Oleh: Choirin Fitri
Hidup berawal dari mimpi. Mimpi yang tak diwujudkan adalah bunga tidur. Sementara impian adalah angan yang dibangun seseorang ketika matanya tak terpejam dan ia berusaha mewujudkannya.
Setiap orang pasti memiliki keinginan seperti apa jodoh yang diimpikannya. Ada yang memilih karena cinta, parasnya yang rupawan, keturunannya, hartanya, kedudukannya, ataupun agamanya.
Ketika seorang telah merasa matang, ia akan mulai membangun impian. Impian untuk mendapatkan jodoh terbaik. Impian untuk mendampingi seseorang yang dicintainya. Impian untuk membangun rumah tangga dengan kekasih halalnya.
Seorang muslim akan mengikatkan dirinya pada agamanya yang mulia -Islam- ketika memilih jodoh. Dia tak akan memilih jodoh sembarangan seperti ketika memilih supir taksi online. Siapa yang terdekat, diklik langsung jemput dan antar sampai tujuan.
Islam sebagai agama sempurna tak hanya mengatur urusan ibadah saja. Islam pun mengatur segala aspek kehidupan. Mulai bangun tidur hingga bangun negara. Mulai hal kecil hingga besar. Mulai hal remeh hingga tersulit.
Nah, yang saat ini jarang dipahami adalah Allah pun mengatur tentang bagaimana cara menjemput jodoh. Dalam firman Allah surat Al Isra ayat 32 berbunyi, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (TQS. Al-Isra: 32)
Ayat ini jelas secara gamblang mengharamkan kita sebagai seorang muslim menjemput jodoh dengan perbuatan mendekati zina. Yakni, pacaran dalam kamus anak gaul saat ini atau TTM (Teman Tapi Mesra).
Kenapa pacaran perbuatan mendekati zina? Karena, Rasulullah bersabda, “Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperoleh hal itu, tidak mustahil. Kedua mata itu berzina dan zinanya dengan memandang (yang haram). Kedua telinga itu berzina dan zinanya dengan mendengarkan (yang haram). Lisan itu berzina dan zinanya dengan berbicara (yang diharamkan). Tangan itu berzina dan zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina dan zinanya dengan melangkah (kepada apa yang diharamkan). Sementara hati itu berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Muslim no. 2657)
Rasulullah pun melarang laki-laki dan perempuan berduaan dengan orang yang belum halal untuknya, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad)
Lalu, cara menjemput jodoh yang benar seperti apa? Kita harus simak sabda Rasulullah, "Dari ‘Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami, “Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah! Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan).Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa) karena shaum itu dapat membentengi dirinya.”
Nah kan amat jelas bahwa Rasulullah cuma memberi kita 2 pilihan: menikah atau puasa. Tak ada pilihan pacaran atau berzina. So, bagi seorang muslim ketika ia telah sanggup untuk menikah maka ia wajib bersegera menikah. Jika tidak, berpuasa itu menjadi pilihan terbaik agar dengan puasanya itu ia bisa menundukkan hawa nafsunya.
Lalu, kalau sudah siap menikah jodoh macam apa yang layak dipilih? Kembali kita simak anjuran Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam: “Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,, “Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)
So, tunggu apa lagi? Yuk, jemput jodoh halal!