Ibu yang Terjerat Sistem Demokrasi




Oleh : Ummu Akbar


Berita yang terbaru saat ini tentang seorang ibu yang tertekan lalu membunuh ketiga anaknya sangat memukul relung hati kita kaum ibu. Bagaimana tidak, ada banyak perempuan yang menikah lama mendambakan keturunan namun belum dikaruniai anak. Berbagai upaya dilakukan menempuh segala macam pengobatan hingga doa-doa dilantunkan tanpa mengenal putus asa.

Miris! Kasus-kasus yang terjadi saat ini semakin lama semakin parah. Bahkan kasus itu cenderung terjadi  berulang-ulang. Seorang ibu rela dan tega membunuh anaknya karena masalah ekonomi. Menurutnya, anak merupakan beban yang memberatkan kehidupan sehingga bila ditinggalkan atau dibunuh tidak akan membebani lagi.

Pemikiran yang kusut serta bercabang menjadikan seseorang, terutama ibu rumah tangga menjadi stress. Ditambah lagi dengan banyaknya kebutuhan dan tuntutan yang harus dipenuhi dalam menjalankan kehidupan. 

Keadaan sekarang yang belum stabil dan masih terjerat dalam Covid-19 tidak bisa mengurangi kasus. Walaupun penguasa sudah berupayah untuk memenuhi kebutuhan masyarat. Namun, hal itu tidak berdampak banyak. Buktinya, negara sekarang tidak pernah baik-baik saja. Masyarakat masih banyak yang mengalami dampak tidak mengenakan. 

Merosotnya pemasukan yang dialami masyarakat karena sekarang ini, menjadikan mereka semakin kalut dalam menangani dan mengatasi kehidupan. Biaya yang mahal dan tidak adanya jaminan kebutuhan dari pemerintah pun menjadi alasan bagi mereka untuk terus berusaha memenuhi kebutuhan sendiri, walaupun dengan berbagai cara. Mirisnya kini, anak yang seharusnya didorong untuk menjadi tonggak kemajuan bangsa harus kehilangan nyawa dan tersiksa. 

Hal semacam itu pasti akan terus dirasakan dan dialami oleh masyarakat jika mereka masih mengandalkan penguasa saat ini. Sistem yang tengah memimpin ini, tidak akan pernah memberikan dampak baik dan mensejahterakan rakyat. 

Malahan jika diteruskan seperti ini akan ada banyak lagi kasus-kasus yang bertebaran dan kerusakan yang terjadi. Walaupun diberlakukan pemilihan pemimpin baru, jika sistemnya saja masih memakai aturan kapitalisme, maka tidak akan pernah tercipta rasa keadilan, kedamaian, bahkan kesejahteraanan. 

Jika sistem sekarang terus dibiarkan hidup dan tegak, pasti nantinya akan memproduksi kegagalan yang merugikan masyarakat. Jika diperhatikan, dalam kurun waktu dekat pun selalu ada masalah dan kerusakan. 

Masyarakat harusnya sadar, berjuta-juta kali pun mengganti penguasa tidak akan bisa berdampak baik bagi kehidupan. Sebab rezim yang senantiasa membisniskan segala sesuatu itu, tak akan pernah memikirkan rakyat. Yang ada mereka hanya mementingkan diri sendiri dan jabatannya. 

Berbeda dengan sistem Islam yang telah memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan dengan menetapkan beban nafkah dan peran sebagai kepala keluarga ada pada pundak suami, bukan pada diri istri. Sehingga istri tidak usah bersusah payah bekerja ke luar rumah dengan menghadapi berbagai risiko sebagaimana yang dialami perempuan-perempuan bekerja dalam sistem kapitalis sekarang ini.

Bahkan, khilafah akan memfasilitasi para suami untuk mendapatkan kemudahan mencari nafkah dan menindak mereka yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya. Juga mewajibkan para wali perempuan untuk menafkahi, jika suami tidak ada. Jika pihak-pihak yang berkewajiban menafkahi memang tidak ada, negaralah yang akan menjamin pemenuhan kebutuhan para ibu.

Dengan penerapan hukum Islam, kemuliaan para ibu sebagai pilar keluarga dan masyarakat demikian terjaga, sehingga mereka mampu mengoptimalkan berbagai perannya, baik sebagai individu,  istri,  ibu, maupun  anggota masyarakat. 

Dalam naungan khilafah juga, tidak akan ada lagi kerusakan dalam kasus rumah tangga serta pembunuhan ibu dan anak. Karena Islam sudah mengatur segala aspek kehidupan dengan baik yang berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Bukan karena aturan yang berasal dari pikiran apalagi hawa nafsu semata. Islam juga adalah sebaik-baiknya aturan yang harus dipakai karena berasal dari Allah SWT.
Sudah saatnya sistem Demokrasi ini mati dan Khilafah yang dinanti, demi kesejahteraan dan keadilan umat.

Wallahu alam bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak