Berharganya Nyawa Manusia



Oleh : Dara Millati Hanifah, S. Pd *



Kematian akibat covid 19 di Indonesia bertambah setiap hari. Tak terkecuali dari tenaga medis itu sendiri. Terhitung jumlah kematian nakes (tenaga kesehatan) Indonesia lebih tinggi dibandingkan kematian masyarakat negeri-negeri lain di kawasan Asia Tenggara.
.
Firdza, inisiator pandemic talks mengatakan bahwa penanganan covid 19 di Indonesia belum maksimal bahkan tingkat penularannya sekitar 14-15%. Padahal standar WHO maksimal 5%. Menurutnya, itu terjadi karena pemerintah belum mencapai 3T yaitu, testing, tracing, dan treatment.
.
Testing yang dilakukan masih dibawah standar WHO. Begitupun dengan tracing di mana, rasio pelacakan kontak covid 19 hanya 1 banding 3. Padahal seharusnya jika ada satu orang positif maka tracing diberlakukan pada 30 orang yang ada di sekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan beberapa tenaga kesehatan meninggal akibat pandemi ini. Tak hanya itu strategi yang diterapkan pemerintah kurang efektif dalam menangani kasus covid 19. (Tempo.Com 02/12/2020).
.
Islam sangat menghargai nyawa manusia. Bahkan Allah swt telah menetapkan bahwa membunuh satu nyawa sama saja membunuh seluruh umat manusia. Tak hanya itu, Allah juga mengancam akan mengazab semua penghuni bumi jika bersekutu dalam membunuh seorang manusia.
.
Begitu mulianya Islam dalam melindungi nyawa seseorang. Meskipun memiliki latar belakang yang berbeda, tetapi di mata Allah Swt semuanya sama. Namun, jika tidak ada peran negara, mustahil nyawa seseorang akan aman.
.
Ketidakseriusan pemerintah dalam menangani covid 19 menjadi catatan khusus untuk kita bahwa kekuasaan dibawah kapitalisme tidak akan pernah berhasil menyelesaikan masalah, ia justru hanya membawa kesengsaraan bagi rakyatnya sendiri.
.
Terbukti, beberapa bansos (bantuan sosial) yang akan diberikan bagi yang terdampak covid 19 tak kunjung diberikan. Tak lama setelah itu, kasus korupsi nya justru terungkap ke permukaan. Dana sosial yang untuk kasus covid 19 pun dengan tega nya dikorupsi oleh oknum-oknum penguasa yang tidak berperasaan.
.
Kematian tenaga kesehatan juga menjadi rentetan kasus yang tak akan usai. Mengingat tak ada penjaminan kesehatan dari negara, jikalaupun ada itu tidak dapat memenuhi standar kesehatan. Otomatis kurangnya penjaminan itu, membuat tenaga kesehatan rentan terserang dan meninggal akibat covid 19 ini.
.
Berbeda halnya dengan Islam. Dimana, tenaga kesehatannya akan terjamin tanpa ada satupun kekurangan. Ditambah dengan peran negara yang ikut andil dalam memenuhi kebutuhan tenaga kesehatannya. Hal tersebut bisa terjadi hanya jika negara menggunakan sistem Islam sebagai sistem untuk mengatur kehidupan sehingga Rahmatan Lil Alamiin pun bisa terwujud dengan baik.
.
Wallahu 'alam bi shawab


*(Pemerhati Pendidikan) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak