Korupsi, Bukti Nafsu Manusia Yang Tidak Puas dengan Harta Dan Dunia

 



Oleh : Okeu Suminar


Lagi-lagi menteri rezim saat ini tersandung kasus korupsi. Hingga bulan Desember 2020 ini, ada empat menteri yang terjerat kasus korupsi. Mereka kini harus mempertanggungjawabkan perbuatan lewat jalur hukum (tribunnewsmaker.com7/12/2020)

Kasus korupsi seperti tidak ada habis-habisnya. Calon koruptor baru terus tumbuh dengan usia yang lebih muda. Dalam sistem birokrasi, para birokrat muda mencontoh para pendahulunya seolah korupsi menjadi hal yang lumrah. Tidak ada semangat penolakan dari mereka. Kemana nilai-nilai kebaikan yang mereka peroleh dari proses pendidikan yang telah mereka lalui selama ini? 

Penegakan hukum yang setengah hati menjadikan negeri ini sebagai surga bagi koruptor. Hukuman tidak ada memberikan efek jera bagi para pelaku. Inilah hasil dari sistem kapitalisme yang di anut negri ini yang tidak mempedulikan sifat amanah dalam menjalankan tugas jabatan dan kepemimpinan. 

Seseorang bisa gagal menunaikan tugas jabatannya dan kepemimpinannya karena tidak mampu mempertahankan amanah (khiyanat) atau karena tidak ada ilmu untuk itu (jahil). Alquran memberi pelajaran dari kisah Nabi Yusuf. Dikisahkan bahwa ia diberi kedudukan tinggi oleh raja karena dapat dipercaya (amin), pandai menjaga (hafiz), dan berpengetahuan (alim). (QS Yusuf (12) :54-55).

Dalam Islam, korupsi adalah haram dan dosa besar. Keharamannya adalah pasti berdasarkan Quran, hadits dan ijmak ulama. Inilah bukti bahwa keburukan nafsu manusia yang tidak pernah puas dengan harta dan dunia, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, 

“Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yang ketiga.” HR Al-Bukhari (no. 6075) dan Muslim (no. 116).

Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang diakui secara universal sebanding dengan narkoba dan terorisme atau pembunuhan massal. Karena ia merupakan kejahatan yang dampaknya berakibat tidak hanya pada pelaku, tapi juga pada masyarakat luas secara keseluruhan.

Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam firmanNya,

يا أيها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إلا أن تكون تجارة عن تراض منكم

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (QS An-Nisa' 4:29).

Ditulis hadits shahih dari riwayat imam yang lima terdapat sabda Rasul saw :

“Rasulullah melaknat penyuap dan penerima suap dan yang terlibat di dalamnya.”

Sistem kapitalisme sangat menjerumuskan pada kebinasaan. Sudah saatnya kita sebagai umat Islam sadar bahwa kita harus segera meninggalkan sistem yang dianut hari ini. Kehidupan tanpa Islam hanya akan terus menerus menimbulkan kemudorotan. Karena hari ini, Islam hanya sekedar simbol dan pemanis hidup bukan aturan utama untuk mengarungi rintangan kehidupan. Kita harusnya segera sadar dengan hal ini, dengan menjadikan Islam sebagai aturan hidup dalam naungan khilafah.


Wallahu A'lam


45Zahra

Ibu, Istri, Anak, Pribadi pembelajar yang sedang suka menulis.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak