Oleh: Khusnawaroh
(Pemerhati Umat)
Ibu adalah kaum perempuan dipandang sebagai bagian
penting demi tegaknya agama. Maka, tidak ada yang lebih diharapkan selain
tampilnya sosok perempuan yang shalehah dan sanggup menjaga kodrat, maupun
martabatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain Ayah, sosok ibu juga memiliki peran yang begitu mulia tiada tara yang
senantiasa berjuang untuk kebahagiaan sang buah hati. Lelah sudah pasti
menghampiri disetiap waktunya, namun kelembutan, ketegasan dan kasih sayangnya
melebur sebagai kekuatan untuk selalu membersamai mutiara hatinya. Ibu energi
positifnya selalu terpancar walau terkadang terlihat rapuh. Tak ayal jika
setiap saat tak bisa untuk tak mengingatmu dan berusaha menyayangi dan
mendoakanmu, tak heran jika di negeri
ini pun menggelar peringatan hari ibu tuk mengenang jasa- jasanya. Seperti
berita yang dilansir SURUMBA.com – Pemerintah Kabupaten Buton, Sulawesi
Tenggara, menggelar peringatan Hari Ibu ke-92 tahun 2020 di Gedung Wakaka,
Pasarwajo, Selasa (Desember 22, 2020).
Bupati Buton, La Bakry, pada awal sambutannya
mengucapkan terima selamat Hari Ibu ke 92. Sejak dulu hingga sekarang,
perjuangan kaum ibu tidak pernah berhenti dalam keluarga. “Olehnya kita yang
masih punya ibu maupun sudah meninggal hendaknya terus membangun
silaturahim. Terus memastikan bahwa ibu kita dalam keadaan bahagia di manapun
dia berada,” imbuhnya.
La Bakry mengatakan, peran ibu di masa lalu sangatlah
berbeda dengan era digital sekarang. Perkembangan teknologi HP dengan game
onlinenya selalu membuat orang tua kesulitan mengendalikan anak. Ini merupakan
tantangan yang harus dihadapi.
Olehnya, Ketua DPD II Partai Golkar Buton ini
mengimbau kepada kaum ibu untuk selalu mewariskan hal-hal positif kepada anak
supaya generasi muda Buton ke depan dapat dikontrol dengan baik.
Tak dapat dipungkiri, peran ibu memang sangat besar
yang merupakan anugerah terindah dalam kehidupan. Ibu merupakan gelar mulia yang
diberikan oleh Allah Swt. Sebab, betapa banyak para wanita yang sedang
dalam penantian dengan segala usaha dan
doa tuk memiliki gelar tersebut, bahkan ada pula yang tidak diberikan kesempatan oleh Allah
Swt. Tuk menjadi seorang Ibu dari anak- anaknya. Ada sebuah impian terbesar
bagi wanita dengan peran mulia yang
disandangnya sehingga memang seorang ibu diwajibkan untuk mewariskan hal- hal
positif kepada anak. Sebab anak adalah amanah yang dengan kesholehannya mampu
menarik kedua orang tuanya ke surga. Pun dapat membawa negeri ini menjadi
negeri yang lebih baik dengan generasi generasinya yang cemerlang.
Himbauan yang diberikan untuk para ibu agar membawa
efek terbaik buat anak- anaknya memang sangatlah penting, walaupun sesungguhnya
tidak hanya sekedar himbauan yang harus diberikan untuk mendukung dan memotifasi, mengingat
peran ibu yang sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. tetapi segala hal yang dapat mempersulit, atau
merintangi terlaksananya peran mulia ibu juga harusnya dapat diberantas dengan
baik. Apalagi di era modern saat ini,
Tidak akan ada asap, bila tidak ada api. Begitulah
pepatah mengatakan, artinya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini ada
sebabnya.
Tak hanya keutamaan
keimanan dan ketakwaan kaum ibu
yang menjadi dasar untuk menjalankan perannya yang sangat mulia, namun
peran masyarakat terlebih negara. Negara seharusnya mampu menjadi pelindung
untuk menjalankan keagungan peran ibu tersebut agar dapat menghasilkan generasi- generasi yang
cemerlang dan berakhlak mulia.
Tak dapat dipungkiri yang terjadi kebanyakan wanita
yang hidup dizaman kapitalis seperti saat ini, lebih banyak memilih bekerja diluar rumah dari pada
mengurus rumah tangganya dan anak- anaknya dirumah, selain faktor kemiskinan
yang melanda Semua ini terjadi karena pada sistem kapitalis seperti saat ini,
uang adalah segalanya. Materilah tujuan utama hidupnya.
Bukan cuma ayah yang bekerja di luar rumah, seorang
ibu pun berlomba-lomba mencari harta dengan bekerja meninggalkan anak-anaknya
di rumah. Mereka merasa cukup menjadi ibu yang baik ketika dapat memenuhi semua
kebutuhan anaknya dengan materi.
