Oleh : Ayu Alisa
Awal tahun 2021
di buka dengan jumlah pasien Covid-19 yang bukan bertambah turun tapi
sebaliknya bertambah naik. Disertai dengan semaraknya masyarakat untuk memulai
tahun baru, tidak lepas dari kerumunan manusia di tempat satu dan masih banyak
lagi. Pada saat itu pun setiap daerah mulai diadakan penjagaan oleh aparatur
sipil, yang mengawasi masyarakat untuk tetap memakai masker. Tapi apakah ini
cukup untuk mengurangi penyebaran Covid-19 ?
Beberapa rumah
sakit yang sudah mulai dipenuhi dengan pasien Covid-19 bahkan sampai ada di
beberapa wilayah Nusantara yang kuwalahan dengan melonjaknya pasien yang masuk
setiap harinya. Tidak terkecuali, rumah sakit yang berada di wilayah Gresik. Kepala
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik, Jawa Timur Syaifudin Ghozali
mengatakan kapasitas rumah sakit di wilayah itu hampir penuh pasien Covid-19,
setelah dalam tiga pekan terakhir terjadi peningkatan angka konfirmasi positif
dua kali lipat.
"Semua
rumah sakit rujukan Covid-19 di Gresik hampir penuh. Termasuk yang ada rumah
sakit lapang di Stadion Gelora Joko Samudro yang kami peruntukkan untuk pasien
OTG (orang tanpa gejala) dan gejala ringan," kata Ghozali usai rapat
Satgas Covid-19 beserta pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di Ruang
Rapat Graita Eka Praja di Gresik, Kamis (bisnis.com, 7/1/2021).
Bagaimana
tanggapan dari pemerintah? Kembali lagi pihak yang disalahkan adalah masyarakat
yang tidak mentaati protocol kesehatan. Mengulas balik awal terjangkitnya
Covid-19 di Negara Cina, apa yang
dilakukan pemerintah saat itu bukanlah sebuah solusi dan akhirnya apa yang
terjadi sudahlah terjadi. Sudah tidak lagi sedikit jiwa yang hilang bahkan
sampai dengan belasan ribu. Terbukti bahwa sistem kapitalisme gagal untuk menangani
pandemi Covid-19 hingga mengakibatkan krisis dalam segala aspek kehidupan.
Dalam aspek kesehatan, rakyat pun tidak bisa mendapatkan penanganan yang
cepat dan tepat karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Semakin yakin
bahwa sistem kapitalis-sekularis tidak menjadikan nyawa satu orang rakyatnya
itu berharga dan menjadikan segala sesuatu nya hanya di ukur dengan untung dan
rugi.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak di dunia,
mempunyai solusi tuntas dengan menerapkan syariat islam yakni Khilafah dalam
segala aspek kehidupan salah satunya dalam aspek kesehatan. Islam menjamin
pelayanan kesehatan secara gratis serta berkualitas, dengan didirikannya rumah
sakit di hampir semua kota besar dalam daulah Khilafah. Sehingga mempercepat
penanggulangan pasien, dengan rumah sakit yang dalam arti modern dan staf yang
ahli dalam bidangnya hingga mencegah penularan kepada masyarakat yang lain.
Pada zaman
Pertengahan, hampir semua kota besar Khilafah memiliki rumah sakit. Di Cairo,
rumah sakit Qalaqun dapat menampung hingga 8000 pasien. Rumah sakit ini juga
sudah digunakan untuk pendidikan universitas serta untuk riset. Dan, tidak
hanya menangani pasien yang mengalami sakit fisik saja, namun diperuntukkan
juga bagi pasien sakit jiwa. Di Eropa, rumah sakit semacam ini baru didirikan
oleh veteran Perang Salib yang menyaksikan kehebatan sistem kesehatan di Timur
Tengah. Sebelumnya, pasien penderita sakit jiwa hanya diisolir dan paling jauh
dicoba diterapi dengan ruqyah.
Semua rumah
sakit di dunia Islam dilengkapi dengan tes-tes kompetensi bagi setiap dokter
dan perawatnya, aturan kemurnian obat, kebersihan dan kesegaran udara, sampai
pemisahan pasien penyakit-penyakit tertentu.
Rumah sakit dalam naungan daulah Khilafah tidak hanya di peruntukkan bagi
rakyat yang ada di dalam naungan khilafah saja, akan tetapi pelancong asing pun
juga dapat merasakan nikmatnya berobat dengan bebas biaya ( gratis ) namun
tetap dengan kualitas yang baik. Akan tetapi tetap mengikuti aturan yang ada di
dalamnya yaitu pada hari keempat bila terbukti mereka
tidak sakit, para pelancong asing ini akan diminta untuk meninggalkan rumah
sakit, karena kewajiban menjamu musafir hanya sampai tiga hari saja. Bukan hanya negara saja yang bergerak akan tetapi
banyak juga individu yang berkontribusi dalam hal ini. Negara memfasilitasi dengan membentuk lembaga wakaf (charitable
trust) yang menjadikan makin banyak madrasah dan fasilitas kesehatan bebas
biaya. Inilah yang menjadikan kita
rindu dengan syariat Islam, yang sangat mengahargai nyawa seseorang bahkan satu
nyawa sekalipun.
Allah berfirman:
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah
dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al Maidah: 32)
Daulah khilafah pun tidak
hanya mengistimewakan pasien akan tetapi paramedis pun diberikan penghargaan
yang layak, hingga kenyamanan tidak hanya di dapat oleh pasien akan tetapi
paramedis pun juga mendapatkannya. Sehingga dapat meminimalisir korban yang
jatuh baik dari proses penularan dari pasien maupun dari paramedis.
Kita akhirnya sadar bahwa
sistem kapitalis saat ini sungguh bukanlah sebuah solusi bagi ummat akan tetapi
hanya dengan syariat Islam lah solusi yang terbaik dengan naungan Khilafah.
Wallahu’alam bishowab..