Ngomongin Agama di Masjid Saja?



Oleh: Nabila Zidane

(Forum Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban)


Seringkali kita mendapatkan teguran baik dari teman ataupun saudara saat kita dianggap keliru membicarakan masalah agama di tempat pariwisata, di rumah makan, di warkop ataupun tempat-tempat tongkrongan lainnya. Mungkin kita sudah tidak asing dengan statement seperti berikut ini,


"Ngomong agama ya di masjid aja atau pas lagi kajian masak semua masalah ujung-ujungnya agama lagi solusinya, sudah gak zaman."


"Orang Cina udah bisa buat bulan, Orang Amerika justru pergi mendarat ke bulan, nah kamu bisanya bicara syariat terus"


Sebenarnya sedih sekali, agama hari ini rasanya sudah tidak ada pengaruhnya bagi kehidupan kita. Seakan-akan umat muslim hari ini hidupnya sudah tidak butuh agama. Bahkan sampai mengatakan, "Mustahil Islam kembali tegak kembali menjadi peradaban terbaik."


Banyak umat Islam yang kagum akan kemajuan teknologi dan perkembangan pemikiran barat yang dianggap membawa mereka pada puncak peradaban saat ini.


Dunia barat seakan menggenggam dunia dan kita patut mencontoh dan mengemban setiap ide yang mereka bawah agar bisa maju seperti negara-negara barat. Liberalisme memang benar-benar sudah merasuki siapapun termasuk kaum muslimin hari ini. Sehingga umat muslim hari ini ikut mendewakan kebebasan atau liberalisme termasuk kebebasan dalam berpikir yang membenarkan segala pemikiran barat tidak peduli apakah pemikiran itu benar ataupun tidak.


Barat juga terus mengkampanyekan pemikiran kebebasan ini. Mereka seolah-olah menggambarkan jika kita ingin menjadi peradaban terbaik maka tinggalkanlah agama itu. Karena bagi mereka agama adalah faktor penghambat kemajuan. 


Jika ingin menjadi da'i atau Ulama maka urus saja masalah ibadah saja jangan berbicara politik. Jika ingin berbicara politik maka jadilah pejabat partai ataupun pejabat publik dan tidak perlu bawa-bawa agama dalam upaya mengatur kehidupan rakyat. Inilah paham sekularisme yaitu paham yang memisahkan agama dari kehidupan.


Liberalisme dan sekularisme sama-sama lahir dari kapitalisme. Selain itu ketiadaan peran negara dalam menangkal paham- paham rusak semacam ini semakin membuat pemikiran umat muslim jadi kacau. Bahkan di negeri-negeri muslim hari ini justru ikut mengkampanyekan ide rusak ala barat seperti liberalisme, sekulerisme, feminisme, pluralisme, atheisme dan lain sebagainya.


Melalui program Islam moderat jadilah umat muslim hari ini beragama Islam namun tidak percaya dan tidak bangga akan jati dirinya sebagai muslim serta mencampakkan syariah Islam hingga tiada beda kehidupan umat muslim dan nonmuslim.


Sebenarnya pemikiran Islam lah yang akan membuat umat ini menjadi peradaban terbaik yang dahulunya bertahan hingga 1300 tahun tentunya ini bukan waktu yang sedikit bukan?


Apa rahasianya? Ternyata itu semua terjadi karena mereka menerapkan syariat Islam secara Kaffah. Karena mereka yakin betul bahwa Allah-lah yang maha menciptakan dan Maha Sempurna dan hanya Islam agama yang mengatur setiap kehidupan kita tanpa terkecuali.


Bayangkan saja apa jadinya jika kita hidup tanpa ada aturan dalam kehidupan ini? Pastinya manusia akan menjadikan hawa nafsunya sebagai arah menjalani kehidupan. Manusia akan menjadikan akalnya dalam menentukan mana perbuatan terpuji dan mana perbuatan tercela, tentu saja  itu merupakan perkara yang batil. 


