Oleh : Ummu Aimar
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan implementasi alat pendeteksi Covid-19, GeNose, akan dimulai di stasiun-stasiun kereta pada 5 Februari 2021. Alat ini merupakan buatan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Kita rencanakan di kereta api akan dimulai pada 5 Februari 2021. Bertahap setelah itu baru pesawat terbang," tutur Menhub Budi saat meninjau implementasi GeNose di Stasiun KA Pasar Senen pada(Sabtu (23/1/2021 https://www.merdeka.com).
Penyebaran virus corona baru Covid-19 di Indonesia hingga saat ini kian tak terkendali. Angka kasus pasien positif terinfeksi corona terus mengalami peningkatan drastis setiap harinya diberbagai daerah.
Di tengah situasi yang mulai tak menentu, publik mendesak agar pemerintah segera menuntaskan pandemi agar bisa memutus rantai penyebaran. Agar tidak ada lagi nyawa berjatuhan.
Di dalam pemberitaan, pemerintah indonesia akan melakukan alat genose melalui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut akan menggunakan alat deteksi Covid-19 GeNoSe buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) di stasiun kereta api mulai 5 Februari mendatang.
Menurut Budi, pihaknya telah berkomunikasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan akan membuat surat edaran kepada para operator transportasi.
Namun adanya pro kontra dari banyak kalangan mengenai memberlakukan deteksi covid dengan alat genose hasil buatan UGM. Bahwa menurut
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, penggunaan alat Genose di stasiun harus dalam proporsi yang tepat.
"Sebagai alat baru yang masih dalam tahap uji, tidak bisa serta merta langsung dijadikan sebagai alat untuk program yang sangat penting saat ini," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (25/1/2021).
Sejak pandemi mengintai indonesia, pemerintah memang sudah melakukan upaya untuk memutus rantai virus covid seperti melakukan lockdow daerah, PSBB , karantina wilayah. Namun, hingga saat ini belum ada penyelesaian tuntas upaya dari pemerintah.
Adapun pemerintah sudah melakukan tes swab dengan berbagai macam seperti antigen, tes PCR untuk mendeteksi virus corona. Memang sudah beberapa alat yang dikeluarkan pemerintah untuk tes covid 19 yang diberlakukan untuk rakyat indonesia.
Namun dalam keadaan pandemi saat ini, di saat ekonomi sulit kita mengharapkan pemerintah bisa memberikan secara gratis bagi rakyatnya. Dan dilakukan berbagai cara untuk memproduksi, mendistribusi ke semua tempat di indonesia dan gratis sebagai salah satu upaya negara bertanggung jawab penuh untuk kesalamatan rakyatnya. Namun sangat disayangkan, biaya untuk tes covid sangat mahal dan banyak yang mempertanyakan di kalangan masyarakat. Apalagi masyarakat kelas bawah yang untuk kehidupan sehari hari pun sulit.
Memang jelas, dalam sistem sekuler saat ini pemerintah seakan akan berbisnis dengan rakyatnya sendiri. Bahwa disini ada kepentingan ekonomi yang tidak bisa dilepaskan saat negara bertransaksi dengan rakyat. Inilah bukti sistem kapitalis di negara kita, bukan rakyat yang diutamakan namun sebuah kepentingan dilingkaran pemerintah.
Di dalam islam, tugas pemerintah adalah memberikan pelayan publik yang terbaik bagi masyarakatnya. Pemerintah punya kewajiban dan tanggung jawab untuk melindungi rakyatnya dari pandemi Covid-19 ini .Karna ini semua menyangkut nyawa rakyatnya.
Di sinilah bahwa bukan perspekstif riayah yang menjadi tujuan namun adanya kepentingan ekonomi yang dibisniskan. Seharusnya pemerintah membuat kebijakan untuk menggratiskan seluruh pelayanan kesehatan rakyatnya. Pemerintah berperan penuh menuntaskan pandemi dan memberikan pelayan kesehatan dengan sebaik baiknya. Bahwa jelas pemerintahlah yang menanggung seluruh biaya pelayanan kesehatan, tes covid dan seluruh proses pengobatan yang berlaku.
Saat ini masyarakat dilingkupi dengan ketidakpastian dan kekhawatiran pandemi covid 19. Dalam situasi ini, maka pemerintah memiliki tanggung jawab untuk berperan penuh mencarikan alternatif jalan keluar. Kesehatan masyarakat adalah salah satu hak yang dijamin secara konstitusional dinegeri ini.
Wallahu A'lam Bi Ash-Shawab
Tags
Opini