Nestapa Kasus Covid Yang Tak Kunjung Usai



Oleh: Izzatil Khasanah

(Pemerhati Keluarga dan Generasi)

 

Bicara tentang covid 19 memang tidak akan ada habis-habisnya.  Sedih dan khawatir bercampur menjadi satu.  Bagaimana tidak.  Banyak fakta kerumunan dimana-mana yang bisa kita saksikan. Bahkan menjadi tontonan yang biasa. Seolah-olah corona itu hanyalah tinggal cerita yang sudah tidak ada lagi keberadaannya. Bahkan dengan new normal ini, kerumunan semakin menjadi jadi. Tidak hanya kita temui dipasar, dipesta pernikahan, mall mall dan masih banyak lagi tempat yang lainnya.

Dalam hal kenaikan data, pemerintah dalam rapat terbatas menyatakan bahwa data covid 19 naik dan memburuk.  Persentase rata-rata kasus aktif meningkat 13,41 persen.  Persentase rata-rata kesembuhan dari covid 19 yang menurun dari 84,03 pada 23 November 2020 menjadi 83,44 persen.

Perhatian pemerintah tertuju pada kenaikan drastis kasus aktif pada dua dari 9 propinsi yang menjadi fokus pengendalian penyebaran virus corona.  Dua propinsi tersebut yaitu Jawa Tengah dan DKI Jakarta(Liputan6.com/4/12/2020).

Disisi lain, pelaksana tugas Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular(P2P) Kementrian Kesehatan, Budi Hidayat, mengatakan bahwa melonjaknya kasus covid 19 nasional karena data yang dilaporkan dinas kesehatan daerah ganda.  Selain itu, peningkatan terjadi akibat penumpukkan data kasus covid 19(merdeka.com/4/12/2020).

Lantas, apa yang salah?

Sejak awal, pemerintah memang tidak serius dalam hal menangani pandemi.  Hal ini tampak dari pelalaian penguncian(lockdown). Sedangkan lockdown adalah satu-satunya cara efektif pemutusan rantai wabah.  Pemerintah malah mencukupkan dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar(PSBB). Sementara PSBB terbukti  tidak efektif sebagai upaya pencegahan. Tampak dari wabah yang semakin meluas.

Jika ditinjau, perkara ini bukanlah perkara teknis.  Tetapi perkara erat yang berhubungan dengan cara pandang terhadap manusia, kesehatan, dan keselamatan jiwa. Pada tataran inilah kehadiran Islam sangat dibutuhkan.  Sebab, hanya Islam yang mampu memberikan perhatian dan penghargaan tertinggi pada kesehatan dan keselamatan jiwa manusia.  Ditegaskan dalam sabda Rasullah SAW:

Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak(HR.Nasa'i).

 

Kehadiran Islam tidak hanya pembebas Indonesia dan dunia dari pandemi. Tetapi juga semua kerusakan akibat kelalaian penguasa dari sistem kapitalisme yang cacat. Keberkahan akan didapat ketika Islam diterapkan di atas dorongan takwa.

Wallahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak