Oleh: Krisdianti Nurayu Wulandari*
Lagi- lagi warga dunia persosmedan dihebohkan dengan beredarnya kabar seorang anak yang melaporkan ibunya ke polisi. Berawal dari percekcokan perkara pakaian. Dilansir dari detiknews, seorang anak melaporkan ibu kandungnya ke polisi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kini sang ibu yang berinisial S (36) mendekam dalam sel tahanan Polsek Demak Kota.
Tidak hanya itu, permasalahan yang mirip juga terjadi di Lombok. Bahwasannya terdapat seorang anak yang mau memenjarakan ibu kandungnya lantaran ribut permasalahan motor.
M (40), warga asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) datang ke Malpores Lombok Tengah hendak melaporkan ibu kandungnya K (60), ke polisi. Kepada polisi, M hendak melaporkan ibu kandungnya karena masalah motor. Namun, laporan M malah ditolak langsung oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Tengan AKP Priyo Suhartono. (Tribunnews.com).
Inilah gambaran keluarga yang lahir dari sistem kapitalisme. Salah satunya, perseteruan antara ibu dan anak yang berujung pidana ini. Juga tidak terlepas dari persoalan materi yang saat ini sangat dijunjung tinggi oleh sitem kapitalisme. Lingkup keluarga tak lagi harmonis disebabkan persoalan yang tengah terjadi di antara mereka.
Pasalnya, tolok ukur yang digunakan dalam sistem kapitalisme adalah berdasar asas manfaat atau untung rugi. Jadi tak masalah jika ada anak yang ingin memenjarakan orang tuanya disebabkan untung rugi yang akan diperolehnya. Hal inilah yang menjadikan rusaknya hubungan diantara keluarga disebabkan nilai materi.
Permasalahan ini sesungguhnya tidak terlepas dari rusaknya sistem kapitalisme dalam mengatur seluruh aspek kehidupan, terutama dalam ranah yang paling kecil yakni keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Keluarga menjadi tumpuan bagi lahirnya generasi yang gemilang. Karena, dari keluargalah tempat tumbuh pertama generasi. Dan peran pendidik yang pertama itu wajib ada dalam lingkup keluarga khususnya orangtua apalagi seorang Ibu yang notabene sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Manusia-manusia yang terbentuk dalam sistem kapitalisme yang berasaskan sekulerisme –pemisahan antara agama dengan kehidupan- kebanyakan hanya akan berbuat sesuka hatinya tanpa memperdulikan benar salah menurut standar Islam. Inilah yang dikenal dengan paham liberalisme atau paham kebebasan.
Oleh karena itu, dalam unit terkecil yaitu sebuah keluarga wajib menjadikan Islam sebagai landasan hidupnya. Jika dalam keluarga tersebut sudah menanamkan nila-nilai ajaran Islam kepada anak-anaknya maka keluarga tersebut akan dipenuh dengan rasa ketenangan dan keteduhan, juga tentunya tidak menjadikan materi sebagai landasan hidupnya. Semuanya akan terikat dan berjalan sesuai dengan syariat yang telah Allah tetapkan kepada kita.
Juga tentunya harus ada campur tangan dari negara. Dengan mewajibkan menerapkan sayriat Islam di seluruh sendi kehidupan tanpa terkecuali. Negara juga harus memastikan bahwa tiap individu harus mempunyai akidah yang cemerlang sehingga dalam menjalani kehidupannya dia tidak akan terbawa arus yang bersifat duniawi.
Akan tetapi, hal itu hanya akan terwujud apabila di dunia ini diterapkan sistem Islam secara keseluruhan. Sebagai sistem alternatif pengganti sistem kapitalisme. Yang telah nyata menunjukkan kepada kita kebobrokannya dalam mengatur urusan dari unit yang terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga. Oleh karena itu hanya Islam lah yang bisa menyelesaikan problematika yang kita hadapi saat ini. Wallahu A’lam bis Shawaab
*Mahasiswi IAIN Tulungagung
Tags
Opini