Oleh : Yuke
Banjir besar tengah terjadi di Kalimantan Selatan. Bencana ini, merupakan bencana terbesar dibandingkan banjir pada tahun-tahun sebelumnya. Wajar saja, Kalimantan yang merupakan salah satu wilayah hutan terluas di Indonesia mengalami penurunan jumlah hutan, baik hutan primer maupun sekunder selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Demikian data KLHK menyebutkan. Penebangan liar terus dilakukan pihak tak bertanggung jawab. Perubahan alih fungsi hutan menjadi tambang dan perkebunan sawit, menjadi salah satu sebab utama berkurangnya populasi pohon di Kalimantan Selatan.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), mengungkapkan bahwa ada 50% lahan di Kalimantan Selatan yang dialih fungsikan menjadi pertambangan dan perkebunan kelapa sawit. Akibatnya hutan gundul dan mengalami deforestasi. Jatam juga menyebutkan setidaknya ada 814 lubang tambang yang tersebar di seluruh Kalimantan Selatan. Selain itu, Jatam memaparkan setidaknya ada 700 ha lahan tambang yang tumpang tindih dengan pemukiman warga. Wajar, banjir besar terjadi. Karena tak ada hutan yang menampung cadangan air. Semua mengalir deras ke pemukiman umat.
Fakta yang kini terjadi memperlihatkan bahwa pemerintah sangat buruk dalam pengurusan umat. Abai dalam memperhatikan kesejahteraan rakyat. Sumber utama penyebab bencana ini adalah keserakahan jiwa kapitalisme. Sumberdaya yang seharusnya dikelola untuk kesejahteraan umat, malah dikeruk demi kantong-kantong kekayaan para penguasa dan kapitalis. Serakahnya para kapitalis dan penguasa mengakibatkan nasib rakyat menjadi sangat terpuruk. Satu bumi bisa mencukupi semua kebutuhan manusia. Namun, tak bisa memenuhi keserakahannya.
Syariat Islam mengatur keseimbangan hubungan sesama manusia, makhluk dengan alam dan tentu hubungannya dengan Allah Sang Khaliq. Aturan manusia hanya menghasilkan ketidakadilan bagi seluruh makhluk. Karena Allah sebagai Sang Pencipta seluruh makhluk dari seluruh alam, paling mengetahui segala yang dibutuhkan makhlukNya.
Wallahu alam bisshowab.
Tags
Opini
Kebanyakan bencana yg menerpa negeri kita dikatakan bencana alam. Tapi bencana banjir bukanlah bencana alam murni, akibat perbuatan juga kelalaian umat manusia. Khususnya pemerintah yg mengatur negara. Pemerintahan yg hanya mementingkan kepentingan pribadi atau golongan, rakyat kecil yg kena imbasnya, tidak punya suara, harta, bahkan hak untuk keadilan.
BalasHapusPemimpin yg datang & pergi silih berganti juga dg peraturan yg terus berubah tapi masalah banjir belum bisa diatasi. Kesadaran warga masyarakat tidak diimbangi dg kesadaran pemerintah...
Jazakillah ibu komentarnya,, memang beyul sekali bu, segala kerusakan yang terjadi adalah akibat ulah buruk dan serakah manusia. Sistem kapitalisme membuat makhluk menjadi gila harta. Semua dihitung dengan materi tanpa.mempedulikan nasib umat..masyaAllah
BalasHapusAda sebab ada akibat,bencana alam yg ada saat ini adalah sebab dari ulah manusia, keserakahan yg tiada habisnya pemimpin yg tak pernah puas memperkaya kantong masing2, yg tak pernah memikirkan dampak bagi rakyat. polusi udara yg d rasakan rakyat akibat pembakaran hutan dan sekarang bencana banjir dimana_mana.
BalasHapus