Oleh: Rita Hartati, S, Hum
(Muslimah Peduli Generasi Palembang)
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan, tidak ada toleransi bagi pelaku aksi keji teroris di Poso, Sulawesi Tengah, yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Kesekian kalinya atribut agama ‘dikorbankan’ sebagai alat justifikasi terorisme. Padahal, tidak ada satupun agama di dunia ini yang mendukung aksi terorisme.
“Saya perlu tegaskan kembali, Peristiwa di Poso itu bukan konflik antar agama atau antar suku. Itu adalah tindakan kriminal terorisme yang harus kita lawan dan hadapi bersama,” ujar Bamsoet dalam Diklat Kader Kualifikasi Utama dan Pelatihan Infrastruktur Pemuda Pancasila, Majelis Pimpinan Wilayah Regional Sumatera, secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (1/12).JawaPos.com
Isu terorisme kembali menjadi pilihan kaum pembeci Islam, dibalik carut marutnya perpolitikan dalam negeri dan dunia secara global.
Melihat fakta, sebelum isu terorisme di Sigi, kita telah dihebohkan dengan kezaliman Atas disahkannya UU ciptaker, korban covid -19 yang melambung tinggi, bahkan yang terbaru kasus koropsi besar- besaran oleh petinggi negeri inI.
Tentunya ini tidak datang tanpa rencana, disinyalir ini adalah satu alasan mengapa isu terorisme ini diangkat. Upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas ketidakberhasilan pemerintah dalam mengurus negeri ini. Sehingga dibuatlah isu basi yang siap di goreng, untuk memberikan cap buruk pada kaum muslim yang gencar mengkritik setiap ada penyimpangan atas kebijakan penguasa.
Selain itu, kehawatiran yang dirasakan negara barat akan kebangkitan islam untuk memimpin dunia, juga menjadi salah satu alasan. Dengan memberikan arahan kepada negara - negara pengekor untuk tetap menjalankan titah sang tuan, menjadikan isu terorisme dan radikalise sebagai pilihan untuk meng-gol-kan agenda islamopobya.
Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri hari ini. Bahwa, upaya kebangkitan umat semakin nyata, umat islam selalu lantang menentang kezaliman, menentang keadilan yang diamputasi dan menentang kebenaran yang dimutilasi.
Baru - baru ini, ketika berkumpul masa atas penjemputan kepulangan ulama HRZ. Dengan kesadaran dan keikhlasan masyarakat, ini menunjukkan bahwa adanya perasaan yang sama ditenga masyarakat atas ketidak adilan dalam negeri ini. Dan secara tidak langsung, masyarakat menyatakan bahwa rindu atas pemimpin yang adil yang bisa meberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Disisi lain, kita juga ketahui gerakan islam politik yang semakin memimpin opini di media - media sosial, opini yang membagjitkan pemikiran masyarakat selalu menjadi isu yang membahayakan bagi pengusasa lalim. Bahkan pengaruh opininya melebihi presentase kaum Islam moderat, islam sekuler.
Maka, upaya untuk membenturkan masyarakat pada pemahaman "ideologi" Pancasilah, NKRI dengan ideoligi Islam. Bagi kelompok yang berseberangan dengan kebijakan, maka dituduh anti Pancasilah dan anti NKRI, dan dianggap sebagai kelompok radikal yang merupakan cikal bakal teroriseme menurut pemahaman mereka.
Ini membuktikan, para musuh Islam berupaya keras membungkam dakwah Islam politik, mengkriminalkan para ulama dan pengemban dakwah. Tujuannya adalah untuk mengkampanyekan Islam moderat, yaitu islam yang tidak membahayakan kepentingan barat sebagai negara imperialisme.
Kita juga bertanya - tanya, mengapa isu teroris selalu dipilih di bulan Desember? Karena inilah momen yang tepat untuk mempromosikan toleransi _ala_ mereka, ketika umat nasrani yang akan merayakan Natal dan Tahun baru. Maka, akan terlihat seolah - olah hanya agama merekalah yang cinta damai, toleransi dan jauh dari kekerasan.
Bisa dibandingkan, bagaimana mereka menjastis umat Islam. Islam selalu di isukan umat pembuat kegaduhan, radikal dan teroris, sehingga umat islam sendiri akan merasa tertuduh.
Inilah upaya meradikalisasi ajaran Isalm yang kaffah, menjauhkan umat dari pemahaman tentang jihat, dan membuat umat pobya terhadap agamanya sendiri.
Sedangkan Islam adalah agama yang sempurna, akan memberikan rahmat jika seluruh syariat Nya diterapkan. Namun kenyataanya umat islam hari ini, lebih untuk mengambil aturan yang berasal dari orang - orang kafir. Sistem sekular yang menjadi penyebab, seluruh negeri kaum muslim menjadi bulan- bulanan dan menjadi _bancaan_ bagi para penjajah kafir barat.
Aqidah sekularisme yang berlandaskan pada pemisahan agama dari kehidupan, Islam hanya dijadikan sebagai agama ritual. Sehingga kaum muslimin tidak memiliki jati diri, tidak memiliki aturan yang jelas baik dalam individu, bermasyarakat ataupun bernegara.
Tidak bisa dipungkiri, orang - orang kafir menyakini, bahwa sistem Islam yang mulia, akan tegak dibawah naungan khilafah yang akan memimpin seluruh peradaban dunia.
Dan kebencian kaum nasrani dan yahudi, untuk memadamkan cahaya islam yang mulia ini, telah Allah Swt kabarkan dalam firman Nya.
يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّٰهُ اِلَّآ اَنْ يُّتِمَّ نُوْرَهٗ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupuni orang-orang kafir itu tidak menyukai.
Maka sejatinya Kaum muslim harus lebih percaya, bahwa kemenangan yang Allah janjikan adalah suatu keniscayaan. Sebgaimana firman Allah.
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
Maka, sebagai umat yang terbaik dan paling mulia, kaum muslim tetap harus semangat mendakwahkan kebenaran dan menentang kezaliman. Hingga akhirnya kemungkaran ini, akan dikalahkan dalam kehinaan. Dan hanya dalam sistem Khilafah, kemuliaan dan kesejahteraan kaum muslimin akan dapat kita raih untuk seluruh makhluk yang ada dimuka bumi ini.
Wallahualam