Oleh: Nabila Zidane
Forum Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban
Dakwah adalah perjalanan panjang berliku, terkadang naik, terkadang turun. Banyak yang berkobar-kobar di start awal, langsung tancap gas namun mulai oleng di tengah perjalanan bahkan kehabisan bensin dan akhirnya memutuskan berhenti, menyerah.
Ada yang diam termangu sambil melihat teman seperjuangan yang pelan tapi pasti terus berjalan. Bahkan yang menyedihkan ada yang keluar dari arena karena kemauannya sendiri. Berbagai alasan sering di lontarkan sibuk lah, terlalu lemah lah, ruwet masalah ekonomi lah, gadis pujaan menolak dilamar dan masih banyak sejuta alasan lainnya. Dan ada juga yang terpaksa dikeluarkan karena telah melanggar batas syariat.
Oleh karena itu, berdakwah membutuhkan jamaah. Sendirian dalam dakwah sungguh amal yang berat. Saat lidah salah berucap, kaki salah melangkah dan tangan salah berbuat tak ada yang menasehati. Saat mobil mogok di tengah arena perjuangan akan ada yang mendorong bersama-sama. Saat bahan bakar habis akan ada teman-teman yang patungan untuk mengisinya.
Nabi saw. bersabda:
عَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
Wajib atas kalian berjamaah, karena serigala memakan (hewan gembala) yang terpisah. (HR. Ahmad)
Perlu di ingat dalam berjamaah harus bisa menumbuhkan sikap saling pengertian, pandai membawa diri dan menahan diri. Sabarmu kepada saudara seperjuanganmu harus berkali-kali lipat karena mereka adalah saudara tak sedarah. Bila tidak, maka kebersamaan dalam jamaah hanya tinggal kenangan.
Selain berjaaah dan bersabar, ada lagi modal yang tak kalah penting dalam dakwah yaitu keyakinan.
Dakwah yang benar adalah dakwah yang didasarkan pada manhaj dakwah Rasulullah saw. Ini adalah prinsip. Allah SWT berfirman:
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا
“Sungguh bagi kalian pada diri Rasulullah saw. itu terdapat teladan yang baik, yakni bagi siapa saja yang menginginkan Allah dan Hari Akhir, serta banyak mengingat Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21).
Keteladanan ini mencakup metode dakwah untuk menegakkan kehidupan Islam secara kaffah. Metode dakwah Rasulullah Saw merujuk pada Sirah Nabawiyah adalah dengan tiga tahapan di dalamnya, yakni: tahapan pembinaan (tatsqîf), tahapan interaksi dengan umat (tafa’ul ma’a al-ummah), dan tahapan penyerahan kekuasaan (istilâm al-hukm) yang ditandai dengaan penerapan hukum Islam secara menyeluruh dan dakwah ke seluruh penjuru dunia.
Pada tahapan pembinaan inilah umat akan disadarkan bahwa hanya Islamlah yang akan membawa keberkahan jika diterapkan dalam segala kehidupan. Dakwah ini mengubah pemikiran umat yang salah. Yang tadinya menerima pemikiran sekular bahkan komunis berubah hanya menerima Islam yang akan mengubah pandangan hidup, sikap dan peradaban mereka. Jika ini berhasil, maka umat Islam akan meninggalkan pemikiran salah tersebut dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. dengan Islam yang beliau emban.
Para pengemban dakwah harus yakin bahwa kemenangan dakwah adalah suatu keniscayaan. Pertolongan itu ternyata ada pada puncak penderitaan dan kesabaran. Ketika Rasul saw. dan para sahabat mengalami penderitaan, mereka tetap bersabar dan tetap berpegang teguh pada syariat-Nya.
Diriwayatkan bahwa karena penderitaan yang luar biasa yang mereka alami, akibat berbagai macam siksaan dan penganiayaan orang-orang kafir, mereka sampai bertanya-tanya kapan pertolongan Allah akan datang.
Allah Swt lalu berfirman,
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ
“Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang atas kalian cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan (dengan berbagai macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS al-Baqarah [2]: 214).
Karena itu yang dituntut dari para pengemban dakwah dalam menghadapi semua tantangan, gangguan, dan ancaman dalam dakwah adalah meneladani Rasul saw. dan para sahabat beliau. Mereka selalu bersabar, istiqomah dalam jamaah dan yakin dengan pertolongan Allah Swt sehingga mereka selalu berkata,
حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan sebaik-baik Pelindung.” (QS Ali Imran [3]: 173).
Sesungguhnya cahaya Allah tidak akan pernah bisa dipadamkan oleh makar manusia. Islam pasti menang. Sesuai janji Allah Swt, sebentar lagi pertolongan-Nya akan segera datang. Maka layakkanlah diri kita untuk mendapatkan pertolonganNya dengan berusaha mentaati segala syariatNya.
Wallahu a'lam