Oleh: Watik Handayani, S.Pd.
Sungguh miris. Di Nusa Tenggara Barat, lombok (NTB), seorang anak berinisial M (40 tahun) dengan teganya melaporkan ke polisi dan hendak memenjarakan ibu kandungnya sendiri K(60 tahun) gara-gara sepeda motor. Namun, laporan M malah ditolak langsung oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono.
Penolakan itu pun viral di media sosial Facebook dan YouTube. Seperti yang diberitakan dari tribunnews.com, Senin (29/6/2020), AKP Priyo Suhartono mengungkapkan bahwa perseteruan itu berawal dari harta warisan peninggalan ayah M yang dijual seharga Rp 200 juta.Setelah terjual, sang ibu mendapatkan bagian Rp 15 juta. Uang bagian ibunya dipakai untuk membeli motor dan motor tersebut dipinjamkan ke saudaranya. Si anak tidak terima motor tersebut dipinjamkan.
Seharusnya kejadian seperti ini tidak akan terjadi, apalagi seorang anak melaporkan ibu kandungnya, walaupun ibunya bersalah atau tidak. Sungguh terlalu. Padahal, sebagai seorang anak hendaklah menghormati ibunya, karena Allah telah memuliakannya. Melalui ibulah kita lahir dan surga pun berada padanya. Sampai Rasulullah SAW menyebutkan tiga kali ketika ada yang bertanya, di antara kedua orang tuanya siapa yang harus lebih dulu dihormati.
Tapi di sistem sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) ini, rasa hormat pada orang tua tidak dipedulikan lagi. Yang ada, harta yang dinomorsatukan dan diperbudak olehnya. Memang sudah tidak aneh warisan menjadi rebutan keluarga. Padahal yang dibawa mati itu hanya ilmu amal ibadah.
Ternyata tak ada andil agama (jangan bawa-bawa agama) dalam kehidupan, semuanya jadi bobrok. Ini pun membawa dampak buruk dalam tatanan kehidupan, salah satunya keluarga menjadi tak harmonis. Jadi, wajar saja jika ada seorang anak hendak melaporkan ibu kandungnya sendiri ke polisi karena hal sepele misalnya.
Apa salah ibu mengandung? Tidak ada yang salah. Hal itu terjadi karena tak ada perlindungan oleh negara yang menyebabkan kesewenang-wenangan dalam berperilaku. Seorang anak tidak menghormati ibunya, padahal, seorang ibu adalah ummu warabbatul bait, pendidik utama dalam sebuah keluarga.
Jika peran negara untuk melindungi masyarakat berlaku, semua itu tidak akan terjadi. Sistem demokrasi kapitalis yang memperkeruh masyarakat menjadi mengagungkan dunia. Padahal dunia ini hanya pijakan, tak akan dibawa mati, kecuali amal ibadah kita.
Di sinilah peran negara dalam memberikan pengajaran yang baik bagi warganya, jangan sampai ada perilaku yang tidak sesuai dengan Islam. Seorang anak hendaknya baik terhadap orang tua. Biar bagaimana itu seorang ibu yang harus diutamakan, karena Islam pun mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya (ayah dan ibu).
Maka, kembalilah pada sistem Islam yang benar dan lurus. Hanya di sistem Islamlah manusia akan tetap terjaga, baik lisan maupun perilakunya. []
Tags
Opini