Oleh: Tri Sundari, A.KS
(Member AMK dan Pendidik Generasi)
........
Tangan halus dan suci
Telah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Oh, bunda ada dan tiada
Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku
.......
Penggalan lagu yang dinyanyikan oleh Melly Goeslow di atas, menggambarkan betapa besar kasih sayang seorang ibu pada anaknya. Seorang ibu akan berusaha melindungi anaknya, meskipun harus mengorbankan dirinya.
Akan tetapi apa jadinya ketika seorang ibu yang seharusnya selalu menjaga anaknya, tapi malah menjadi perenggut nyawa anaknya?
Kekerasan pada anak seolah tidak pernah ada habisnya. Akhir-akhir ini kita dikejutkan kembali dengan adanya pembunuhan pada tiga orang anak yang dilakukan oleh orang terdekat yaitu ibu kandungnya.
Mirisnya, ibu berinisial MT, pembunuh ketiga anak kandungnya di Nias Utara tersebut, meninggal dunia di RSUD Gunungsitoli, Sumatera Utara pada Minggu pagi 13 Desember 2020, sekitar Pukul 06.10 WIB.
Usai membunuh anaknya, MT sempat beberapa kali mencoba bunuh diri, tapi berhasil digagalkan, karena dihalangi atau diselamatkan oleh suaminya, Nofedi Lahagu alias Ama Fina, dan hanya mengalami luka pada bagian leher depan. (Viva.co, 13/12/2020)
Peristiwa serupa yang juga sangat menyayat hati terjadi di Lebak Banten, pada 27 Agustus 2020 lalu, di mana seorang ibu berinisial IS tega menganiaya anak perempuannya hingga tewas, gara-gara si anak tak mengerti saat belajar melalui daring.
Yang lebih memilukan usai melakukan aksinya, pelaku IS mengajak suminya LH, untuk membawa jenazah korban ke Cijaku, Lebak, untuk menghilangkan jejak, menggunakan sepeda motor. (Kompas.TV, 15/09/2020.)
Seorang ibu yang seharusnya menjadi pelindung dan madrasatul ula (madrasah/ sekolah pertama) bagi anaknya, telah berubah menjadi seorang pembunuh anaknya.
Hal ini terjadi karena beratnya beban yang harus ditanggung oleh seorang ibu. Terlebih pada masa pandemi seperti saat ini yang rentan masalah ekonomi dan kelaparan atau karena stres dengan pembelajaran jarak jauh.
Kondisi ini menunjukkan bahwa ibu telah menjadi korban pemberlakuan sistem yang salah. Ironi demokrasi dan kapitalisme dalam kasus tersebut dan sistem yang salah akan terus memproduksi kerusakan.
Islam sudah sangat sempurna mengatur seluruh kehidupan manusia. Dalam sistem Islam, seorang ibu harus dipenuhi semua kebutuhannya dan diperlakukan dengan baik, agar dia bisa fokus dalam mendidik anak-anaknya.
Solusi Dalam Islam
Khilafah memberi solusi bagaimana menjamin pemenuhan kebutuhan dasar setiap rakyat dan menjamin pemenuhan kebutuhan pendidikan
Dalam Islam, negara wajib menyediakan adh-dharûriyât atau kebutuhan pokok, agar setiap rakyat terjamin terpenuhi kebutuhan sandang, pangan maupun papannya.
Selain itu juga negara wajib memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok rakyatnya yang berupa tersedianya keamanan, pengobatan dan pendidikan untuk rakyat.
Semua pemenuhan kebutuhan ini menjadi hak setiap rakyat yang mempunyai kewarganegaraan Daulah Islam, tanpa terkecuali, apakah rakyatnya tersebut memeluk Islam atau tidak.
Ketika semua kebutuhan pokok tersebut sudah terpenuhi, maka tidak akan ada lagi kejadian seorang ibu yang tega menghabisi anak kandungnya, yang disebabkan stres menghadapi masalah ekonomi.
Wallahu a'lam bishawwab