Oleh Kak Yuli (member SWI area Bangil)
Cinta adalah sebuah rasa yang ada pada setiap diri semua makhluk terutama manusia. Entah itu anak kecil, remaja, dewasa, sampai orang tua pun memiliki rasa cinta dalam dirinya. Pada Minggu, 29 November 2020 Smart With Islam Muslimah Bangil mengadakan kajian online via zoom. Tema yang dibahas yakni "True Love Never End Until Jannah" bersama kak Alfiyah dengan dihadiri puluhan peserta mulai dari Rembang, Bangil juga Gempol.
Kak A'yun selaku moderator menyapa dengan penuh semangat. Antusiasnya para peserta menambah hidupnya kajian online ini. "Cinta sejati seorang muslim terhadap Nabi saw. merupakan keharusan. Kecintaan kepada Nabi saw merupakan salah satu pembuktian keimanan seorang muslim," tutur Kak Alfiyah.
Adapun dalil tentang kecintaan kepada Nabi saw. yang menunjukkan bahwa cinta kepada Nabi saw. merupakan bagian dari bekal yang bisa mengantarkan seorang muslim untuk bisa masuk surga bersama-sama dengan beliau di akhirat kelak sebagai berikut Anas bin Malik ra. menuturkan,"Seorang Arab berkata kepada Rasul saw., “Kapan Hari Kiamat?” Rasulullah saw. balik bertanya kepada dia, “Apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi Hari Kiamat?” Dia berkata, “Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.” Beliau bersabda, “Engkau bersama dengan yang engkau cintai.” (HR Muslim, an-Nasa’i, al-Bazzar, dan Ibnu Khuzaimah).
"Para Sahabat senantiasa berlomba-lomba menunjukkan cinta mereka kepada Rasulullah saw. Mereka biasa mendahulukan Rasulullah saw. di atas segala urusan dan kepentingan mereka. Mereka lebih mengutamakan Rasul saw. atas siapa pun, termasuk atas saudara dan kerabat mereka, bahkan atas orang tua mereka sendiri. Allah SWT. berfirman:“Apa saja yang Rasul bawa kepada kalian, ambillah. Apa saja yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukumannya.” (TQS al-Hasyr [59]: 7)," jelas beliau.
Cinta sejati berarti saling menolong untuk menggapai surga, bukan saling berpegangan tangan serta berlangsung menuju api neraka. Cinta sejati yang akan terus tertanam dalam diri tentunya harus didukung oleh lingkungan yang sesuai syariah Nya sehingga menggapai surga bukan untuk tujuan individu saja. Surga menjadi dorongan untuk membuktikan cinta kita terhadap syariahNya mulai dari lingkungan diri kita, masyarakat hingga para penguasanya. Manisnya iman bukan sebatas mimpi tapi kenyataan dengan lingkungan yang kokoh imannya kepada Allah SWT. dan Rasul-nya.
"Cinta sejati yang menuntun kita lebih dekat dengan Sang Pencipta dan pada jannah-Nya. Dengan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, kita bisa merasakan nikmatnya keimanan sebagaimana hadist dari Anas bin Malik ra:“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagai-mana ia tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api.” (HR. Bukhari)," pungkas Kak Alfiyah sebelum mengakhiri pemaparannya. Semoga kita semua termasuk umat yang mencintai Allah dan Rasul-Nya serta syariahNya. Aamiin.Wallahualam. []