BENCANA DALAM JERATAN KEPEMIMPINAN KAPITALISME




Oleh. Mauli Azzura

Banyaknya bencana dalam waktu dekat ini masih menyisakan duka yang mendalam untuk negri kita. Dimulai dari banji, longsor, gempa, gunung meletus sampai jatuhnya pesawat sriwijaya. Seolah belum usai satu masalah, hadir lagi musibah yang masih menjadi momok bagi masyarakat.

Bagaimana tidak ? Mereka yang tertimpa musibah sangat mengharapkan pertolongan dan uluran tangan kita. Terutama bala bantuan dari pemerintah atau para pemimpin yang sudah jelas bertugas mengayomi dan mensejahterakan rakyat.

Para pemimpin adalah harapan bagi para korban bencana karena merekalah yang memiliki kekuasaan untuk mengatur apapun demi kelangsungan kehidupan rakyat-rakyat nya. Dan sudah sepantasnya para pemimpin bertanggung jawab melengkapi kebutuhan masyarakat dengan adil dan merata seperti yang di jelaskan dalam firman Allah : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Maidah : 8)

Memberikan keputusan yang adil diantara sesama manusia merupakan kewajiban terbesar yang harus diemban oleh setiap individu ,terutama para pemimpin yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah atas kepemimpinannya. Para pemimpin patutnya bisa memberikan kelestarian antar masyarakat terlebih kepada masyarakat tertentu yang sedang mengalami bencana. Namun saat ini sistem kapitalis telah mencetak pemimpin yang hanya mengurusi keuntungan sebagian umat, dan semua itu terlihat dalam situasi bencana yang ada saat ini,dimana bantuan datang dari masyarakat lain dan para korban bertindak seolah berebut bantuan, hal tersebut menandakan tidak meratanya bantuan yang disalurkan.
Baca. Khawatir Tak Kebagian, Warga Cegat Bantuan
https://mediaumat.news/khawatir-tak-kebagian-warga-cegat-bantuan/

Itulah potret masyarakat di sistem kapitalis yang menunjukan buruknya para pemimpin dalam menyelesaikan permasalahan. Pemimpin yang dipilih rakyat dengan harapan bisa mensejahterakan berbuah kekecewaan yang sangat.
Nabi bersabda, 

إِنَّا-وَاللّٰهِ- لاَنُوَلِّي هٰذَاالْأَمْرَأَحَدًاسَأَلَهُ، وَلَاأَحَدًاحَرَصَ عَلَيْهِ.

"Kami-demi Allah-tidak akan memberikan jabatan pemerintahan ini kepada orang yang memintanya dan orang yang berambisi untuk mendapatkanya."
(HR. Al-Bukhari (7149) dan Muslim (1733).)

Dijelaskan bahwa setiap orang yang berambisi menjadi pemimpin, pasti berani melakukan apa saja untuk mendapatkan atau mempertahankan jabatanya. Itu lah gambaran pemimpin kapitalisme yang tak lain adalah hukum buatan manusia  menjadi milik penguasa, yang hanya berlaku pada golongan yang berbeda paham,dan memandang segi kemanfaatan demi keuntungan pribadi atau golongan tertentu tanpa mempedulikan dampak buruk pada rakyat dimasa mendatang.
Sedangkan kepemimpinan dalam islam adalah pemimpin yang berlandaskan dengan hukum Allah yang menjadikan hukum tersebut sebagai kewajiban terbesar yang harus diberlakukan. 

Islam mengatur secara maksimal,dari segi keseluruhan untuk mengatasi permasalahan tanpa menciptakan permasalahan yang baru. Jadi,kembali pada Allah yang maha sempurna, yang mengatur kehidupan manusia dengan sebaik-baik ajaran, cara, hukum yakni dengan berpedoman pada Al-Qur'an dan Hadist. Islam adalah solusi yang tepat untuk semua permasalahan umat karena Al-Qur'an dan Hadist adalah sumber segala solusi yang sesuai dengan fitrah manusia.

Wa llahu a'lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak