Oleh : Yuni Nisawati
Informasi - informasi mengenai vaksinasi digencarkan pemerintah. Karena pemerintah akan segera melakukan vaksinasi kepada suluruh rakyat. Sehubungan dengan hal itu, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPC-PEN) menyebut waktu krisis akan berlangsung sampai Desember 2020 dan jangan sampai ada lonjakan ekstrim dan kondisi tidak normal sebelum vaksinasi dilakukan. Selain itu juga Rakor Tingkat Menteri yang dikoordinasi Ketua Pelaksana PC-PEN untuk membahas protocol pelaksanaan vaksinasi telah dilakukan. (m.bisnis.com/18/09/2020)
Epideimologi Griffith University, Dicky Budiman menyebut situasi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini akan memasuki masa kritis yaitu dalam 3 sampai 6 bulan ke depan. Dalam 3 bulan pertama situasi krisis menurutnya dipengaruhi oleh respon pemerintah dalam melakukan tes, lacak, dan isolasi. Selain itu, peran masyarakat dalam melakukan 5M. Menurut Dicky, berdasarkan data sejarah sejauh ini tidak ada pandemi dengan vaksin. Ia mencontohkan pandemic cacar, walau sudah ada vaksin, selesainya dalam 200 tahun. Kemudian polio baru selesai dalam 50 tahun. Dan keberhasilan vaksinasi lebih mudah terjadi apabila kondisi kurva pademi sudah melandai, sedangkan di Indonesia kurva pandemi terus mengalami kenaikan. (Https://tirto.id/02/01/2020)
Digencarkannya informasi mengenai vaksinasi digunakan untuk memdorong masyarakat agar mau melakukan vaksinasi. Namun, beberapa sumber mengatakan vaksinasi tidak mampu menghilangkan Covid-19 begitu saja bahkan keamanan dari neberapa vaksin belum terbukti. Inilah yang menjadi kekhawatiran masyarakat. Karena apabila vaksin berbahaya, mama dampaknya akan sangat buruk untuk rakyat. Pemerintah berfikir pendek, karena hanya ingin segera memulihkan Ekonomi rakyat pun dikorbankan. Ini memperlihatkan pula bahwa pemerintah tergesa-gesa dalam mengimport vaksin tanpa melihat keamanan dan dampaknya bagi rakyat. Memang begitu sistem pemerintah kapitalisme yang hanya memikirkan ekonomi tanpa memikirkan rakyatnya.
Didalam negara Islam penanganan wabah dilakukan dengan cara dimengkarantina semua rakyatnya dan memenuhi segala kebutuhan rakyatnya sampai wabah tersebut benar-benar hilang. Khalifah menghenti penularannya dengan memisahkan yang sakit dan yang sehat. Mengobati yang terjangkit wabah tersebut dan melarang orang-orang dari daerah-daerah yang tidak terkena wabah mendekati atau masuk ke daerah-daerah yang terkena wabah sampai rantai penyebaran virus benar-benar terputus. Dengan cara ini terbukti Sistem Islam mampu mengatasi wabah tersebut. Jika kita lihat, berbeda penanganan Sistem Kapitalis dan Sistem Islam. Sistem Kapitalis hanya mememtingkan ekonomi, sehingga Covid-19 terus bertambah sampai sekarang. Perbedaan penanganan inilah kita dapat melihat bagaimana keseriusan pemerintah dalam Sistem Islam saat menangani wabah dan mementingkan rakyatnya.
"Jika kalian mendengar ada thaun (wabah) di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Dan apabila kalian berada di wilayah yang terkena wabah, janganlah kalian keluar dan lari darinya." (HR Bukhari dan Muslim)