Oleh
: Frisca Nopianita
Saat ini banyak
kasus-kasus yang beredar
tetkait anak yang tega
memenjarakan orang tuanya karena hal sepele. Ini menjadi sebuah dilema terutama
untuk negeri ini agar permasalahan seperti ini tidak terus berulang. Sebagaimana
dilansir dari Tribunnews.com, Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono menolak laporan
seorang anak asal Lombok Tengah berinisial M yang ingin memenjarakan ibu
kandungnya. AKP Priyo Suhartono menolak laporan tersebut dikarenakan alasan M
terlalu sepele yaitu hanya sebatas sepeda motor saja. M tidak terima uang 15
juta sebagai warisan dari ayahnya yang diberikan ke ibunya dibelikan motor dan
dipinjamkan ke saudaranya. (Tribunnews.com, Senin 29/06/ 2020)
Tak dapat dipungkiri, memang saat ini generasi penerus
bangsa terutama anak-anak muslim sudah banyak yang terjebak dengan arus globalisasi
sekaligus datangnya benturan-benturan nilai akibat berkembangnya pemikiran yang
bertentangan dengan islam.
Ada banyak faktor yang menyebabkan moralitas anak
sangatlah terperosot dalam jebakan yang dibuat oleh barat. Faktor internalnya,
umat islam saat ini sangat lemah dengan keyakinan akidah yang dimilikinya
dan juga diperparah dengan kurangnya pemahaman aturan islam termasuk dalam
lingkup keluarga. Faktor eksternalnya berupa adanya konspirasi barat dalam
upaya menghancurkan umat islam dan keluarga muslim melalui serangan berbagai
pemikiran sekuler, yang mana memisahkan agama dari kehidupan dan juga paham
liberalisme, yang mana menawarkan kebebasan individu. Sehingga banyak dalam
interaksi keluarga hanya akan dinilai pada asas rugi atau untung saja dan
manjadikan anak tidak hormat pada orang tua, bahkan menjadi durhaka.
Paham tersebut menjadikan manusia bebas menentukan
arah dan cara hidupnya termasuk dalam interaksi keluarga, yang mana hal ini
menjadi potret umat islam yang tentunya menjadi sebuah ancaman serius untuk
generasi umat islam di masa mendatang.
Tetapi tidak dengan paham islam, islam sangat menjamin
selalu adanya keharmonisan dalam keluarga. Islam menjadikan keluarga sebagai
benteng pertahanan dari segala ancaman yang akan menghancurkan umat islam. Tak
hanya itu islam juga menjadikan keluarga sebagai awal terbentuknya pendidikan
sebagai sumber pengajaran pertama dalam membentuk generasi yang bertakwa dan
siap memimpin umat untuk membangun peradaban dimasa depan hingga umat islam
muncul sebagai khoiru ummah.
Tidak hanya dengan terbentuknya keluarga islam saja,
tetapi akan terwujud jika syariat islam dilaksanakan secara sempurna atau
keseluruhan yaitu dengan tegaknya khilafah.
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah
ke dalam islam secara keseluruhan dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah
syetan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah :
208)
Hanya khilafah islamiyahlah yang menjadi satu-satunya
solusi yang mampu mewujudkan dan menjamin keharmonisan dalam keluarga. Dengan
khilafah, dapat memastikan tiap anggota menjalankan perannya termasuk hak dan
kewajiban dengan baik dan dipastikan negara khilafah menjamin kesejahteraan
semua anggota keluarganya. Seperti negara khilafah memastikan tiap kepala
keluarga memiliki mata pencarian termasuk menyediakan lapangan pekerjaan,
khilafah mewajibkan pihak-pihak untuk bertanggungjawab pada perempuan dan anak,
serta khilafah menjamin anak-anak bisa tumbuh kembang dengan sempurna sehingga
melahirkan generasi umat yang berkualitas di masa mendatang. Begitulah islam
dalam mengatur sebuah tatanan dalam kelurga, dengan adanya penerapan syariat
islam secara kaffah maka tidak akan dikenal anak durhaka kepada orang tua.