Karena, pendapat akal memungkinkan terjadinya perbedaan, perselisihan pendapat dan kontradiksi. Ukuran-ukuran akal yang menentukan terpuji atau tercelanya sesuatu dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya bahkan berbeda-beda di setiap kurun waktu. 


Apabila ukuran terpuji dan tercela itu diserahkan kepada akal maka sesuatu yang tercela bagi sekelompok orang mungkin menjadi terpuji bagi yang lain bahkan kadang-kadang sesuatu yang sama dipandang terpuji pada suatu waktu tetapi dipandang tercela di lain waktu. Karena itu perbuatan terpuji ataupun tercela harus ditentukan oleh kekuatan yang ada diluar akal yakni berasal dari syara'.


Segala perbuatan tercela ataupun terpuji datangnya harus dari syara'. Atas dasar inilah perbuatan khianat dikatakan tercela, menepati janji dikatakan terpuji. Minum khamr dikatakan tercela sedangkan bertakwa kepada Allah adalah terpuji. Membuka aurat adalah tercela sedangkan menutup aurat adalah terpuji.


Maka sebagai seorang muslim wajib bagi kita mempelajari Islam secara kaffah agar segala perbuatan kita termasuk perbuatan yang terpuji. Fungsi akal dalam hal ini adalah untuk "memahami syara", bukan menjadikannya sebagai dalil terhadap hukum syara'.


Dengan demikian mau di masjid, di tempat kerja, di tempat pariwisata dimanapun juga kita selalu membawa Islam dalam menyelesaikan berbagai permsalahan kehidupan karena Islam adalah agama sempurna yang memberi solusi kepada berbagai permasalahan manusia mulai dari bangun tidur hingga bangun negara.



Allah Swt sendiri telah memerintahkan kita untuk berislam secara kaffah bukan berislam tapi menjunjung pemikiran dan budaya barat.


"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhan...," Demikian Allah memerintahkan kita dalam alquran surat  al-Baqarah: 208. Dalam tafsir Ibnu Katsir ayat ini diterjemahkan bahwa Allah memerintahkan kepada hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya agar berpegang kepada tali Islam


وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ ۖ وَٱلنُّجُومُ مُسَخَّرَٰتٌۢ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ


Artinya: "Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya),"(QS. An-Nahl: 12)


Sesungguhnya Allah menciptakan semua ini  agar kita semakin beriman bukan malah menyombongkan diri dan seakan-akan tidak butuh terhadap agama dan aturan Allah Swt.

Oleh karena itu, yang harus kita lakukan agar dapat mewujudkan Islam sebagai peradaban terbaik adalah dengan meningkatkan akidah Islam pada diri kita serta senantiasa menjalankan setiap syariat Islam dalam kehidupan sebagai konsekuensi seseorang yang beriman.


Bukan hanya itu tetapi juga dibutuhkan orang-orang yang mau dan rela berjuang dalam mengembalikan Islam sebagai peradaban terbaik. Maka kita wajib bersama-sama (berjama'ah) mendakwahkan Islam agar dapat diterapkan secara kafah.


Bergabunglah dengan jamaah dakwah ideologis yaitu jamaah yang fungsinya jelas ingin melanjutkan kembali kehidupan Islam di tengah masyarakat. Kelompok yang senantiasa Istiqomah melakukan aktivitas dakwah yaitu Amar ma'ruf nahi mungkar kepada siapa pun termasuk kepada pemimpin, kapanpun dan dimana pun.


Ia juga adalah kelompok yang tidak menggunakan cara kekerasan dalam berdakwah tetapi melalui pemikiran seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Jadi tunggu apalagi? Buang segala pemikiran barat dan ambil pemikiran dan aturan Islam jika ingin kembali menjadi peradaban terbaik di seperti dulu. Sampai kapan kita sombong dan mendustakan aturan-aturan dari Dzat Yang Maha menciptakan?


Wallahu a'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak