Oleh : Rika annisa (Aktivis Dakwah,
Dizaman ini sudah tidak jadi masalah jika para wanita yang lebih banting tulang demi keluarga, dimana ibu meninggalkan sang anak dan ada pula yang tidak tega dan mengajak sang anak ikut bekerja, di sisi lain sang ibu tidak memikirkan kondisinya ditambah lagi tingkat keamanan dan kesehatan begitu minim bahkan terlampau sangat minim. Hal tersebut akibat beberapa faktor, misalnya faktor ekonomi, faktor psikologi (takut dicerai suami, malu pada tetangga, dan lain sebagainya), ditambah lagi tidak ada Kasus Aice: dilema buruh perempuan di Indonesia dan pentingnya kesetaraan gender di lingkungan kerja
Maret 18, 2020 12.25pm WIB Aisha Amelia Yasmin, Ika Krismantari, Nashya Tamara, The Conversation, Diahhadi Setyonaluri, M Nur Sholikin, Palmira Permata Bachtiar, Suci Flambonita Saya sudah bilang ke HRD, saya punya riwayat endometriosis jadi tidak bisa melakukan pekerjaan kasar seperti mengangkat barang dengan beban berat,Itulah pengakuan salah satu buruh perempuan yang bekerja pada perusahaan produsen es krim PT. Alpen Food Industry (AFI) atau Aice, Elitha Tri Novianty. Perempuan berusia 25 tahun ini sudah berusaha mengajukan pemindahan divisi kerja karena penyakit endometriosisnya kambuh, namu perusahaan justru mengancam akan menghentikannya dari pekerjaan, Elitha terdesak dan tidak punya pilihan lain selain terus bekerja. Akhirnya, dia pun mengalami pendarahan hebat akibat bobot pekerjaannya yang berlebihan, Elitha terpaksa melakukan operasi kuret pada Februari lalu, yang berarti jaringan dari dalam rahimnya diangkat, Elitha hanya satu dari banyak buruh perempuan yang hak-haknya terabaikan oleh Aice. Sarinah, Juru Bicara Federasi Serikat Buruh Demokratik Kerakyatan (F-SEDAR), yang mewakili serikat buruh Aice menyatakan bahwa sejak tahun 2019 hingga saat ini sudah terdapat 15 kasus keguguran dan enam kasus bayi yang dilahirkan dalam kondisi tak bernyawa dialami oleh buruh perempuan Aice. Pihak Aice telah membantah tuduhan tersebut. Perwakilan Aice, Simon Audry Halomoan Siagian, menyatakan bahwa pihaknya sudah melarang perempuan yang sedang hamil untuk bekerja di shift malam, namun terlepas dari penjelasan yang diberikan Aice tetap mendapat kecaman dari berbagai pihak dan bahkan menghadapi aksi boikot.
Dalam sistem saat ini, negara seakan lepas tangan terhadap tangungjawabnya mensejahterakan dan menjamin kebutuhan seorang perempuan, para perempuan yang dicerai ataupun ditinggal oleh suami mereka tidak mendapatkan jaminan kesejahteraan hidup dari negara, mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka dan anak mereka sendiri. Tidak hanya itu, seorang ibu pun saat masih berstatus istri harus ikut membantu perekonomian suami.
Hal ini tidak akan terjadi dalam sistem Islam, islam memberikan jaminan terhadap seorang perempuan dia menjaga dan menjunjung tinggi martabat seorang perempuan, yang mana seorang perempuan yang telah ditinggal oleh suaminya nafkah kehidupannya dan anaknya ditangung oleh keluarganya, jika keluarganya tidak mampu menangungnya, maka nafkah kebutuhannya ditanggung oleh negara. Islam juga tidak membiarkan seorang perempuan meninggalkan peran pentingnya sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangganya. Dalam Islam seorang perempuannya terfokus mengurus dan mencetak akhlak anak-anak guna menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas, namun bukan berarti seorang perempuan tidak boleh turun ke ranah public, dia boleh turun ke ranah public tapitetetap tidak melupakan dan mengabaikan tugas penting mereka menjadi ummu wa rabbatul bait(pengurus rumah tangga) dan madrasa al ula(sekolah pertama) bagi anak anak nya.
Islam pun mendorong suami istri untuk bertakwa kepada Allah Swt, sehingga suami dan istri benar-benar memahani kewajiban mereka masing-masing, mereka juga mampu menjadi patner sejati dalam mendidik dan mengatur rumah tangganya. Tidak hanya itu, Islam juga memberikan jaminan keamanan terhadap perempuan, hal tersebut tergambar jelas di masa kekhalifahan al- Mutashim Billah, khalifah kedelapan dinasti Abbasiyah. Yang mana kertika itu ada seorang wanita yang dilecehkan oleh salah satu orang romawi dengan cara disingkapkan jilbanya sehngga tampak lah auratnya, lalu wanita itu menjerit dengan menyebut wahai mutashim, dankahlifah mutashim billah langsung mengirim bala tentaranya untuk mnyelamatkan wanita tersebut dan menaklukkan kota itu. Dan sungguh kaum muslimin merindukan pemimpin yang seperti khalifah mutashim billah. Wallahu A'lam Bishawab.