Oleh : Nurul Qonitatun
Arti dari kata suap ini, jika kita tanyakan pada anak kecil maka akan kita dapati, bahwa suap adalah aktivitas yang sering dilakukan oleh ibu kepada anak dengan cara memasukkan makanan ke dalam mulut si anak. Namun, jika kita tanyakan pada pejabat durjana, maka yang akan kita dapati bahwa suap menyuap merupakan suatu tindakan keji dengan cara memasukkan uang pada mulut atau kantong seseorang yang diperlukan dengan tujuan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan. Jika pada anak, ketika rewel tandannya dia lapar dan harus disuapi oleh ibunya, sedangkan jika dilihat pada posisi para pejabat serakah maka itu tandanya bahwa kantongnya sudah rewel.
Suap menyuap bukan lagi satu hal yang memalukan, karena sudah menjadi tradisi di negri ini. Persoalan ini bisa kita lihat pada berbagai macam kasus yang tak hentinya memperlihatkan kecatatan sistem demokrasi. Bagaimana tidak, pada hari Senin, 06 Desember 2020 KPK menahan dua tersangka dalam perkara dugaan suap bantuan sosial (bansos) Corona, yakni Mentri Sosial (Mensos) Juliari Batubara dan Pejabat Pembuat Komitmen Kemensos, Adi Wahyono. Keduanya ditahan setelah menyerahkan diri ke KPK (detiknews). Ditambah lagi dalam pilkada 9 desember 2020 yang akan datang ini, tak terlepas dari suap menyuap. Hingga muncul meme diberbagai status “serangan fajar”. Sudah menjadi konsumsi publik pada setiap kali pemilihan, dari pilpres hingga pildes akan ada yang namanya serangan fajar (suap) dari paslon (pasangan calon) kepada masyarakat untuk mengambil hati rakyat dalam pencoblosan. Sudah jelas bahwa segala cara akan dilakukan demi meraup kursi kekuasaan. Kasus ini baru dua kasus yang diangkat, jika sekali jemari ini mengetik di tombol internet maka akan muncul sekian banyak kasus suap yang dilakukan di negri ini.
Begitulah bobroknya sistem demokrasi. Tidak pernah memberikan solusi tuntas, karena sistem demokrasi dibuat dari akal manusia, bukan dari sang pencipta manusia yang tahu seluruh hal ihwal ciptaannya. Untuk itu, jika sistem ini tidak segera diganti dengan sitem (aturan) yang datang dari Allah, yakni sistem Islam, maka tidak akan dapat diselesaikan persoalan ini. Karena hanya sistem Islamlah yang mampu menyelesaikan seluruh problematika yang terjadi ditengah-tengah ummat manusia. Islam bukanlah agama yang hanya mengurusi ibadah seperti sholat, puasa dan yang lainnya, namun Islam juga hadir dengan seperangkat aturan yang mengaharamkan tindakan-tindakan keji seperti suap menyap ini, sebagaimana hadist dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda: Allah SWT melaknat penyuap dan yang disuap (HR. Imam Ahmad). Namun, sayang beribu sayang aturan yang begitu sempurna hanya dijalankan segelintir individu, bukan oleh negara. Sehingga, tidak heran jika berbagai persoalan terus bermunculan. Maka, dari itu sistem demokrasi harus segera dilengserkan dan diganti dengan sistem Islam.
Tags
Politik