Islam : Kunci Kesejahteraan Wanita



Oleh : Putri Efhira Farhatunnisa



Perempuan kerap kali dianggap remeh bahkan dianggap menjadi beban sehingga tak jarang ia kesulitan untuk mendapatkan hak-haknya. Lebih parahnya beberapa daerah menganggap bahwa mempunyai anak perempuan merupakan sebuah aib, maka tak heran ketika orangtuanya lebih memilih untuk membunuh anaknya sendiri dibanding membesarkannya dengan rasa malu.

"Di dunia, enggak cuma di Indonesia memang cenderung meletakkan perempuan di dalam posisi apakah itu dari sisi norma nilai-nilai kebiasaan budaya, agama sering mendudukan perempuan itu di dalam posisi yang tidak selalu jelas," kata Sri Mulyani dalam acara Girls Leadership Class, Minggu (20/12/2020).

Perempuan tak diberikan kesempatan yang sama dengan laki laki baik di bidang pendidikan, politik, dan lainnya. Maka muncullah ide feminisme yang menuntut kesetaraan gender agar kaum hawa memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki. Feminisme ini digadang-gadang akan mampu membantu para wanita memperjuangkan hak-haknya, namun apakah ide ini benar-benar efektif untuk mengatasi permasalahan wanita? Tidakkah hal ini malah menimbulkan masalah baru ketika wanita berada di jalur yang tak sesuai kodratnya?

Alih-alih menyejahterakan kaum hawa, feminisme akan menghilangkan peran perempuan sebagai seorang ibu. Kesibukan sang ibu menjadi wanita karir tentu mengikis peran ibu bagi anak-anaknya, sedangkan ibu adalah pendidik generasi yang sangat diperlukan keberadaannya. Saat ibu yang seharusnya menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya malah sibuk dengan aktivitas karirnya lalu apa kabar dengan generasi? 

Dalam demokrasi, problem perempuan diselesaikan dengan memperbaiki aturan agar lebih mendorong kebebasan. Akan tetapi justru melahirkan masalah baru. Sistem yang batil tentu tak akan pernah melahirkan aturan yang benar-benar menghasilkan kemaslahatan yang hakiki, aturannya hanya berperan sebagai 'pereda' bukan penyembuh. 

Kaum feminisme beranggapan bahwa ketika kesetaraan gender terwujud, maka kasus kekerasan akan menurun dan kesejahteraan perempuan pun akan tercapai. Namun sayangnya disamping feminisme dan kesetaraan gender yang terus disosialisasikan, kasus kekerasan terhadap perempuan tercatat masih terus meningkat. 

Berbeda dengan Islam yang memandang bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk menggapai surga-Nya dengan berada di jalur masing-masing sesuai kodratnya. Bahkan Islam pun mengajarkan untuk tidak membenci perempuan karena ia adalah sebuah sumber kebahagiaan yang mahal harganya.

 مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”  (QS. An-Nahl [16]: 97)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تُكْرِهُوا الْبَنَاتِ فَإِنَّهُنَّ الْمُؤْنِسَاتُ الْغَالِيَاتُ

Janganlah engkau membenci anak-anak perempuan. Sesungguhnya mereka adalah sumber kegembiraan yang mahal.” (HR. Ahmad)

Sistem saat ini yang tak menjamin kehormatan dan keselamatan kaum hawa tentu menjadi pemicu tingginya kasus pelecehan dan kekerasan terhadap mereka. Maka dari itu kita membutuhkan sistem yang mempunyai solusi komprehensif dan menjamin kehormatan perempuan selalu terjaga hingga berhasil menyejahterakan perempuan. 

Hanya sistem Islam lah yang mampu menyejahterakan kaum hawa, menjaga perempuan dengan aturan-aturannya hingga menempatkan perempuan di posisi yang penting yaitu sebagai ummun warobatul baiti (Ibu dan pengatur rumah tangga) sang pendidik generasi. Begitu besar dan pentingnya peran yang dimainkan oleh wanita, Islam memberikan perhatian yang besar pula terhadapnya, menjaganya, menyiapkannya, dan mengondisikannya sedemikian rupa agar dia layak untuk mengemban tugas besar dan peranan penting yaitu mencetak generasi unggulan.

Sistem Islam menjamin perlindungan perempuan dari tindakan kekerasan di rumah. Dengan adanya syariat pernikahan yang menjamin hak dan kewajiban bagi suami istri, maka jika ada yang menistakan salah satu pihak, berarti sama saja sedang melanggar syariat Allah SWT. Artinya Islamlah yang menumbuhkan pemahaman antara suami istri dalam hal kewajiban dan hak masing-masing dengan landasan iman serta takwa. Islam juga memerintahkan wanita untuk menutup auratnya agar senantiasa terjaga kehormatannya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala befirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Ahzab 33: ayat 59)

Wallahua'lam bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak