Oleh. Mauli Azzura
Akhir-akhir ini sering kita dengar bahwa sebagian besar rakyat tertentu mengkritik atau mengkoreksi kebijakan pemerintah menuai yang pro dan kontra. Langkah tersebut diambil karena banyak masyarakat merasa diintimidasi, terutama dalam penanganan masa pandemi yang makin menjadi-jadi di tahun 2021 sekarang ini.
Intimidasi sendiri adalah sebuah perilaku atau tekanan yang akan menyebabkan seseorang yang pada umumnya akan merasakan takut dan terancam.
Kondisi tersebut selaras dengan saat ini, masyarakat merasa ketakutan untuk menyampaikan pemikirannya dikarenakan pemerintah yang berkuasa sekarang melakukan berbagai tindakan intimidasi terhadap rakyat yang tidak sepaham dengan kebijakannya, termasuk kasus vaksin yang sekarang ini menuai kontroversi.
Kasus mengenai vaksin pun demikian, masyarakat belum yakin akan kemanfaatan vaksin tersebut bagi tubuhnya, namun sudah ada wacana penjatuhan denda bagi yang tidak mau melakukannya. Wacana denda yang ada pun makin membuat rakyat tertekan, belum lagi keluhan tentang harga pangan yang melambung tinggi.
Seolah belum usai masalah yang satu sudah terbebani dengan masalah yang lainnya.
Bentuk intimidasi yang dilakukan pemerintah adalah mengeluarkan kebijakan dengan sanksi pidana bahkan memberi denda pada masyarakat yang menolak pemberian vaksin. Baca https://www.gelora.co/2021/01/siap-siap-masyarakat-yang-tolak-vaksin.html?m=1
Intimidasi yang dilakukan pemerintah membuat masyarakat semakin bingung atas kebijakan tersebut. Dampak dari intimidasi itu memberi ketakutan untuk menolak bahkan menyampaikan aspirasi mereka. Masyarakat mulai mempertanyakan bagaimana cara agar tetap bisa menjaga stamina di masa pandemi tanpa vaksin ditengah-tengah kebutuhan hidup yang serba mengalami kenaikan harga di awal tahun 2021.
Begitulah nyatanya jika segala aturan yang ada hanya demi meraup keuntungan semata. Kapitalis, materi diatas segala-galanya. Sampai kapanpun kebutuhan umat tidak akan mampu teriayah dengan benar, karena umat atau masyarakat hanya dijadikan sebagai obyek dalam meraih keuntungan. Segelintir pengusaha selalu mencari celah, untuk mengenyangkan perutnya. Dan semua tidaklah mengagetkan ketika harapan digantungkan dengan selain Islam maka yang ada adalah kesengsaraan buahnya.
Allah berfirman..
وَلَوْاَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْاوَاتَّقَوْالَفَتَحْنَاعَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِوَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْافَاَخَذْنٰهُمْ بِمَاكَانُوْايَكْسِبُوْنَ .
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
(QS. Al-A'raaf : 96)
Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat tersebut merupakan jawaban atas musibah yang manusia alami di masa pandemi ini.
Intimidasi pemerintah bukanlah jalan keluar yang bisa mengakhiri masalah-masalah dalam sebuah negara. Masyarakat butuh pemahaman bahwa hanya keimanan dan ketakwaan mereka yang akan membuat Allah menurunkan pertolongan-Nya. Dan hanya dalam sistem islam lah iman dan takwa akan tercipta, bukan kepemimpinan kapitalis yang hanya memberi manfaat bagi sebagian orang dan merugikan kebanyakan orang. Solusi yang tepat bagi masyarakat dalam sebuah intimidasi pemerintah terhadap suara atau kemauan rakyat hanyalah dengan sistem islam yang menjadikan hukum Allah sebagai hukum yang layak diterapkan.
Wallahu’alam bishowab