Oleh Mia Asy
(Pelajar dan Member AMK)
Aku bukan lilin
Yang bertepi dalam ranting lalu membasmi pohon
Bercengkrama dengan angin lalu menghilang
Membakar diri sendiri demi menerangi orang
Sampai lupa tubuhnya habis terbakar
Aku bukan lilin
Yang putih bersih bak permata
Tak ada noda bersemayam di tubuhnya
Hanya ada api yang perlahan membunuhnya
Tapi ia masih diam saja
Aku bukan lilin
Yang diam membisu memandangi manusia
Menghabiskan tubuhnya demi kepentingan mereka
Tak ada penyesalan bahkan tangisan
Malah terbuang jika tak lagi diinginkan
Ya, aku bukanlah lilin
Aku hanya manusia yang haus akan keadilan
Bersorak menyeru kebenaran
Bukan juga tubuh berbalut sultra lembut
Hanya sebatas kain kusut yang bisa melekat
Aku tak ingin menjadi lilin
Aku ingin memberi penerangan
Namun takkan membakar tubuhku demi kebersamaan palsu
Aku mengharapkan kebermanfaatan sejati
Menghapus jejak sekuler yang belum tenggelam
Namun nyatanya...
Aku tak akan menjadi lilin
Aku hanya pemberi sinyal lewat tulisan
Bersama aksara yang berkobar tak bisa padam
Karya terus melekat tak habis dibunuh pembaca
Tak tersisa melainkan membelah diri seperti amoeba
Inilah aksara
Meskipun topeng penguasa membasmi semua realita
Penulis dan pembaca tak bisa ditipu daya
Bukan seperti lilin yang terdiam meskipun terbunuh oleh apinya
Serang, 9 Februari 2021