Oleh: Fina
Fadilah Siregar
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan Pandemi
Covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir. WHO juga menuturkan upaya untuk
meningkatkan kesehatan manusia "ditakdirkan" tanpa mengatasi
perubahan iklim dan kesejahteraan hewan.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom
Ghebreyesus mengutuk siklus "berpandangan sempit dan berbahaya" dari
membuang uang tunai pada wabah, tetapi tidak melakukan apa pun untuk
mempersiapkan kemungkinan pandemi berikutnya.
Dia mengatakan, sudah waktunya untuk belajar
dari pandemi Covid-19. "Sudah terlalu lama, dunia telah beroperasi dalam
siklus kepanikan dan pengabaian," katanya, seperti dilansir Channel News
Asia pada Minggu (27/12/2020).
Kami membuang uang saat terjadi wabah, dan
ketika sudah berakhir, kami melupakannya dan tidak melakukan apa pun untuk
mencegah wabah berikutnya. Ini sangat picik, dan terus terang sulit untuk
dipahami," sambungnya.
Memang benar adanya apa yang dikatakan oleh
WHO bahwa pandemi Covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir karena faktanya
justru timbul varian baru. Varian baru ini muncul karena tidak adanya karantina
virus. Artinya, sejak awal virus ini mewabah, tidak ada karantina terhadap orang-orang
dimana tempat virus berasal. Orang-orang tersebut malah dibiarkan bebas masuk
ke negara lain, sehingga penyebaran dan penularan virus tidak dapat dihindari
dan sekarang muncul varian baru yang lebih berbahaya dari virus sebelumnya.
Pernyataan WHO adalah pengakuan kegagalan
sistem sekuler menghentikan sebaran virus, karena nyatanya sebaran virus kian hari kian meluas,
setiap harinya semakin banyak orang yang terinfeksi dan segala upaya yang
dilakukan oleh negara-negara sekuler terasa sia-sia. Pemberian vaksin kepada
rakyat semakin hari semakin gencar digaungkan para penguasa, tapi jelas itu
bukan merupakan solusi tetapi justru menimbulkan masalah baru. Beginilah
jadinya bila kebijakan sistem sekuler diterapkan.
Berbeda halnya dengan sistem Islam (Khilafah)
yang punya solusi tuntas untuk menghentikan penularan dan mutasi virus sehingga
sebuah wabah tidak akan menjadi pandemi. Dalam Islam, di saat ada wabah di suatu wilayah, maka
kita dilarang memasuki tempat itu, sedangkan penduduk yang ada di wilayah itu dilarang
keluar ke wilayah lain, sehingga orang-orang yang sehat tetap bekerja. Seperti Imam al-Bukhari telah meriwayatkan di dalam Shahih-nya
dari Usamah bin Zaid dari Nabi SAW, beliau bersabda:
«إِذَا
سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ
بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا«
Jika
kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika
terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.
Begitulah sempurnanya sistem Islam sebagai solusi
atas berbagai macam persoalan, salah satunya soal pandemi. Sehingga tak salah
bila kita menantikan Khilafah tegak kembali dimuka bumi. Khilafah yang penuh
berkah karena aturan yang dipakai hanyalah aturan Ilahi Robbi. Wallahu a'lam
bish showab.