Sistem kapitalisme pun memelihara kondisi lingkungan
materialistik dan konsumtif, hedonis,
salah satunya dengan meluncurkan gempuran serangan propaganda yang
mendukung sistem melalui berbagai media, kecantikan perempuan dijadikan aset
iklan, model, film, vidio porno dan lain-lain.
Kemolekan tubuh dan kecantikan wajah yang harus senantiasa glowing,
serta pakaian. sehingga untuk memenuhi itu semua, perempuan harus berproduktif
memilih bekerja di luar rumah seakan
lebih tenang dan bahagia ketimbang harus dirumah mengurus anak dan
suami. Selain masalah kemiskinan harusnya masalah seperti ini pun mampu untuk
diredam dan tak pantas untuk ditumbuhkan. Sebab tugas ibu yang sesungguhnya
bukan sekedar menyediakan materi bagi anak.
Tugas ibu adalah sebagai ummu warobatul bait (ibu
pengatur rumah tangga). Dalam sistem kapitalis dengan Asas sekulernya, ibu
bukan lagi sebagai pendidik utama dan pertama. Ibu bahkan tidak berperan lagi
sebagai fitrahnya, mulai karena tuntutan ekonomi hingga tren gaya hidup yang
membuat kaum ibu seolah harus produktif. Bahkan diera digital sekarang ,
seorang wanita yang hanya tinggal didalam rumah dan tidak menghasilkan uang
dianggap tidak produktif dan menjadi omongan
dalam masyarakat, Angka perceraian pun semakin meningkat karena
timbulnya konflik, salah satunya penghasilan istri yang lebih besar
dibandingkan suaminya. Sebab standar
peran ibu adalah penghasil materi, bukan pendidik generasi.
Alhasil generasi saat ini pun banyak menjadi generasi yang
rusak, gandrung bergaul bebas , miras, dan narkoba. banyak anak-anak yang kurang mendapat
perhatian dan kasih sayang orang tua, sehingga akan semakin marak pula
kenakalan anak-anak atau remaja.
Ditambah pengaruh- pengaruh lingkungan, tayangan-
tayangan yang tidak mendidik melalui film,vidio, game online , semakin
lengkaplah pengaruh keburukan bagi anak- anak di negeri ini. Faktor kemiskinan
yang semakin merajalela, sumber daya alam yang melimpah ruah harusnya mampu
untuk menuntaskan dan dapat dimanfaatkan untuk mensejahterakan kaum ibu, agar
peran ibu pun tak tergadaikan hanya untuk mencari materi.
Sayangnya, pemerintah di negeri-negeri muslim,
termasuk Indonesia justru terkesan mengabaikan fenomena yang menimpa perempuan
di dunia ini. Pemerintah bahkan mendukung kondisi yang mendzalimi perempuan
padahal ini juga akan berimbas pada generasi muda dan negeri ini. yah, inilah yang terjadi ketika kita berada
dalam kepemimpinan sistem kapitalis sekuler yang telah nyata menjadikan ibu-
ibu lari dari perannya.
Jika sistem kapitalis sekuler mencampakkan peran ibu,
berbeda halnya dengan sistem Islam yang sangat menjaga dan melindungi peran ibu.
Maka sungguh hanya sistem Islam yang mampu membebaskan kaum ibu dari
keterpurukan. Betapa tidak kesejahteraan dalam kepemimpinan Islam sangatlah
diutamakan termasuk kaum wanita. Bekerja bagi seorang wanita dalam pandangan
Islam adalah mubah, sementara dalam sistem kapitalisme seolah menjadi
wajib. Islam menjamin kesejahteraan kaum
wanita. Apabila ia tidak memiliki suami, maka wali atau saudara laki-lakinya
yang berkewajiban menanggung nafkahnya. Sampai-sampai negara akan menanggungnya
jika memang tidak ada seorang pun yang dapat menanggungnya. Artinya, dalam
Islam kaum ibu begitu dimuliakan dan ditempatkan sesuai kodratnya.
Islam menjamin agar kaum ibu benar-benar dapat
menjalankan tugas utama dirumahnya, sebagai wujud ketaatan kepada Rabbnya.
Bahkan Islam juga memerintahkan kaum ibu untuk menimba sebanyak-banyaknya
tsaqofah Islam sebagai ilmu dalam menjalani rumah tangga yang syakinah mawaddah
warohmah serta dalam mendidik anak-anaknya dalam rangka untuk meraih ridho Allah swt. Itulah kesempurnaan sistem
Islam jika Islam dijadikan sebagai peraturan hidup, sangat menjaga, melindungi
dan memuliakan manusia sesuai dengan fitrahnya, tak perlu diragukan apalagi
ditakuti sebab telah dibuktikan oleh manusia pilihan, termulia, terhebat, Nabi
Muhammad Saw.
Wallahua'lam bissawab.