Oleh: Suci Ummu Radhan
Ibu, tak terkira pengorbanannya, sosok itulah yang mengandung selama kurang lebih sembilan bulan. Saat melahirkan pun tak dihiraukannya rasa sakit, bahkan nyawa rela untuk dipertaruhkan demi melihat sosok yang dikandungnya. Perjuangan tak berhenti sampai itu, karena ibulah yang menyusui dan merawat anak-anaknya, selalu mencoba mengerti apapun yang diinginkan anak. Rasa lelah pun dikesampingkannya demi mendahulukan kebutuhan anaknya.
Mungkin karena itu islam begitu memuliakan kedudukan Ibu, bahkan kemuliaannya melebihi sosok ayah. Disebutkan dalam Al-Qur'an berulangkali di berbagai surat. Diantaranya dalam surat Luqman ayat 14 , yang artinya :
" Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu - Bapaknya, Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah , dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang Ibu-Bapak mu, hanya kepada-Ku lah kembalimu".
Seorang sahabat bertanya kepada Nabi, Wahai Rasulullah , kepada siapakah seharusnya aku harus berbakti pertama kali ?" Nabi menjawab " Ibumu" sampai d ulang tiga kali , baru kemudian yang ke empat Nabi mengatakan " Ayahmu".
Imam Al-Qurtubhi menjelaskan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang Ibu harus tiga kali lipat besarnya. Karena seorang Ibu mengalami tiga fase kepayahan, mulai dari fase kehamilan, melahirkan, lalu menyusui, karena itu Ibu berhak mendapatkan kebaikan tiga kali lebih besar dibandingkan Ayah.
Berbakti kepada Ibu merupakan ibadah yang sangat agung, bagaimanapun banyaknya kebaikan seorang anak tidak akan pernah bisa membalas segala pengorbanan Ibu. Bahkan belum mampu untuk membalas satu kali tarikan nafas sang Ibu saat melahirkan. Maka, muliakanlah, hormatilah, patuhi perintah kebaikannya, serta memohon ridhonya, karena melalui hal-hal tersebut kita akan mendapatkan Ridho Allah subhanahu wa ta'aala.
Wallahu'alam bish shawab