Hidayah Dijemput atau Ditunggu?



Oleh : bylkhis nahdatul


Muslim mana memang yang dirinya enggan agar hidupnya diridhai Allah. Kita hanya perlu menjalankan seluruh aturan Allah saja. Dan ketika mati bisa masuk surga. Terlihat mudah memang tapi ternyata tidak akan semudah itu. Ketika kita lihat banyak orang di luar sana yang dengan gampangnya bermaksiat.
Padahal di dalam Al-Qur'an jelas diterangkan bahwa perempuan muslim diwajibkan menutup aurat mereka. Namun, kenyataannya, sampai saat ini masih banyak perempuan yang enggan berhijab untuk menutup aurat mereka. ketika ditanya mengapa mereka belum mau mengenakan hijab? ada banyak alasan yang dikemukakan mulai dari yang klasik sampai dengan alasan yang seperti dibuat-buat.
Menurut survei yang dilakukan terdapat 10 alasan perempuan untuk tidak berhijab. Salah satunya adalah alasan belum mendapatkan hidayah ujarnya. (dikutip dari kompas.com)

Namun Apakah benar seseorang tidak mampu menjalankan aturan Allah gara-gara belum mendapat Hidayah? Hidayah memang sering sekali menjadi kambing hitam atas kemaksiatan yang dilakukan seseorang. Enggan pakai hijab katanya belum dapat hidayah. Masih pacaran katanya juga belum dapat hidayah. Seolah-olah kemaksiatan yang dilakukan bukan keinginannya. Tapi ketetapan Allah karena belum menurunkan Hidayah kepadanya. Mereka tidak punya kuasa untuk menghindari kemaksiatan itu. Padahal Allah SWT tidak pernah mendzolimi hamba-hambanya. Allah SWT berfirman :

وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلۡعَبِيۡدِ

"Dan Tuhanmu sama sekali tidak mendzalimi hamba-hamba(-Nya)."
(Q.S Fussilat ayat:46)
Jadi hidayah itu seperti apa? Apa cukup kita tunggu saja atau harus dijemput? Apa hidayah itu akan serta merta jatuh dari langit? Atau kita hanya perlu tidur di kamar dan menunggu hidayah itu datang?.

Menurut islami.co Kata hidayah secara bahasa berasal dari akar kata berbahasa Arab yaitu : هداية–هدى – يهدي – هديا – هدى – هدية yang berarti petunjuk dan bimbingan. Sedangkan hidayah secara istilah adalah petunjuk yang sangat halus dan lemah lembut. Guna mengantarkan seseorang pada kebenaran dan kebaikan. Sederhananya, hidayah adalah petunjuk yang dapat mengantarkan seseorang pada kebaikan.

Muhammad Abduh, penulis kitab tafsir al-Manar mengartikan hidayah sebagai petunjuk halus yang menyampaikannya pada tujuan. Dalam kaitannya dengan petunjuk Allah SWT beliau mengartikannya sebagai petunjuk Allah SWT yang disampaikan kepada makhluk-Nya. Dengan petunjuk itu mereka dapat mencapai tujuan penciptaan-Nya. Menurut beliau, hidayah itu dapat diibaratkan sebagai sebuah cahaya kilat di malam gelap gulita yang dapat menerangi jalan bagi siapapun yang berjalan.

Jadi seseorang bisa dikatakan mendapat hidayah ketika dia mengimani Islam dan mengikuti seluruh aturan Allah. Allah yang menciptakan hidayah tadi manusialah yang harus mengupayakan hidayat tersebut agar sampai pada dirinya. Allah telah memberi pada manusia kecenderungan untuk menerima dan menolak Islam. Allah juga telah menunjukkan pada kita mana yang haq dan yang bathil dengan menurunkan aturan Islam.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا

"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya."
(Q.S Asy- Syams ayat:8)

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa hidayah itu haruslah dijemput bukan ditunggu. Namun bagaimana cara kita menjemputnya? yaitu dengan mempelajari Islam secara Kaffah. Mengimani juga mengikuti semua petunjuk Islam. Dengan begitu kita akan senantiasa menjadi orang yang ter tunjuki dan senantiasa mendapatkan hidayah-Nya.
Tapi ternyata untuk menjemput hidayah itu rasanya sangat sulit. Terlebih lagi di negara yang menerapkan sistem kapitalis seperti ini. Ini terjadi karena ideologi kapitalisme menganggap bahwa tujuan hidup hanya untuk meraih keuntungan materi sebesar-besarnya. Sehingga membuat banyak orang hanya terpaku untuk mencari materi dan tidak menyempatkan diri untuk mempelajari Islam secara Kaffah.

Hal ini sangat berbeda jika aturan Islam yang diterapkan dalam kehidupan bernegara. Di dalam Islam,negara berkewajiban untuk menjaga ketakwaan setiap individunya. Mulai dengan memberi pendidikan yang ditujukan untuk membentuk kepribadian Islam dan menjadikan media sebagai wadah edukasi untuk menjaga ketaqwaan individu-individu masyarakatnya. Karenanya,kita merasa butuh sekali diatur dengan hukum Islam ini. Tidak hanya butuh namun ini wajib hukumnya.

Supaya kita bisa kembali diatur dengan aturan Islam. Maka,kita harus mendakwahkan islam secara Kaffah. Supaya semua orang sadar dan ingin hidup dengan aturan Islam. Sebelum berdakwah tentu kita harus punya ilmu dan harus bergabung dengan kelompok dakwah islam ideologis. Supaya kita selalu istiqomah dalam ketakwaan dan menjaga kita tetap berada pada tujuan yang benar. Yaitu, kehidupan Islam. Dengan begitu janji Allah bahwa Islam akan diterapkan dari ujung barat hingga ujung timur akan terwujud.
wallahu a'lam bishawab

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak