Bencana, Mengapa Terus Melanda?




Oleh: Vennyswandayani
Pelajar dan Aktivis Dakwah

Di awal tahun ini, banyak sekali bencana yang menerpa di negara Indonesia. Belum lagi Covid-19 yang tak kunjung berakhir. Lalu, Indonesia digemparkan oleh jatuhnya pesawat Sriwijaya. Pada Sabtu (9/1) terjadi bencana longsor di Sumedang. Mengakibatkan, 38 orang meninggal, 29 rumah rusak dan ribuan orang mengungsi.
Bencana banjir terjadi di Kalimantan Selatan pada Rabu (13/1). Menurut LAPAN, sebanyak 13 kabupaten/kota terdampak dan mengakibatkan, 15 orang meninggal dan sekitar 112.709 orang mengungsi. Ada pula di Kalsel, terjadi banjir dan longsor, pada Sabtu(16/1) dan terjadi di Kabupaten Lamongan Sidoarjo, Jawa Timur.

Selain banjir dan longsor, terjadi pula ledakan Gunung meletus di Semeru, Jawa Timur, pada hari Senin (18/1). Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY mengeluarkan awan panas guguran. Dan terjadi Gempa bumi di Mamuju dan Majene, pada Kamis (14/1).

Berbagai bencana atau musibah tentu merupakan ketetapan atau qadha Allah Swt. Maka, sebagai manusia kita hanya bisa berlapang dada atas musibah itu, dan sesungguhnya manusia sangat membutuhkan perlindungan Allah Swt. Karena itu, kita wajib menerima takdir Allah Swt.

Kita harus menyadari bahwa setiap musibah pasti ada jalan keluarnya, dan kita pun harus mampu mengambil hikmahnya dari segala musibah yang terjadi ini. Sebab, Allah Swt sedang menguji kesabaran setiap hamba-Nya, apakah dia sanggup hidup dalam situasi ini atau mereka mengeluh atas yang menjadi ketetapan Allah Swt.

Namun demikian, Allah Swt juga memperingatkan, banyak musibah yang terjadi ini melibatkan peran manusia. Allah SWT berfirman:

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ

"Musibah apa saja yang menimpa kalian itu adalah akibat perbuatan kalian sendiri. Allah memaafkan sebagian besar (dosa-dosa kalian)" (TQS asy-Syura [42]: 30)

Karena itu, kunci untuk mengakhiri segala musibah tidak lain dengan mencampakkan akar penyebabnya, yakni ideologi dan sistem sekularisme-kapitalisme. Allah Swt. telah menurunkan ideologi dan sistem Islam, dengan kata lain menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam semua aspek kehidupan.

Solusinya kita hanya bisa bertawakal kepada Allah Swt., dengan mendekatkan diri kita kepada sang pencipta. Sebab, sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang mau bertaubat kepada Allah Swt. Semoga kita semua dilindungi dari kejadian - kejadian yang tidak disangka sangka dan selalu menomersatukan Allah Swt dalam ruh kita.

Wallahu a'lam bi ash-Shawab.

Sumber: Buletin Kaffah

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak