Kapitalis Mengancam Habitat Hewan dan Lahan Konvesional



Oleh : Dara Millati Hanifah, S.Pd
.
.
Di tengah kondisi pandemi ini, masyarakat dikejutkan dengan pernyataan Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman), ia mengatakan bahwa akan dilakukan pembangunan pariwisata untuk pulau komodo guna menjaga keberlangsungan hewan tersebut.
.
Berawal dari video yang menundukkan seekor komodo yang berhadapan dengan truck proyek pembangunan geopark di Loh Buaya, Pulau Rinca. Sontak, masyarakat pun geram dengan pernyataan tersebut yang akhirnya memicu protes penolakan atas pembangunan wisata premium Pulau Komodo. (Merdeka.com 19/11/2020)
.
Dengan adanya pembangunan tersebut otomatis membuat hewan-hewan itu akan kehilangan habitatnya dan mereka akan pergi ke tempat penduduk untuk memenuhi keberlangsungan hidupnya. Tentu itu akan menganggu masyarakat setempat jika hewan langka itu berada di pemukiman warga.

Tentu, pembangunan tersebut tak lepas dari campur tangan para petinggi negara dan daerah tersebut serta perusahaan swasta. Ditambah dengan sistem kapitalisme ini membuat pembangunan tanpa memikirkan dampak ke depannya. Hal tersebut terjadi karena negara abai dan kurang dalam melindungi hewan-hewan langka itu. 
.
Padahal itu tugas negara dalam melindungi hewan-hewan langka tersebut tanpa menganggu habitatnya. Tapi, disistem kapitalisme ini rasanya sulit untuk mewujudkannya. Karena yang mereka fikirkan adalah keuntungan dan keuntungan tanpa memikirkan akibatnya.

Lainnya halnya dengan Islam, di mana Islam akan menjaga hewan-hewan yang langka dan dirawat dengan sebaik mungkin serta melestarikan mereka tanpa merusak habitatnya sedikitpun. Tetapi, itu terjadi jika negara menggunakan sistem islam. Karena hanya dengan Islam hewan-hewan tersebut akan dilestarikan dan dilindungi.
.
Wallahu 'alam bi shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak