Oleh : Rizkika Fitriani
Seorang anak melaporkan ibu kandungnya ke polisi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kini sang ibu yang berinisial S (36) mendekam dalam sel tahanan Polsek Demak Kota. "Ditahan sejak kemarin di Polsek (Demak) Kota. Karena berkasnya sudah lengkap atau P21," ujar kuasa hukum terlapor S (36), Haryanto saat dihubungi (detikcom, Sabtu, 9/1/2021)
M (40), warga asal Lombok Tengah, Nusa Tengara Barat (NTB) datang ke Mapolres Lombok Tengah hendak melaporkan ibu kandungnya K (60), ke polisi. Kepada polisi, M hendak melaporkan ibu kandungnya karena masalah motor.
Namun, laporan M malah ditolak langsung oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono. Priyo meminta permasalahan ini untuk diselesaikan secara kekerluargaan. (tribunnews.com, 29/6/2020)).
Setiap keluarga, seharusnya tercipta kedamaian, ketentraman, serta kehormatan, namun sayangnya, pada sistem demokrasi ini, tidak akan terwujud yang namanya keluarga tentram, berawal karena tidak adanya penghormanatan satu sama lain dalam keluarga, yang akan memunculkan suatu masalah, dan berujung saling bermusuhan. Apalagi hasil didikan dari negara yang selalu mengutamakan materi, jadi yang di prioritaskan adalah untung dan rugi.
Negara saja sudah mencontohkan bahwa yang menjadi prioritas hanya lah sebuah materi, tidak heran kalau berbuah dan di praktikkan juga oleh rakyat.
Apalagi sistem saat ini membutakan yang namanya aturan agama pada rakyat, alhasil menciptakan rakyat yang serba bebas tanpa aturan dan hidup tidak terarah tanpa melihat halal dan haram. Kenyataan ini mau tidak mau berdampak pada kehidupan keluarga muslim. Jarang ditemui keluarga muslim yang benar-benar bisa menegakkan nilai-nilai Islam.
Keluarga muslim bahkan ikut terjebak pada kehidupan yang materialistik dan individualistik.
Tidak sedikit kasus permasalahan pada keluarga sering menimpa keluarga rakyat saat ini, akar permasalahan pun lagi-lagi masalah materi, seolah materi hal utama, sampai keluarga terpecah pun rakyat tidak peduli asal materi dapat diraih.
Sungguh sangat miris buah hasil didikan demokrasi.
Adapun faktor penyebab terjadinya kasus ini :
Pertama faktor internal, umat Islam yang lemah secara akidah sehingga tidak memiliki visi-misi hidup yang jelas. Hal ini diperparah dengan lemahnya pemahaman mereka terhadap aturan-aturan Islam, termasuk tentang konsep bagaimana cara menciptakan keluarga harmonis dengan mewujudkan ketentraman, kedamaian, serta saling menghormati satu sama lain dalam sebuah keluarga.
Kedua faktor eksternal, abainya negara dalam mengawasi serta memperhatikan masalah kekeluargaan pada rakyat, serta memberikan serangan berbagai pemikiran dan budaya sekuler yang rusak dan merusak, terutama paham liberalisme yang menawarkan kebebasan individu, baik dalam berpendapat, berperilaku, beragama, maupun dalam kepemilikan.
Adapun keluarga dalam pandangan islam, yaitu : Secara sosial, keluarga adalah ikatan terkuat yang berfungsi sebagai pranata awal pendidikan primer, ayah dan ibu sebagai sumber pengajaran pertama, sekaligus tempat membangun dan mengembangkan interaksi harmonis untuk meraih ketenangan dan ketentraman hidup satu sama lain.
Secara politis dan strategis, keluarga berfungsi sebagai tempat yang paling ideal untuk mencetak generasi unggulan, yakni generasi yang bertakwa, cerdas dan siap memimpin umat membangun peradaban ideal di masa depan, hingga umat Islam muncul sebagai khayru ummah.
Dengan mengetahui hak-hak serta kewajiban yang berlandaskan akidah islam, maka akan lahirkan generasi dengan pemikran islam, otomatis tidak akan terulang lagi yang namanya masalah kekeluargaan hanya karena mendahulukan materi, karena yang namanya materi bukanlah sumber kebahagiaan, tapi faktanya materi adalah salah satu sumber yang bisa merusak kalau diprioritaskan.
Sungguh sudah sangat jelas bahwa kesakinahan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hanya bisa diraih dalam keluarga yang menerapkan aturan Islam. Semua ini akan terwujud jika khilafah tegak di muka bumi ini.
Hanya khilafah yang akan mampu menjamin menciptakan generasi terdidik dan mampu menciptakan keluarga tentram, bukan hanya keluarga, tapi seluruh alam semesta akan terasa tentram dan penuh barokah akibat hukum-hukum Allah di terapkan di muka bumi.
Wallahu a'lam