Oleh: Ummu Zayta
Para pemimpin dunia dan diplomat mengecam kerusuhan yang dilakukan oleh pendukung Donald Trump di Gedung Capitol di Washington, AS. Tersulut emosi akibat klaim kecurangan pemilu yang berulang kali disampaikan Trump, para pendukung Trump menyerbu masuk ke gedung parlemen atau Capitol di Washington DC, Rabu (6/1/2021) siang waktu setempat atau Kamis dini hari WIB. Sedikitnya empat perusuh tewas dalam insiden itu. (Beritasatu/7/1/2021)
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kerusuhan di Washington sebagai insiden yang "memalukan".
"AS adalah simbol demokrasi di seluruh dunia dan sangat penting bagi AS untuk melakukan transisi kekuasaan dengan damai dan tertib," cuit Johnson dalam akun Twitternya.(beritasatu/7/1/2021)
Tidak asing lagi manipulasi proses politik dan penindasan politik terjadi di alam demokrasi. Termasuk apa yang terjadi di Capitol Hill, telah mengekspos demokrasi dan Amerika apa adanya. Apalagi Amerika disebut negara pentolan demokrasi.
Kebobrokan sistem demokrasi telah jelas di manapun ia diterapkan. Termasuk di dunia Islam yang telah berlangsung selama hampir satu abad.
Menegakkan sistem demokrasi meniscayakan terjadinya kerusuhan, kekacauan dan kehancuran. Mengapa? Karena setiap orang berbuat atas nama kebebasan, melakukan apa saja yang diinginkan atas nama HAM. Tidak peduli apakah itu akan bertentangan dengan norma atau merugikan pihak lain.
Sebagai Muslim, kita bisa melihat kesalahan sistem politik yang gagal di dunia. Yang menerapkan ekonomi ribawi, yang menjadikan Islam dan kaum muslim sebagai pihak tertuduh dan tersudutkan. Bahkan penghinaan Nabi shalallahu'alaihi wasallam dilancarkan atas nama demokrasi dan kebebasan.
Jika mau berpikir jernih, sebenarnya Islam sendiri memiliki konsep dalam bernegara. Sejarah mencatat bahwa Islam pernah diterapkan selama lebih kurang 13 abad lamanya dalam bingkai Khilafah. Bayangkan saja dalam rentang kurun itu hanya terjadi 200 kasus kriminalitas. Artinya sekitar 6 kasus terjadi setiap tahunnya. Bagaimana dengan sekarang?
Dengan menorehkan sejarah yang begitu gemilangnya serta berhasil mensejahterakan rakyat, mengapa kita masih bertahan dengan sistem yang jelas gagal dan tidak menginginkan kembali kepada aturan Sang Pencipta?
Tags
Opini