Bencana Dan Kerusakan Alam Buah dari Rusaknya Sistem




Oleh : Ratna Ummu Nida


Belum lagi genap sebulan tahun 2021 namun telah begitu banyak kejadian yang terjadi di awal tahun ini. Mulai dari  jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, banjir, longsor, angin ribut, gempa bumi hingga erupsi gunung berapi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 197 bencana terjadi di seluruh wilayah Indonesia pada awal tahun atau sejak 1-23 Januari 2021.

Mengutip Antara, Ahad, 24 Januari 2021, mayoritas kejadian merupakan bencana hidrometeorologi atau bencana yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi (alam). Bencana banjir mendominasi dengan 134 kejadian, disusul tanah longsor 31 kejadian, dan puting beliung sebanyak 24 kejadian.
Serangkaian bencana di awal 2021 menyebabkan 184 orang meninggal, lebih dari 2.700 orang mengalami luka-luka. Lalu sebanyak 9 orang dinyatakan hilang dan mereka yang menderita serta mengungsi mencapai 1,9 juta orang (Tempo.Co,24/1/2021).

Salah satu daerah yang terdampak banjir adalah Kalimantan Selatan. Pada tanggal 18 Januari 2021 lalu Presiden Joko Widodo meninjau langsung kondisi banjir di Kalimantan Selatan. Presiden Jokowi mengatakan banjir di Kalimantan Selatan pada awal tahun ini termasuk berskala besar dan belum pernah terjadi dalam 50 tahun terakhir.

Jokowi juga mengatakan banjir di Kalimantan Selatan terjadi karena tingginya curah hujan di wilayah provinsi itu selama 10 hari berturut-turut. Curah hujan tersebut tidak mampu ditampung oleh Sungai Barito sehingga mengakibatkan banjir.

Sementara itu sejumlah aktivis lingkungan  menganggap bahwa akar penyebab banjir besar di Kalsel adalah pembukaan lahan dan alih fungsi hutan secara massif di provinsi itu.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian LAPAN bahwa selama periode 10 tahun (2010-2020), memang ada penurunan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah dan semak belukar. Dan terjadi perluasan area perkebunan yang cukup signifikan sebesar 219 ribu hektar dalam kurun waktu 2010-2020.

Kalau melihat dari fakta yang ada jelas menunjukkan bahwa penyebab utama dari banjir yang terjadi bukanlah murni karena curah hujan.
Dari kejadian ini tidak layak kalau anomali cuaca yang dipersalahkan. Kerusakan demi kerusakan sejatinya adalah ulah perbuatan tangan manusia yang mengambil keuntungan tanpa berfikir panjang tentang dampak buruk yang terjadi di belakangnya.

Dalam negara yang menganut sistem kapitalisme, kondisi seperti ini menjadi hal yang wajar. Dimana pada pemilik modal hendak mengambil keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi setelahnya. Kerusakan alam tidak serta merta terjadi jika manusia sebagai 'khalifah fil ardh' mampu mengelola alam ini dengan seimbang.

Berbagai praktik yang menyebabkan degradasi ekologi itu sendiri merupakan kemaksiatan. Pangkal kemaksiatan tersebut adalah penerapan sistem kapitalisme yang berpangkal pada sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan). 

 ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (TQS Ar-Rum : 41). 

Dalam Islam, datangnya musibah harus dihadapi dengan kesabaran dan perenungan untuk mengambil pelajaran dan membangun sikap, tindakan dan aksi kedepannya untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Serta berupaya untuk mengurangi potensi terjadinya bencana dan meminimalisir dampaknya. 

Dalam menghadapi berbagai bencana, setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan pertama, penyebab bencana itu sendiri. Kedua, penanganan dan pengelolaan dampak bencana serta rehabilitasi. 

Terkait dengan penyebab bencana, Allah SWT menyatakan bahwa musibah, bencana alam adalah merupakan kehendak dan ketetapan-Nya sebagai qadha-Nya. (QS. At-Taubah:51).
Namun Allah SWT juga memperingatkan, bahwa banyak musibah yang terjadi karena ulah manusia sendiri. 

"Musibah apa saja yang menimpa kalian itu adalah akibat perbuatan kalian sendiri. Allah memaafkan sebagian dosa-dosa kalian". (TQS Asy-Syura:30). 

Hal tersebut jelas dapat kita lihat dari banyaknya musibah dan bencana alam yang terjadi di negeri ini. Bukan hanya sekedar faktor alam tapi ulah tangan manusia dan rusaknya sistem saat inilah yang menjadi penyumbang terbesar terjadinya berbagai musibah dan bencana di negeri ini. 
Semua ini baru sebagian akibat yang Allah SWT timpakan karena berbagai kemaksiatan yang terjadi di tengah manusia.
Tujuannya agar manusia segera sadar dan kembali pada syariah-Nya.

Wallahu a'lam bish shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak