Oleh: Atikah Syuhada
Allah swt menciptakan manusia dengan disempurnakan akal. Islam telah memerintahkan manusia untuk mempergunakan akalnya. Allah swt mendorong manusia untuk memperhatikan alam semesta dan apa saja yang ada didalamnya dengan cermat, sehingga dapat menghantarkan kepada keimanan tentang adanya al-Khaliq, yang menciptakannya. dengan akalnya pula, manusia bisa membuktikan bahwa al-Quran adalah kalamullah, dan Muhammad bin Abdullah adalah Rasul yang diutus untuk seluruh manusia. Oleh karena itu, akal merupakan asas bagi akidah islam. Sekaligus menunjukan bahwa akidah Islam adalah akidah aqliyyah. Akidah yang menjadi asas bagi pemikiran Islam. Akidah yang dibangun berdasarkan akal.
Allah swt berfirman:
“Pada dirimu sendiri, apakah kamu tiada memperhatikan? (QS. adz-Dzariyaat [51]:21).”
Kita lihat sejarah yang dimana para kaisar dan raja-raja pada masa abad pertengahan mereka memanfaatkan para pemuka agama sebagai kendaraan dalam rangka memuluskan kekuasaannya di tengah-tengah masyarakat, guna menghisab darah rakyat dan mengeksploitasi mereka. Di lain pihak, para pemuka agama melakukan sesuatu untuk kepentingan diri mereka dengan mengatasnamakan agama. Akibatnya, muncullah pergolakan sengit yang diprakarsai para pemikir dan kaum filosof saat itu, baik di Rusia maupun Eropa untuk melawan para kaisar, raja-raja serta pemuka agama.
Diantara mereka (para pemikir dan filosof) ada yang mengingkari agama secara mutlak. Sebagian lagi mengakui keberadaan agama tetapi harus di pisahkan dari kehidupan. Sehingga muncul suatu pendapat yang disepakati oleh para filosof dan para ilmuan, yakni sekularisme (paham pemisahan agama dari kehidupan). Pemikiran ini dianggap sebagai jalan tengah antara pemuka agama dan raja di satu pihak dengan para ilmuan dan filosof di pihak yang lain. Pemikiran Sekularisme inilah yang menjadi akidah Kapitalisme. Dari akidah tersebut terpancar seluruh pemikiran, peradaban dan sistem Kapitalisme.
Sehingga metode (thariqah) yang digunakan ideologi sekuler tak lain untuk menyebarkan pemikiran-pemikirannya, berupa penjajahan (al-isti mar). Yakni ekploitasi kekayaan alam dari negara-negara yang ditaklukan untuk kepentingan pemilik modal (kapitalis). Lalu, mereka menyerahkan hasil-hasil jajahannya kepada negara dan juga bangsa mereka. Kemudian perolehan itu mereka gunakan untuk menginvaasi negara-negara lain dan meluaskan pengaruhnya.
Penjajahan itu sendiri memiliki bermacam-macam bentuk, diantarnya adalah penjajahan kebudayan (al-isti mar ats-tsaqafi), penjajahan ekonomi (al-isti mar al-iqtishadi) dan militer (al-isti mar al-askari). Serta digencarkan pula proyek Ghazwul fikri ke tengah-tengah umat.
Aktivitas barat di negeri-negeri kaum muslim dapat kita lihat dari data fakta yang,,, terjadi. Setelah keruntuhan Daulah Islamiyah, mengerat-ngerat negeri Daulah Islamiyah kedalam banyak institusi, seperti Turki, Cyprus, Irak, Suriya, Pakistan dan lain-lain. Mereka terus menyerang bahasa arab. mereka menjadikan bahasa mereka untuk meminggirkan bahasa arab di negeri-negeri kaum muslim. Mereka juga mendorong digunakannya dialek-dialek pasar (bahasa pasaran). Mereka mencocoki kita dengan sebuah klaim bahwa mereka telah bangkit berdasarkan nasionalisme.
Mereka mempopulerkan banyak partai nasional dan patriotis, yang semua itu dilakukan demi menjauhkan kita dari Islam. Mereka menganalogkan Islam dengan narasi, seraya mengatakan bahwa jika kita menginginkan sebuah kebangkitan maka kita harus memisahkan agama dari kehidupan sebagaimana yang telah mereka lakukan. Semua itu berawal dari perusakan standar pemikiran kaum muslimin.
Tidak berhenti sampai disitu, mereka juga berusaha mengubah sistem pemerintahan di negeri-negeri Islam dari sistem pemerintahan Islam menjadi sistem pemerintahan kapitalistik. Mereka menciptakan jurang pemisa diantara negeri-negeri yang baru terbentuk (pecahan dari Daulah Islamiyah, penerj.), untuk memecah-belah sesama putra-putri umat Islam, disamping untuk memperdalam jurang pemisah yang terdapat diantara berbagai institusi yang baru muncul itu. Mereka memunculkan isu-isu seperti masalah tapal batas negara, semangat nasionalisme, dan kesukuan, seperti (munculnya) masalah khasmir, Cyprus, Palestina, Sahara di Maroko dan tepi barat. Adapun teknis mengeksploitasi kekayaan kaum muslimin untuk kepentingan barat, seperti minyak dan barang tambang. Menjadikan dunia Islam sebagai pasar kosumtif bagi barat dan mencegah berdirinya industri-industri produksi dan industri-industri barat.
Barat juga memaksakan kebudayaan mereka yang rusak kepada umat Islam dengan memasukan kebudayaan-kebudayaan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan dan berbagai media informasi seperti radio, surat kabar dan majalah.
Peristiwa terdekat yang mampu kita lihat adalah efek penayangan flm Dilan, See I Love You, Dua Garis Biru dan semisalnya. Bila kita lihat dari adegan flm Dilan misalnya, banyak adegan negatif yang dipertontonkan, seperti pacaran secara terbuka, perkelahian dengan guru dan sesama pelajar. Konten yang ditayangkan cenderung memicu rasa penasaran remaja hari ini untuk melakukan hal serupa.
Sekarang ini baik dikalangan pemuda maupun orang dewasa mereka sudah banyak tercocoki atau termakan dengan pemikiran-pemikiran yang memang melangar hukum syara’. Sedangkan Allah menegaskan dalam al-Quran al-karim:
“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’ : 146)
Faktor lain yang menjadi penyebab makin langgengnya Sekulerisme-Liberalisme dikalangan remaja adalah tersedianya informasi bebas akses seperti situs-situs porno, serta pengaruh globalisasi dari budaya Barat yang memicu rusaknya pribadi generasi muda. Contohnya saja pengaruh Koreanwave, bagai arus gelombang, pengaruh Koreanwave seperti drama, film serta musiknya yang seakan-akan menghipnotis remaja-remaja di negeri ini untuk berkiblat kepada para idolanya. Alhasil akibat pengaruh akses informasi yang begitu mudah, serta pengaruh Koreanwave dan sebagainya, kemaksiatan dikalangan remaja pun tak terhindarkan. Lihat bagaimana kebebasan remaja dalam pergaulan bebas, melakukan seks bebas hingga hamil diluar nikah tanpa ikatan pernikahan yang syar’i. Narkoba, tawuran, pembegalan, dan tindakan-tindakan anarkis lainnya yang kebanyakan pelakunya adalah dari kalangan remaja.
Lalu, bagaimana peran Negara dalam membentengi pergaulan remaja? Mungkin negara bisa menjera dengan hukuman atau pasal yang berlaku, tetapi hal ini tidak akan mampu mengurangi tingkat kejahatan maupun pengaruh pergaulan bebas dikalangan remaja. Oleh karena itu negara haruslah meminimalisir hal ini dengan cara membatasi informasi terkait situs-situs porno, meniadakan adanya pengaruh budaya Barat salah satunya adalah Koreanwave kemudian menekankan Pendidikan Islam berbasis akidah di sekolah-sekolah. Karena jika negara berlepas tangan untuk permasalahan generasi muda yang terpapar sekulerisme-liberalisme ini, maka karakter anak bangsa yang bertanggung jawab akan sulit terbentuk sesuai dengan apa yang diharapkan.
Solusi Islam Mengatasi Pengaruh Liberalisme-Sekularisme
Sekularisme merupakan sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan, maka tak heran liberalisme (paham kebebasan) menjamur dikalangan generasi muda. Sehingga kemaksiatan bukan lagi hal yang tabu untuk dibahas maupun dipertontonkan. Maka hadirnya Islam sebagai agama dan juga Ideologi memberi batasan serta aturan dalam bertingkah laku. Hal ini tentu untuk memuliakan fitrah manusia, terlebih lagi bagi kalangan generasi muda yang merupakan aset bangsa dan juga agen pembawa perubahan. Mari kita tengok sejarah keemasan Islam yang melahirkan generasi/pemuda tangguh yang mendedikasikan hidupnya untuk kegemilangan Islam.
Sebut saja Sa’ad bin Abi Waqqash, seorang ksatria berkuda muslimin paling berani di saat usianya baru menginjak 17 tahun. Dikenal sebagai pemanah terbaik, sahabat utama yang pertama kali mengalirkan darahnya untuk Islam. Ada lagi Zaid bin Tsabit, ia mendaftar jihad fi sabilillah sejak usia 13 tahun. Seorang pemuda jenius yang mahir baca-tulis. Hingga Rasulullah memerintahkannya menghimpun wahyu ketika usianya 21 tahun. Yang lebih fenomenal lagi adalah sosok pemuda yang saat itu masih berusia 12 tahun sudah diangkat sebagai Sultan. Dan disaat usianya mencapai 21 tahun beliau telah menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Dialah sosok Sultan Muhammad Al Fatih selain merupakan panglima perang beliau juga memiliki kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa.
Ini hanya contoh beberapa pemuda dari banyaknya sosok pemuda-pemuda yang dilahirkan oleh Islam. Maka untuk memiliki karakter serta kepribadian layaknya pemuda-pemuda tersebut, generasi muda ini haruslah dididik dengan kepribadian Islam, menanamkan pemahaman akidah Islam agar pola pikir dan pola sikapnya sejalan. Maka dengan begitu pengaruh Sekularisme-Liberalisme tidak akan mudah merusak pemikiran serta akhlak mereka.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” (HR Ahmad, Thabrani dalam al-Mu`jamul Kabir dan lainnya).
Mengenai kata shabwah dalam hadis di atas, dijelaskan dalam kitab Faidhul Qadir (2/263) sebagai pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya. Hadist ini menjelaskan setidaknya menjadi pemuda yang diharapkan oleh bangsa dan agama serta memiliki nilai dimata Allah SWT adalah mereka yang mampu mengalahkan hawa nafsunya. Dan pentingnya lagi adalah negara sebagai pemegang andil atau kekuasaan wajibnya menerapkan Islam sebagai aturan hidup. Karena hanya Islamlah yang mampu membentuk karakter generasi/pemuda yang berkepribadian Islam, bertanggung jawab, terdidik serta memiliki kiyadah fikriyah Islam dan al-fikrual mustanir.
Mengikuti trend zaman now sama saja mengikuti seruan-seruan sekularisme yang justru menggiring kita jauh dari Allah, membuat kita lupa tujuan penciptaan kita di dunia yaitu ibadah kepada Allah swt, dan meneruskan dakwah keseluruh penjuru dunia. Karena barat tahu bahwa penjajahan dengan fisik tidak akan bisa berhasil untuk mengalahkan Islam maka barat menggunakan pemikiran mereka untuk menjajah generasi bangsa. Smoga kita tetap istiqomah mengikuti tuntunan Rasulullah saw karena itu adalah bukti cinta kita dan mengadopsi pemikiran-pemikiran Islam agar kita terhindar dari pemikiran yang merusak baik diri, orang lain maupun negara.
Wallahu a’lam bissowab
Dikelola dari berbagai sumber referensi Islam