Oleh : Tri Silvia *
.
.
Seakan mengikuti tren isu kekinian, Personel gabungan Polres Serang, Kodim 0602 Serang, dan Satpol PP Pemkab Serang menggelar operasi gabungan penertiban spanduk dan baliho ilegal yang tidak sesuai ketentuan, termasuk spanduk dan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab (HRS) yang tak luput dari sasaran penertiban. (Bantennews.co.id, 24/11/2020)
.
Entah, ada kesamaan motif atau tidak dengan penurunan baliho HRS yang ada di wilayah Jakarta. Namun berita ini sontak menjadi perhatian khalayak. Pasalnya, penertiban dan penurunan baliho yang dilakukan di Serang terjadi tidak lama setelah aksi penurunan di wilayah Jakarta.
.
Tak hanya penurunan baliho, berbagai tindak dan pernyataan tidak wajar pun kemudian keluar dari kedua belah pihak yang berhasil membuat suasana semakin memanas, seakan memang ada pihak yang berusaha untuk mengkonfrontir keduanya. Permasalahan menjadi semakin rumit, pasalnya pihak yang memulai nyatanya tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penurunan atau mengeluarkan pernyataan apapun.
.
Banyak keganjilan yang terlihat dalam kasus ini, hingga banyak pula yang kemudian berspekulasi tentang apa motivasi di balik aksi beringas yang dilakukan. Mulai dari panjat sosial hingga pengalihan isu. Semua hal tersebut nyatanya tidak terlalu penting, sebab segala masalah ini meliputi seorang ulama yang begitu dicintai oleh masyarakat.
.
Hal tersebut menjadi hal yang paling penting sebab nyatanya Islam menempatkan ulama di kedudukan yang mulia. Bahkan disebut sebagai pewaris para Nabi. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang artinya,
.
"Para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (harta). Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak (menguntungkan).” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud)
.
Oleh sebab itulah Islam sangat memuliakan ulama dan memandang setiap perbuatan penghinaan kepada mereka adalah penghinaan terhadap Islam itu sendiri. Maka dari itu sikap kebencian dan penurunan baliho tanpa alasan merupakan hal yang tidak terpuji, seolah-olah mengatakan bahwa ulama tersebut berbahaya dan harus dijauhi oleh masyarakat.
.
Sangat miris, mengingat bagaimana para ulama terdahulu menjadi garda terdepan perjuangan melawan penjajahan. Tak hanya buku dan pulpen yang mereka pegang, melainkan senjata.
.
Wallahu A'lam bis Shawwab
*(Pemerhati Masyarakat)
Tags
Opini