Pulau Komodo Dijual, Siapa yang Diuntungkan ?



(Oleh : Rantika Nur Asyifa)
 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pemerintah akan tetap mempromosikan pariwisata komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia meyakinkan, pembangunan yang dilakukan di destinasi pariwisata tersebut dilakukan untuk bisa menjaga keberlangsungan hewan langka tersebut.

"Komodo ini satu-satunya di dunia jadi kita harus jual," tegas Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Jakarta, Jumat, 27 November 2020.

Alasannya, komodo merupakan hewan yang hanya ada di Indonesia sehingga memiliki nilai jual tinggi.

"Karena saya pikir komodo ini cuma satu satunya di dunia, jadi kita harus jual," katanya dalam Rakornas Percepatan Pengembangan 2 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Jumat (27/11).

Ia mengakui jika proyek ini memang bersifat komersil. Namun, tujuannya adalah untuk menjaga keberlangsungan hewan langka tersebut.

Sebelumnya, wisata Pulau Komodo sempat heboh di media sosial usai foto seekor komodo menghadang laju truk di Pulau Rinca yang masuk dalam TNK. Belakangan diketahui, jika truk tersebut merupakan bagian dari pembangunan proyek 'Jurassic Park' di TNK.

Netizen pun ramai menolak proyek tersebut hingga tagar #savekomodo menjadi topik terpopuler di Twitter. Mereka menilai proyek 'Jurassic Park' tersebut akan merusak habitat asli komodo, (CNNIndonesia.com, 27/11/2020).

Proyek menjual kawasan wisata alam sudah terbukti mengganggu habitat makhluk hidup. Makhluk hidup terutama hewan-hewan langka seharusnya dilindungi dan tidak diganggu habitatnya, agar kelangsungan hidupnya tetap terjaga dengan baik. Mengusik habitat hewan, sama saja dengan mencoba merusaknya.

Pembangunan pariwisata tidak hanya merugikan manusia dan alam tetapi juga mengalihkan dari pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yg memberi pemasukan besar terhadap perekonomian. Ini membuktikan rakusnya sistem kapitalis yang diterapkan dalam perekonomian Negara.

Islam sejak jaman Rasulullah SAW sudah memberlakukan kawasan konservasi, yang kemudian diikuti para Khalifah sesudah beliau yaitu dengan konsep "HIMA". Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada hima kecuali milik Allah dan Rasulnya." (Riwayat Al-Bukhari)

Menurut Omar Naseef, Hima adalah kawasan yang didirikan secara khusus untuk perlindungan kehidupan liar dan hutan yang merupakan inti undang-undang lingkungan Islam. Hima adalah suatu usaha untuk melindungi hak-hak sumber daya alam yang asli.  Rasulullah SAW mencagarkan wilayah sekitar Madinah sebagai Hima untuk melindungi tumbuh-tumbuhan dan kehidupan lain.

Pada zaman Nabi SAW, terdapat beberapa hima, antara lain Hima ar-Rabdzah dan Hima an-Naqi yang terletak di dekat Madinah sebagai tempat kavalari. Nabi SAW melarang berburu binatang pada radius empat  mil di sekitar Kota Madina. Masyarakat dilarang merusak tanaman dalam radius 12 mil di sekitar kota tersebut.

Ini sangat berbeda jauh dengan rezim kapitalistik yang gemar mengeksploitasi alam demi memperoleh manfaat sebanyak-banyaknya. Kerakusan sistem Kapitalis ini, telah menjadikan manusia sebagai pemangsa dari segala pemangsa (top predator) di alam ini  yang berangkal dari nafsu serakah dalam diri manusia. 

Wallahu a’lam bisshawab []

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak