Oleh: Ziya Mahmoed
(Aktivis Dakwah Muslimah)
Di zaman yang katanya modern ini, tontonan yang harusnya menyajikan hal-hal yang mampu menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas, kini berubah menjadi tontonan penuh drama yang menjadikan generasi muda tak lagi fokus pada tujuannya.
Banyak pemuda-pemudi yang telah rusak pemahamannya akibat dari tontonan.
Pemuda-pemudi kini lebih aktif mengisi waktunya dengan nonton drakor, k-pop dan yang lainnya yang tak sesuai syari'at ketimbang menimba ilmu, dan menambah tsaqafah Islam.
Bagi mereka, ilmu di bangku pendidikan sudah cukup dan tak perlu mencari ilmu lagi.
Bagi mereka, ilmu agama dinomorduakan. Padahal ilmu agama adalah bekal kita menuju akhirat.
Tontonan kini telah menjadi tuntunan bagi mereka. Dan sayangnya, tuntunan malah mereka jadikan tontonan. Mereka lebih mengidolakan sesama ciptaan daripada Sang Pencipta.
Lihat saja, bagaimana tontonan di zaman ini mampu mengubah dan menghilangkan rasa malu para generasi muda.
Contohnya pada Musik K-Pop atau Korea pop termasuk salah satu yang digandrungi oleh milenial seluruh dunia, termasuk Indonesia. Generasi milenial ini begitu tergila-gila dengan para boy band atau girl band K-Pop, sampai rela melakukan hal-hal yang di luar akal.
Dilansir dari detik.com Psikolog Ratih Zulhaqqi, M.Psi mengatakan, seseorang dikatakan sebagai fans fanatik hingga menjadi 'bucin' K-Pop ketika mereka sudah sampai tahap menyukai dengan mendalam. "Sehingga rela melakukan hal apapun demi idolanya, mengikuti gayanya atau sampai membeli merchandisenya yang mahal. Bahkan rela menonton konsernya dan rela menabung ekstrim dan sebagainya,
Kecanduan pada K-Pop ini menurut Ratih bisa sampai mengalahkan logika berpikir seorang fans. Menurutnya jika hal ini sudah sampai terjadi, harus diwaspadai.
Selama seseorang itu masih bisa mengontrol responnya, perilakunya ketika dia menyukai sesuatu itu masih tidak apa-apa. Tapi kalau misalnya dia sampai mengalahkan logika, lalu kemudian tidak bisa mengontrol respon sampai akhirnya dia melakukan berbagai macam cara dan menghalalkannya, nah itu baru perlu dikaji lebih lanjut." jelasnya.
Oleh karena itu, bisa kita lihat, sekarang bertebaran fashion yang tak sesuai syariat. Begitu pula dengan pengguna fashion tersebut, sangat banyak dan sudah tak terhitung jumlahnya. Alih-alih untuk memuaskan diri dan berlindung dalam paham kebebasan, mereka tak segan-segan untuk menghiraukan orang-orang yang datang untuk menasehatinya agar kembali ke jalan yang sesuai syariat. Salah satunya dalam hal berpakaian.
Jika pemahaman mereka seperti ini, lalu siapa yang akan membela agama Allah, ? siapa yang akan melanjutkan perjuangan Rasulullah.? Jika generasi-generasi saat ini lebih aktif di hal-hal yang melanggar syar'iat. Mengaku dirinya muslim tapi tidak bisa mengikuti apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang.
Hablum minallah hanya dijadikan sebagai ibadah ritual saja. Padahal Islam mengatur di semua sendi-sendi kehidupan, mulai dari bangun tidur hingga bangun negara.
Wahai saudara seiman, berhentilah menjadikan tontonan sebagai tuntunan dalam melangkah. Kita kembali tegakkan Islam kaffah, untuk bersama-sama meraih cinta-Nya. Bukan hanya lewat ucapan dan tulisan, tapi juga lewat tindakan dan perilaku dalam keseharian.
Lewat tulisan ini aku hanya ingin menyeru pada yang ma'ruf dan mencegah pada yang mungkar. Karena dengan tulisan ini semoga kelak menjadi hujjah dihadapan Allah Swt.
Sebagai bukti bahwa aku menjadi salah satu pengemban dakwah dan pembela agama-Nya.