Oleh : Witri Nusyamsiah
(Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia. Permasalahan yang sering kita jumpai adalah permasalahan gizi pada anak usia balita pendek (stunting). Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yg disebabkan oleh asupan gizi yang minim dalam waktu yang cukup lama sebagai akibat dari pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan. Indonesia merupakan negara dengan hasil prevalensi gizi kurang pada balita cukup tinggi dan pemantauan status gizi tahun 2015 dan 2017 menunjukan prevalensi masih tinggi dan tidak menurun mencapai batas ambang WHO. Di sisi lain hasil riset bank dunia (2017) menggambarkan kerugian akibat stunting mencapai 3-11% dari Pendapatan Domestik Bruto(PDB). Adapun kerugian ekonomi akibat stunting di Indonesia diperkirakan mencapai 300-1.210 triliun per tahun, padahal stunting pada balita dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kualitas SDM di masa mendatang.
Sungguh miris. Padahal jika kita amati Indonesia adalah negara yang memiliki sumber ketersediaan pangan yang sangat melimpah dan bisa mencukupi. Namun dalam sistem kapitalis saat ini, harga dijadikan sebagai pengendali tunggal distribusi barang di tengah masyarakat, sehingga bagi masyarakat yang berpenghasilan di bawah rata-rata tidak akan mampu untuk memenuhi gizi yang sesuai.
Namun faktanya, permasalahan gizi ini tidak dapat dikembalikan kepada keluarga dan masyarakat saja dengan memberikan kesadaran akan pentingnya menjaga kecukupan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Namun perlu adanya upaya serius dari negara untuk menangani permasalahan ini, bukan justru dijadikan beban bagi negara.
Dalam Islam, pemimpin adalah penanggung jawab urusan dan kemaslahatan rakyat. Negara akan dimintai pertanggungjawaban atas hal tersebut di hadapan Allah Swt. Dengan demikian, hanya sistem Islamlah yg mampu memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada rakyat, karena kepemimpinan dalam Islam bersandar pada aturan syariat. Oleh karena itu, jika kita ingin menyelamatkan generasi dari bahaya gizi buruk dan mendapatkan keberkahan hidup maka solusi yang rasional adalah dengan menerapkan Islam secara menyeluruh di dalam kehidupan. Wallahu'alam bishawab.
Tags
Opini