Oleh:
Endah Husna
Penganiayaan oleh tujuh remaja putri dalam sebuah video pendek telah
membuat heboh media sosial di Gresik. Lokasinya terlihat di kawasan alun-alun
kota. Tim siber Polres Gresik pun bergerak cepat. Sejumlah terduga pelaku
bullying itu diamankan untuk dimintai keterangan. Mereka semua masih pelajar SMP.
Semua terduga pelaku itu pelajar putri. Peristiwa terjadi pada Rabu (6/1)
sekitar pukul 15.00, dalam video berdurasi 24 detik itu, terlihat beberapa anak
belia bergantian melakukan perundungan. Korbannya juga remaja putri. Mereka
bergantian menendang dan memukul korban. Lalu tampak ada yang merekam, ada yang
duduk menonton. (JawaPos.com, 8 Januari 2021)
Masih dari sumber yang sama, Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto
menambahkan, pihaknya prihatin dengan kejadian tersebut. Dia mengatakan, perbuatan
sekelompok remaja di alun-alun kota itu melawan hukum.
Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KBP2A)
Pemkab Gresik dr Ady Yumanto mengatakan, pihaknya juga merasa prihatin dengan
fenomena itu. Menurut Ady, tren tindak kekerasan yang melibatkan anak setiap
tahun meningkat. Termasuk di wilayah hukum Gresik. Penyebabnya beragam. Mulai
faktor ekonomi, kurangnya perhatian, hingga konflik orang tua. "Faktor
ketidakharmonisan dalam rumah tangga itu berpengaruh pada kondisi psikologis
anak. Anak-anak lalu mencari kepuasan di luar rumah dengan cara yang beragam,
bahkan kerap di luar nalar," jelasnya.
Miris dan prihatin dengan tingkah polah oknum remaja milenial yang semakin
tidak masuk akal. Ada apakah gerangan hingga terjadi demikian. Bukankah mereka
pelajar, seorang pelajar pastilah diajari bagaimana adab bersama teman, lalu
bagaimana kabar pendidikan kita sampai hari ini. Bukankah mereka seorang anak
dari ayah dan ibu, bagian dari sebuah keluarga, bagian dari sebuah masyarakat,
bagian dari sebuah bangsa. Dimana peran keluarga, masyarakat, bangsa dan kita
semua.
Di era kapitalis sekuler 2021 ini, kian terpisah jauh antara hubungan
Allah SWT dengan urusan sehari-hari manusia. Aturan Allah SWT kian terpinggirkan,
dikalahkan oleh aturan manusia yang lemah. Keluarga sebagai pilar mendasar seharusnya
punya bekal dan visi misi yang jelas, akan dibawa kemana keluarga ini dalam
mengarungi samudra kehidupan yang deras arus kebebasannya.
Rasa takut, rasa diawasi oleh Allah SWT sepertinya jauh dari dimiliki
oleh oknum-oknum remaja milenialis pelaku penganiayaan diatas. Hawa nafsu
diperturutkan hingga teman sesama putrinya menjadi korban hingga harus menjalani
visum. Bukankah ini menyimpang dari pendidikan karakter yang digadang-gadang
menjadi produk unggulan dari kurikulum kapitalis.
Peran keluarga juga sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan ketakwaan hanya
kepada Allah SWT, taat terhadap segala perintah Allah SWT, menjauhi segala
larangan Allah SWT. Pembentukan pemahaman bahwa kita diciptakan Allah, kita ada
di dunia ini hanya beribadah kepada Allah dan akan mati untuk kembali kepada
Allah SWT mempertanggungjawabkan atas semua yang kita lakukan di dunia ini.
Sungguh pertanyaan besar yang harus kita bantu menjawabnya untuk kemudian kita
sampaikan kepada anak-anak generasi mendatang. Agar mereka tidak salah dalam
menjalani kehidupan ini, agar mereka tertunjuki dengan Alquran dan Assunnah.
Islam punya seperangkat aturan lengkap untuk bisa mencetak generasi yang
berakhlak mulia. Mulai dari kurikulum pendidikannya, hingga pembinaan terhadap
para orang tua hingga para calon orangtua. Keluarga Muslim akan di arahkan
menjadi keluarga yang mencintai Allah dan SyariatNya, hingga akhlak terpuji, cerdas,
bertakwa dan menjadi Qurrata A'yun.
Jika Islam diterapkan negara akan memfasilitasi para orangtua untuk
mengkaji Alquran, mendorong para orangtua untuk bertanggungjawab terhadap
anak-anak yang telah Allah amanahkan kepada mereka.
Sekarang kita mau memilih yang mana, tetap bertahan dengan kurikulum
sekuler ( kurikulum yang tidak mengaitkan bahwa ada Allah dalam semua materi ajar, bahkan dalam
seluruh aktivitas pelajar) atau kurikulum Islam yang berlandaskan kepada Aqidah
Islam, yakni senantiasa mengaitkan ada Allah dalam seluruh aktivitas
kehidupannya?
Wallahu A'lam biashawab