Oleh : Ayu
Belakangan ini muncul berita di Demak mengenai anak perempuan yang mempolisikan ibu kandungnya. Alasannya karena terjadi cekcok hingga membuat luka memar di pelipis anak tersebut. Hingga beberapa waktu diproses, saat ini ibu tersebut sudah mendekam di penjara.
Sebelumnya pun pernah terjadi di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) ada seorang anak laki-laki yang melaporkan ibu kandungnya karena masalah motor & harta warisan. Namun, pihak kepolisan menolak laporan karena masalah tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Pak polisi berkata pada laki-laki tersebut "jika laporan ini diteruskan, maka harga dirimu hanya sebatas motor itu."
Begitulah yang terjadi pada sistem sekuler saat ini. Dimana hubungan keluarga dianggap tidak lebih penting dari nilai materi semata. Hanya untung rugi yang menjadi pertimbangan. Cara berfikir seperti inilah yang membuat anak tidak lagi mengormati orang tuanya. Nilai-nilai liberal, yang disadari ataupun tidak, sudah merasuki pemikiran tiap individu dalam keluarga. Sehingga tidak ada lagi penghormatan dan kasih sayang pada orang tua serta ketenangan dalam keluarga. Hingga melahirkan anak yang durhaka.
Pembentukan keluarga yang ideal dimulai dari individu yang bertakwa, sehingga masing-masing paham akan hak dan kewajibannya. Dimana dasar interaksi antar anggota keluarga adalah untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, negara pun berperan dalam pembentukan keluarga yang harmonis. Dimulai dengan penerapan nilai-nilai Islami dalam pembentukan individu & keluarga. Bagaimana penyelesaian ketika terjadi konflik antar keluarga sampai adanya sanksi sesuai syariat ketika terjadi pelanggaran aturan. Dengan dasar inilah maka akan melahirkan sikap hormat dan kasih sayang kepada orangtua. Hingga terwujud anak-anak yang berbakti kepada orang tua.
Tags
Opini