pertolongan Allah dan siap menerapkan aturan Allah seperti dulu pernah terjadi. Tiga belas abad Islam memimpin dunia hingga kesejahteraan meliputi seluruh wilayah negeri.
Wallahu a'lam bish shawwab
Surabaya, 10 Februari 2021
Tags
Opini